7
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kata ”kebijakan” sulit untuk diberi makna tunggal. Namun demikian, kebijakan dapat dibedakan dengan keputusan.
Beberapa pembedaan keduanya antara lain: a. kebijakan memiliki ruang lingkupnya yang lebih luas dibandingkan dengan
keputusan. Kebijakan terdiri atas serangkaian keputusan yang saling terkait guna mengatasi masalah tertentu;
b. setiap kebijakan mungkin dibuat berdasarkan langkah-langkah yang panjang dan rumit. Keputusan dipilih dari berbagai alternatif yang ada;
c. keputusan dibuat oleh decision makers yang dapat berupa sekelompok orang ataupun suatu organisasi.
Dalam bahasa yang sederhana pada hakikatnya studi tentang kebijakan mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: apa what, mengapa why, kapan
when, dimana where, oleh dan untuk siapa who atau for whom, serta bagaimana how Studi tentang kebijakan biasanya mencakup penelusuran terhadap interaksi
yang berlangsung antar individu, kelompok, dan organisasi dalam pembuatan keputusan.
2.1.2 Konsep Publik
Kata publik banyak digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan bersama, seperti: zonning area untuk kawasan hutan mangrove, public
transportation, public facilities, public toilet, dll. Istilah publik timbul karena adanya keyakinan bahwa ada wilayah yang memerlukan campur tangan dan pengaturan dari
pemerintah. Istilah ”publik” menjadi lawan dari istilah ”privat”. Namun, batasan antara
wilayah publik dan wilayah privat sulit untuk didefinisikan secara jelas. Hubungan antara keduanya pun cukup kompleks dan selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Dahulu fasilitas publik seperti, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum fasum identik dan selalu disediakan oleh pemerintah. Akan tetapi berbeda dengan
dewasa ini, hampir dari pelayanan seperti di atas, fasilitas publik, justru disediakan oleh swasta.
8
Para ahli ekonomi misalnya, mencoba membedakan antara sektor publik dan sektor privat dengan menganalisis ”nature of goods and services”. Samuelson 1994:
42 mengartikan public goods adalah barang dan jasa yang mempunyai sifat jointness dikonsumsi secara bersama-sama oleh banyak orang dan non-excludable yang
tidak membayar sulit untuk dicegah agar tidak ikut menikmatinya. Contoh public goods adalah pertahanan defense dan peraturan perundangan legal order yang
tidak dapat disediakan melalui mekanisme pasar. Public goods biasanya diproduksi oleh negara dan dibiayai melalui pajak karena hubungan antara yang membayar dan
yang menikmati barang dan jasa tersebut sulit dibedakan secara jelas. Sementara itu, private goods adalah barang dan jasa yang mempunyai sifat
rivalry dikonsumsi sendiri-sendiri, dan kalau sudah digunakan bagian tersebut tidak dapat lagi digunakan oleh pihak lain dan excludable hanya orang tertentu yang
dapat menikmatinya. Disamping itu, ada pula tool goods dan common-pool goods. Toll goods mempunyai sifat jointness namun excludable, seperti kawasan Pantai
Ancol; jalan tol, TV kabel, dsb. Common-pool goods mempunyai sifat rivalry namun non excludable, seperti kawasan hutan mangrove, kawasan tangkapan ikan; dan
kawasan pangkalan perahu. Pemanfaatan kedua jenis barang dan jasa ini biasanya juga perlu diatur oleh pemerintah.
Disamping penyediaan public goods, pemerintah juga melakukan intervensi dalam produksi merit goods, yaitu barang jasa yang nilainya melebihi biaya untuk
memproduksinya, seperti: pengelolaan kawasan pantai, reboisasi hutan mangrove; pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkontribusi terhadap peningkatan
produktivitas sumberdaya alam, SDM dan ekonomi.
2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik