Televisi sebagai Media Dakwah
acara dengan nuansa islami sebagai penghormatan dan sebagai penyeimbang bagi tayangan yang lebih tertuju kepada politis, informatif
dan hiburan. 1.
Efektifitas Dakwah melalui Media Televisi Abad ini adalah abad informasi. Teknologi telah melahirkan media
baru yang lebih efisien, efektif dan mencapai jangkauan yang lebih luas. Semua teknologi komunikasi dapat digunakan sebagai media dakwah,
salah satunya adalah televisi. Dalam perkembangannya sekarang televisi sudah memasyarakat seperti halnya radio. Kini hampir setiap orang sudah
dapat menikmati siaran televisi. Televisi merupakan hasil teknologi komunikasi yang dapat menyiarkan suatu program dalam bentuk suara
sekaligus gambar audio-visual dari stasiun yang memancarkannya sehingga Dr. Jack Lyle
33
, Director Of Communication Institute The West Center pernah menyatakan di depan rapat staff Menteri Penerangan RI,
tentang efektifitas dalam menjalankan fungsi televisi, ia menyatakan sebagai berikut :
Bahwa televisi untuk kita sebagai jendela dunia. Apa yang kita lihat melalui jendela ini sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi
kita, hal ini seperti diungkapkan oleh Walter Lippman beberapa tahun lalu, bahwa dalam pikiran kita ada semacam ilustrasi gambar dan gambar-
gambar ini merupakan sesuatu yang penting dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali yang berkenaan dengan orang, tempat
33
Darwanto Sastro Subroto, Televisi sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta : Duta Wacana University Press, 1994, hal. 89
situasi yang tidak setiap orang bertemu mengunjungi, atau telah mempunyai pengalaman.
Apabila kita melihat perkembangan pertelevisian di Indonesia, maka kita sangat bergembira dengan adanya kebijakan pemerintah yang
membolehkan beroperasinya stasiun-stasiun televisi swasta seperti, RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, TV 7, LATIVI, JAK TV, O CHANNEL,
dan SPACE TOON. Dari sekian banyak stasiun televisi tersebut, kini telah hadir setiap hari di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang menyajikan
program-program tayangan yang beraneka ragam, dari yang sifatnya hiburan, pendidikan, dakwah islamiyah dan lain sebagainya.
Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan
melalui siaran gambar sekaligus narasinya suaranya. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam bentuk ceramah,
sandiwara, pragmen ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang pirsawan dapat mengikuti dakwah, seakan ia berhadapan dan
berkomunikasi langsung di hadapan dai. Sangat menarik dakwah melalui televisi, dan apalagi jika dai benar-benar mampu menyajikan dakwahnya
dalam suatu program yang mudah dan disenangi berbagai kalangan masyarakat.
34
Kelebihan dakwah melalui media televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah disamping menarik karena kemungkinan penyajian yang
34
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi dakwah, Surabaya : al-Ikhlas, 1994, cet. Ke-1, hal. 87-89
bervariasi, juga kemampuannya menjangkau daerah yang cukup luas. Seorang dai hanya cukup duduk beraction di studio tanpa harus
tergantung berkumpulnya komunikan, sebaliknya komunikan tidak lagi harus menyiapkan diri secara resmi mengikuti suatu program dakwah
seperti halnya untuk menghadiri pengajian. Di tengah perubahan masyarakat dan bangsa, serta akselerasi
perkembangan dunia, memang mau tidak mau dakwah islamiyah harus mengakomodir peran dan fungsi perangkat komunikasi dan informasi
modern dengan segenap kemajuan teknologinya. Dengan menggunakan teknologi demikian dakwah islamiyah akan lebih efektif dan efisien, selain
juga akan lebih luas lagi jangkauannya. Persoalannya tinggal bagaimana setiap mendayagunakan dan menghasilgunakan segenap kecanggihan
teknologi komunikasi tersebut secara optimal.
35
Oleh karena itu kita juga harus menyadari, bahwa kemajuan di bidang teknologi dan alat-alat komunikasi massa mengharuskan kita untuk
menyesuaikan dalam teknologi dan metodologi dakwah serta media dakwah. Jika tidak ada kesesuaian antara media dakwah dengan berbagai
bidang teknologi alat-alat komunikasi, maka sulit rasanya kegiatan dakwah dapat berkembang.
Dengan demikian jelaslah, secara fungsional televisi menjadi perangkat strategi dan universal bagi usaha memacu pembangunan mental
spiritual dan akhlak masyarakat. Sejumlah kecanggihan yang dimiliki oleh
35
A. Alatas Fahmi, Peran dan Fungsi Sosio Kultural TV Swasta dalam Dakwah Islam, Jakarta : Salam, 2 Juli 1992, hal. 4
televisi dengan segenap perkembangan artistik, estetik, dan etiknya dapat didayagunakan secara optimal untuk mendorong manusia mendalami
ajaran agamanya secara lebih intens. Sumbangan televisi swasta terhadap dakwah Islam dapat pula ditampilkan melalui program-program acara lain,
baik film, musik, atau sinetron dan lainnya. Melalui keragaman program acara seperti itulah dakwah Islam dapat
dilakukan dengan berpegang pada etika dakwah. Sumbangan televisi swasta bagi dakwah Islam sejalan dengan usianya yang masih sangat
muda, belum seberapa banyak. Sehingga, masih memungkinkan untuk dikembangkan di masa mendatang. Namun, semua itu akan menjadi
kenyataan, apabila partisipasi umat, pemuka-pemuka agama, budayawan, artis dan musisi-musisi beragama Islam semakin memainkan perannya
sebagai media dakwah alternatif.
36
36
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi dakwah, Surabaya : al-Ikhlas, 1994, cet. Ke-1, hal 5