50 perlahan ke dalam lubang, posisi tulangan terus dijaga supaya tidak
menyentuh dinding lubang bor dan posisinya harus benar – benar di tengahdi pusat bor.
d. Jika level yang diinginkan berada di bawah permukaan tanah, maka digunakan besi penggantung.
e. Setelah tulangan dimasukkan, kemudian pipa tremie dimasukkan. Pipa tremie disambung – sambung untuk memudahkan proses
instalasi dan juga untuk memudahkan pemotongan tremie pada waktu pengecoran. Ujung pipa tremie berjarak 25 – 50 cm dari dasar
lubang pondasi. Jika jaraknya kurang dari 25 cm maka pada saat pengecoran beton lambat keluar dari tremie, sedangkan jika jaraknya
lebih dari 50 cm, maka saat pertama kali beton keluar dari tremie akan terjadi pengenceran karena bercampur dengan air pondasi
penting untuk diperhatikan. Pada bagian ujung atas pipa tremie disambung dengan corong pengecoran.
4. Pengecoran dengan Ready Mix Concrete
Proses pengecoran harus segera dilakukan setelah instalasi tulangan dan pipa tremie selesai, guna menghindari kemungkinan
terjadinya kelongsoran pada dinding lubang bor. Oleh karena itu pemesanan ready mix concrete harus dapat diperkirakan
waktunya dengan waktu pengecoran.
51 Proses pengecoran dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Pipa tremie dinaikkan setinggi 25 -50 cm di atas dasar lubang bor
, air dalam pipa tremie dibiarkan dulu stabil, kemudian dimasukkan bola karet atau mangkok karet yang
diameternya sama dengan diameter dalam pipa tremie, yang berfungsi untuk menekan air campur lumpur ke dasar lubang
sewaktu beton dituang pertama sekali, sehingga beton tidak bercampur dengan lumpur.
2.
Pada awal pengecoran, penuangan dilakukan lebih cepat,
hal ini dilakukan supaya bola karet dapat benar – benar menekan air campuran lumpur di dalam pipa tremie, setelah
itu penuangan distabilkan sehingga beton tidak tumpah dari corong.
3.
Jika beton dalam corong penuh, pipa tremie dapat
digerakkan naik turun dengan syarat pipa tremie yang tertanam dalam beton minimal 1 meter pada saat pipa tremie
dinaikkan. Jika pipa tremie yang tertanam dalam beton terlalu panjang, hal ini dapat memperlambat proses pengecoran,
sehingga perlu dilakukan pemotongan pipa tremie dengan memperhatikan syarat bahwa pipa tremie yang masih
tertanam dalam beton minimal 1 meter. 4.
Pengecoran dilakukan dengan mengandalkan gaya gravitasi bumi
gerak jatuh bebas, posisi pipa tremie harus
52 berada pada pusat lubang bor, sehingga tidak merusak
tulangan atau tidak menyebabkan tulangan terangkat pada saat pipa tremie digerakkan naik turun. Pengecoran
dihentikan 0,5 – 1 meter diatas batas beton bersih, sehingga kualitas beton pada batas bersih benar – benar terjamin
bebas dari lumpur. Setelah pengecoran selesai dilakukan, pipa tremie diangkat dan dibuka, serta dibersihkan. Batas
pengecoran diukur dengan meteran kedalaman. 5.
Penutupan KembaliBack Filling Lubang pondasi yang
telah selesai di cor ditutup kembali dengan tanah setelah beton mengeras dan stand pipe dicabut, kemudian tanah
tersebut dipadatkan, sehingga dapat dilewati truck dan alat – lat berat lainnya.
6.
Drainase dan pagar sementara selama pelaksanaan pekerjaan
Bored pile. Untuk menampung air dan lumpur
buangan dari lubang bored pile, dibuat proteksi sementara menggunakan karung yang diisi pasir. Pagar sementara
dibuat dan dipasang untuk melindungi lokasi pekerjaan dari masyarakat umum, gangguan lalulintas, dll.
53 Gambar 2.7 Pelaksanaan Pondasi Bored pile secara keseluruhan Pelaksanaan
Pondasi Bored pile dengan Metode RCD
2.5. MEH Metode Elemen Hingga Bidang Geoteknik 2.5.1. Metode Elemen Hingga
Metode elemen hingga adalah prosedur perhitungan yang dipakai untuk mendapatkan pendekatan dari permasalahan matematis yang sering muncul pada
rekayasa teknik dari metode tersebut yang membuat persamaan matematis dengan berbagai pendekatan dan rangkaian persamaan aljabar yang melibatkan nilai -
nilai pada titik – titik diskrit pada bagian yang dievaluasi. Persamaan metode elemen hingga dibuat dan dicari solusinya dengan sebaik mungkin untuk
54 menghindari kesalahan pada hasil akhirnya. Jaring mesh terdiri dari elemen -
elemen yang dihubungkan oleh node. Node merupakan titik - titik pada jaring di mana nilai dari variabel primernya dihitung. Misal untuk analisa displacement,
nilai variabel primernya adalah nilai dari displacement. Nilai - nilai nodal displacement
diinterpolasikan pada elemen agar didapatkan persamaan aljabar untuk displacement, dan regangan, melalui jaring - jaring yang terbentuk.
Program ini melakukan perhitungan berdasarkan metode elemen hingga yang digunakan secara khusus untuk melakukan analisis deformasi dan stabilitas
untuk berbagai aplikasi dalam bidang geoteknik. Kondisi sesungguhnya dapat dimodelkan dalam regangan bidang maupun secara axisymetris. Program ini
menerapkan metode antarmuka grafis yang mudah digunakan sehingga pengguna dapat dengan cepat membuat model geometri dan jaring elemen berdasarkan
penampang melintang dari kondisi yang ingin dianalisis. Program ini terdiri dari empat buah sub-program yaitu masukan, perhitungan, keluaran, dan kurva
Metode elemen hingga pada rekayasa geoteknik memiliki sedikit perbedaan dengan metode elemen hingga pada rekayasa struktur, sebab dalam
rekayasa geoteknik terjadi interaksi elemen yang memiliki kekakuan yang berbeda. Seperti halnya pondasi dan tanah, dalam menganalisis pondasi dengan
metode elemen hingga terdapat perdeaan kekakuan antara dua elemen, yaitu elemen tanah dan elemen struktur atau pondasi itu sendiri.
55 Gambar 2.8 Contoh pemodelan pondasi
Adapun tahapan – tahapan analisa dengan menggunakan metode elemen hingga adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan Tipe Elemen
Gambar 2.9 Jenis – Jenis Elemen Ada tiga pembagian elemen secara garis besar dalam metode elemen
hingga, yaitu
56 -
1D line elements ; sering dipakai dalam pemodelan beam element. Beam element
menerima momen tahanan bending moment, tegangan normal dan juga tegangan geser.
- 2D plane elements : bentuk elemen 2D yang umum dipakai dalah triangular
element segitiga dan quadrilateral element
segiempat. -
3D : secara umum elemen – elemen 3D bisa dibedakan
menjadi solid elements, shell elements, dan solid – shell elements.
Bentuk elemen 3D yang umum dipakai adalah tetrahedral element
limas segitiga dan hexahedral element
balok.
Di dalam elemen terdapat dua jenis titik, yaitu titik nodal dan juga titik integrasi. Titik nodal adalah titik yang penghubung antar elemen. Perpindahan
terjadi pada titik nodal. Titik integrasi stress point dapat diperoleh tegangan dan regangan yang terjadi pada elemen.
Gambar 2.10 Titik Nodal dan Integrasi
57
2.5.2. Fungsi Perpindahan shape function