Studi Parameter Parameter Tanah

65

2.5.11 Model Tanah Lunak Soft Soil

Seperti pada pemodelan Mohr – Coulomb, batas kekuatan tanah dimodelkan dengan parameter kohesi c, sudut geser dalam tanah ϕ, dan sudut dilantasi ψ. Sedangkan untuk kekakuan tanah dimodelkn menggunakan parameter λ dan k , yang merupakan parameter kekakuan yang didapatkan dari uji triaksial maupun oedometer. λ ∗ = � � 2.31+ � 2.18 � ∗ = 2 � � 2.3 1+ � 2.19 Model Soft Soil ini dapat memodelkan hal – hal sebagai berikut : - Kekakuan yang berubah bersama dengan tegangan Stress Dependent Stiffness - Membedakan pembebanan primer primary loading terhadap unloading – reloading - Mengingat tegangan pra – konsolidasi

2.5.12 Studi Parameter

Model tanah yang dipilih adalah model Mohr – Coulomb, dimana perilaku tanah dianggap elastis dengan parameter yang dibutuhkan yaitu : 1. Berat isi tanah γ kNm 3 , didapat dari hasil pengujian laboratorium 66 2. Modulus elastisitas, E stiffness modulus digunakan pendekatan terlebih dahulu dengan memperoleh Modulus Geser Tanah G, sehingga nilai E dapat diperoleh melalui persamaan : � = 2 � 1 + υ 2.20 3. Poisson’s ratio υ diambil nilai 0.2 – 0.4 4. Sudut Geser Dalam ϕ didapat dari hasil pengujian laboratorium 5. Kohesi c didapat dari hasil pengujian laboratorium 6. Sudut dilantasi ψ diasumsikan sama dengan nol. 7. Perilaku tanah dianggap elastis a. Tiang pancang, material yang dipilih adalah linier elastis Gambar 2.14 Tab Parameter untuk Model Mohr – Coulomb 67

2.5.13 Parameter Tanah

 Modulus Young E Terdapat beberapa usulan nilai E yang diberikan oleh peneliti, diantaranya pengujian sondir yang dilakukan oleh DeBeer 1965 dan Webb 1970 memberikan korelasi antara tahanan kerucut q c dan E sebagai berikut : E = 2 q c dalam satuan kgcm 2 2.21 Bowles memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data sondir, sebagai berikut : E = 3 q c untuk pasir 2.22 E = 2 – 8 q c untuk lempung 2.23 dengan q c dalam kgcm 2 Nilai perkiraan modulus elastisitas dapat diperoleh dengan pengujian SPT Standard Penetration Test. Nilai modulus elastis yang dihubungkan dengan nilai SPT, sebagai berikut: � = 6� + 5 � �� 2 ⁄ untuk pasir berlempung 2.24 � = 10� + 15 � �� 2 ⁄ untuk pasir 2.25 68 Tabel 2.4 Korelasi N-SPT dengan modulus elastisitas pada tanah pasir Schmertman, 1970 Subsurface Condition Penetration Resistance Range N Friction Angle Φ deg Poisson Ratio v Relative Density D r Young’s Modulus Range E s psi Shear Modulus Range G psi Very Loose 0 – 4 28 0.45 0 – 15 0-440 0-160 Loose 4 – 10 28 – 30 0.40 15 – 35 440- 1100 160-390 Medium 10 – 30 30 – 36 0.35 35 – 65 1100- 3300 390- 1200 Dense 30 – 50 36 – 41 0.30 65 – 85 3300- 5500 1200- 1990 Very Dense 50 - 100 41 - 45 0.2 85 – 100 5500- 11000 1990- 3900 Es = 2 q c psf G = � � 21+ � ; dimana v = 0,5 69 Tabel 2.5 Korelasi N-SPT dengan modulus elastisitas pada tanah lempung Randolph,1978 Subsurface Condition Penetration Resistance Range N Poisson Ratio v Shear Strength Su psf Young’s Modulus Range E s psi Shear Modulus Range G psi Very soft 2 0.45 250 170 – 340 60-110 Soft 2 – 4 0.40 375 260 – 520 80-170 Medium 4 – 8 0.35 750 520 – 1040 170-340 Lanjutan Tabel 2.5 Subsurface Condition Penetration Resistance Range N Poisson Ratio v Shear Strength Su psf Young’s Modulus Range E s psi Shear Modulus Range G psi Stiff 8 – 15 0.30 1500 1040– 2080 340-690 70 Very Stiff 15 - 30 0.2 3000 2080-4160 690-1390 Hard 30 40 60 80 100 120 0.004 0.004 0.0035 0.0035 0.003 0.003 4000 5000 7000 9000 11000 13000 2890-5780 3470-6940 4860-9720 6250-12500 7640-15270 9020-18050 960-1930 1150-2310 1620-3420 2080-4160 2540-5090 3010-6020 E s = 100-200S u psf G = � � 21+ � ; dimana v = 0,5  Poisson’s Ratio μ Rasio poisson sering dianggap sebesar 0,2 – 0,4 dalam pekerjaan – pekerjaan mekanika tanah. Nilai sebesar 0,5 biasanya dipakai untuk tanah jenuh dan nilai 0 sering dipakai untuk tanah kering dan tanah lainnya untuk kemudahan perhitungan. Tabel 2.6 Hubungan Jenis Tanah, konsistensi dan Poisson’s Ratio μ Soil Type Description μ Clay Soft 0.35 – 0.40 Medium 0.30 – 0.35 71 Stiff 0.20 – 0.30 Sand Loose 0.15 – 0.25 Medium 0.25 – 0.30 Dense 0.25– 0.35  Berat Jenis Tanah Kering γ dry Berat jenis tanah kering adalah perbandingan antara berat tanah kering dengan satuan volume tanah. Berat jenis tanah kering dapat diperoleh dari data Soil Test dan Direct Shear.  Berat Jenis Tanah Jenuh γ sat Berat jenis tanah jenuh adalah perbandingan antara berat tanah jenuh. Dimana ruang porinya terisi penuh dengan air. � ��� = � � � + � 1+ � � � � 2.26 sumber : Braja, 1995 dimana : G s : Spesific Gravity e : Angka Pori γ w : Berat Isi Ai Nilai – nilai dari G s , e dan γ w didapat dari hasil pengujian tanah dengan Triaxial Test dan Soil Test 72  Sudut Geser Dalam ϕ Sudut geser dalam tanah dan kohesi merupakan faktor dari kuat geser tanah yang menentukan ketahan tanah terhadap deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah. Deformasi dapat terjadi akibat adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Nilai dari sudut geser dalam tanah didapat dari engineering properties tanah, yaitu dengan triaxial test dan direct shear test .  Kohesi c Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Nilai dari kohesi didapat dari engineering properties, yaitu dengan triaxial test dan direct shear test .  Permeabilitas k Berdasarkan persamaan Kozeny – Carman, nilai permeabilitas untuk setiap layer tanah dapat dicari dengan menggunakan rumus : � = � 3 1+ � 2.27 Untuk tanah yang berlapis – lapis harus dicari nilai permeabilitas untuk arah vertikal dan horizontal dapat dicari dengan rumus : � � = � � �1 �1 �+ � �2 �2 �+⋯+� �� �� � 2.28 sumber : Das, 1995 73 dimana : H : tebal lapisan e : angka pori k : koefisien permeabilitas k v : koefisien permeabilitas arah vertikal k h : koefisien permeabilitas arah horizontal Nilai koefisien permeabilitas tanah dapat ditentukan berdasarkan jenis tanah tersebut seperti pada Tabel 2.6 berikut ini : Tabel 2.7 Nilai Koefisien Permeabilitas Tanah Das, 1995 Jenis Tanah K cmdtk ftmnt Kerikil bersih 1.0 - 100 2.0 - 200 Pasir kasar 1.0 – 0.01 2.0 – 0.02 Pasir halus 0.01 – 0.001 0.02 – 0.002 Lanau 0.001 – 0.00001 0.002 – 0.00002 Lempung 0.000001 0.000002 74

2.6 Uji Pembebanan Loading Test

Dokumen yang terkait

Analisa Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

36 244 140

Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

19 114 133

Chapter I Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

0 1 6

Chapter II Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

0 0 62

Reference Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

0 2 2

Appendix Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Elemen Hingga Terhadap Metode Analitik Dan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall Dan Condominium)

0 5 62

Perbandingan Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Elemen Hingga Terhadap Metode Analitik Dan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall Dan Condominium)

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Umum - Analisa Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

0 3 79

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS PROYEK MANHATTAN MALL DAN CONDOMINIUM ) TUGAS AKHIR - Analisa Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall d

1 0 13