Ruang Lingkup Televisi LANDASAN TEORITIS
                                                                                lalu  gelombang  elektro  magnetik  diubah  kembali  menjadi  gambar  dan suara  yang  dapat  kita  nikmati  di  layar  televisi.  Sedangkan  pada  televisi
kabel  gelombang  elektro  magnetik  tersebut  disalurkan  melalui  kabel  ke pesawat penerima.
Jelas  televisi  siaran,  untuk  dapat  diterima  di  rumah  harus  melalui proses-proses  tertentu.  Kecanggihan  yang  ada  pada  televisi  ini  bila  tidak
ditunjang  dengan  sumber  daya  manusia  menyebabkan  televisi  yang diterima  menjadi  tontonan  yang  membosankan.  Karenanya  untuk
menjadikan televis siaran ini tetap survive, maka dibutuhkan tenaga-tenaga handal di bidangnya dan juga manajerial yang kuat, sedikitnya ada delapan
hal  yang harus dimiliki individu-individu  di televisi siaran, individu  yang handal tersebut harus memiliki :
a. Keahlian di bidang masing-masing
b. Tanggung jawab profesi
c. Kreativitas
d. Sifat untuk bekerja sama tidak egoistis
e. Kepemimpinan bijaksana tegas tapi tidak kaku
f. Kesadaran pada fungsinya masing-masing
2. Sejarah dan Perkembangan Televisi
Peletakan  dasar  utama  teknologi  pertelevisian  dimulai  tahun 1884, ketika insinyur Jerman bernama Paul  Nipkow mampu menciptakan
mekanisme  televisi  dengan  benar  untuk  pertama  kali.  Ia  menemukan
sebuah  alat  yang  kemudian  disebut  sebagai  Nipkow  disk  atau  Nipkow Sheibe.
30
Mesin  penyaring  gambar  ciptaannya  tersebut  di  kemudian  hari  akan dikembangkan  pada  eksperimen  sistem  televisi  1923
–  1925  di  Amerika Serikat  oleh  Charles  F.  Jenkins  dan  di  Inggris  oleh  John  L.  Baird.
Meskipun gambar masih kelihatan kasar tapi sudah nampak jelas. Bersamaan  dengan  itu  lalu  dikembangkan  metode  mesin  penyaring
gambar yang disusun oleh seorang Inggris bernama A.A. Campbell-Swinton 1908. Selanjutnya berturut-turut muncul nama Vladimir Kosma Zworykin
1920  yang  menyempurnakan  konsep  Campbell  dengan  tabung  kamera iconoscope-nya.  Hal  yang  sama  dilakukan  penyempurnaannya  oleh  Philo
Taylor  Farnsworth  1920  yang  menemukan  sistem  elektronik  televisi.  Ia sebut  kamera  televisinya  dengan  pemotong  gambar  atau  an  image
dissector.  Ia  teruskan  proyek  tersebut  sampai  tahun  1930  dan  terhenti menjelang perang dunia kedua.
Program  siaran  televisi  atau  broadcasting  pada  publik  pertama  kali terjadi  pada  tahun  1936  di  London.  Sedangkan,  siaran  televisi  secara
reguler  dimulai  di  Amerika  Serikat  pada  tahun  1939,  tapi  dua  tahun kemudian  ditutup  sampai  berakhirnya  perang  dunia  kedua  pada  tahun
1945.    Tahun  1946  siaran  televisi  mulai  meledak.  Pada  tahun  tersebut hingga awal tahun 1950-an, perkembangan televisi berwarna hampir selalu
terlambat dibanding televisi hitam putih monochrome.
30
Deddy Iskandar Muda, “Jurnalistik Televisi,” Bandung: PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2005, Cet. Ke-2, hal. 4.
Tahun  1953,  beberapa  negara  di  Asia  berusah  mengejar  ketinggalan dalam  bidang  pertelevisian  yang  dimulai  oleh  Jepang  dan  Philipina  pada
tahun  1953,  kemudian  diikuti  oleh  negara-negara  Asia  lainnya:  Thailand pada tahun 1955, Indonesia dan Republik Rakyat Cina RRC tahun 1962,
Singapura tahun 1963, dan lain-lain.
Memang  televisi  datang  belakangan  setelah  koran  dan  radio,  tapi media  ini  memiliki  keistimewaan  yang  tidak  dimiliki  oleh  kedua  media
sebelumnya,  yaitu  kemampuannya  melipat  jarak,  ruang  dan  waktu, ditambah
dengan kekuatan
audio-visualnya. Televisi
dapat memperlihatkan  keadaan  yang  terjadi  di  manapun,  dalam  satu  menit  apa
yang  terjadi  di  belahan  dunia  lain  dapat  disaksikan  di  layar  televisi,  luar biasa.  Oleh  karena  itu,  televisi  banyak  mendapatkan  julukan,  jendela
dunia, kotak ajaib, dan lain sebagainya. Televisi  berwarna  yang  kompatibel  tercipta  pada  tahun  1953,  namun
siaran  berwarnanya  baru  terwujud  setahun  kemudian.  Perkembangan selanjutnya  pada  kualitas  televisi  yaitu  layar  lebar,  teknologi  yang  lebih
baik  untuk  siaran  dan  penerimaan  sinyal  televisi.    Ukuran  layar  televisi yang  lebar  menggunakan  cathode-ray  tubes  CRTs  dengan  ukuran
diagonal  89  atau  100  cm.  Pada  tahun  1970  dikenalkan  projection television PTVs, sekarang berupa layar seluas 2 m secara diagonal. Tipe
terbaru  PTVs  menggunakan  teknologi  liquid-crystal  display  atau  LCD juga  dikenal  dengan  digital  light  processor  DLP,  sebagai  ganti  dari
teknologi CRTs. Produksinya bahkan dikembangkan menjadi sangat kecil, mencapai ukuran 7,6 cm diagonal lurus.
Kaset  video  perekam  atau  VCRs  videocassette  recorders  sederhana yang dikenalkan pada tahun 1970, telah menjadi perangkat umum televisi.
Di akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an digital video disk DVD player  menjadi  produk  paling  sukses  dalam  sejarah  elektronik  yang
dilempar di pasaran. Sebagai  upaya  untuk  semakin  jelas,  televisi  juga  semakin  menjadi
tipis.  Panel  display  yang  berbentuk  flat  hanya  beberapa  centimeter tebalnya,  menawarkan  alternatif  pengganti  dari  CRTVs  yang  berbodi
besar.  Pun,  televisi  flat  yang  ukuran  lebar  cukup  tipis  untuk  digantung ditembok layaknya lukisan. Televisi flat banyak menggunakan layar LCD.
Teknologi  LCD  juga  sudah  digunakan  secara  luas  oleh  komputer  laptop. Datang  kemudian  televise  flat  yang  terbuat  dari  gas-plasma  display  bisa
lebih lebar lagi dari LCD. Seiring  dengan  populernya  sistem  jaringan  komputer,  televisi  dan
komputer  berkembang  secara  integratif.  Seperti  teknologi  yang mengkombinasikan  kemampuan  personal  komputer,  televisi,  DVD
players,  dan  pada  kasus  yang  sama  telepon,  dan  banyak  macam  layanan yang  bisa  disediakan.  Contohnya,  komputer  yang  dalam  hard  drivenya
dibenamkan  program  televise,  dan  berbagai  produk  home  theatre  yang terdiri dari berbagai macam produk teknologi.
                