Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Konsep Definisi Operasional

dokter setelah menyadari adanya benjolan yang terus membesar dan dibiarkan saja, dengan alasan ekonomi khawatir harus dioperasi. Terdapat tiga cara utama untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, yaitu SADARI Pemeriksaan Payudara Sendiri atau breast self examination, pemeriksaan oleh tenaga kesehatan atau clinical breast examination, dan pemeriksaan dengan mamografi Yuliana, 2005. Pendeteksian dengan ketiga cara ini ternyata mampu menekan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 25-30 Saryono, 2009. Dari ketiga cara tersebut, cara yang paling mudah dan nyaman untuk dilakukan adalah dengan melakukan SADARI Pemeriksaan Payudara Sendiri. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85 benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri Yuliana, 2005. Begitu pentingnya melakukan SADARI sebagai pendeteksian dini namun banyak wanita yang belum menyadari pentingnya melakukan deteksi dini terhadap payudara. Oleh karena itu sangat perlu mengetahui sejauh mana sebenarnya masyarakat mengetahui SADARI sebagai upaya pendeteksian dini terhadap kanker payudara.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin digali peneliti dalam penelitian ini adalah: Sejauh mana tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI tahun 2010? Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelompok umur. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan. d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan status pernikahan

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang penelitian. b. Memperoleh gambaran pengetahuan masyarakat kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI. c. Menambah pengetahuan masyarakat tentang SADARI. d. Memberikan informasi kepada lembaga terkait untuk membuat strategi penyuluhan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba Notoatmodjo, 2003.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Paham Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan. e. Sintesis Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Universitas Sumatera Utara f. Evaluasi Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003 dalam Widianti 2007, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Tingkat pendidikan Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah. c. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. d. Fasilitas Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik. f. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Universitas Sumatera Utara

2.2 Kanker Payudara

2.2.1 Anatomi Payudara

Payudara merupakan kelenjar asesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu. payudara terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk payudara sama pada laki-laki dan perempuan yang belum dewasa. Pada masa pubertas, glandula mammaria perempuan lambat laun membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran. Hal ini terjadi dibawah pengaruh estrogen yang kadarnya meningkat. Terutama yang tumbuh ialah jaringan lemak dan jaringan ikat di antara 15-20 lobus payudara Sarwono, 2007. Dasar mamma terbentang dari iga kedua sampai keenam dan dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaries media Snell, 2006. Payudara mendapat aliran darah melalui arteriae thoracicae internae dan arteriae intercostales. Arteria axillaris juga mengalirkan darah ke kelenjar payudara, yaitu melalui cabang-cabangnya, arteria thoracica lateralis dan arteria thoracoacromialis. Sedangkan aliran limfe payudara di bagi menjadi kuadran- kuadran. Kuadran lateral mengalirkan cairan limfenya ke nodi axilaris anterior dan kuadran medial mengalirkan cairan limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi thoracales internae. Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteriae intercostales posteriores dan mengalirkan cairan limfenya ke posterior kedalam nodi intercostales posteriores terletak di sepanjang arteriae intercostales posteriores. Beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limfe dari payudara sisi yang lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen Snell, 2006. Untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima regio, yaitu : a. Kuadran atas bagian medial inner upper quadrant b. Kuadran atas bagian lateral outer upper quadrant c. Kuadran bawah bagian medial inner lower quadrant d. Kuadran bawah bagian lateral outer lower quadrant e. Regio puting susu nipple Crum, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrarif dan destruktif, serta dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh progresif, dan relatif cepat membesar. Pada stadium awal tidak terdapat keluhan sama sekali, hanya berupa fibroadenoma atau fibrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, dan konsistensi padat dan keras Ramli,1994.

2.2.3 Etiologi dan Faktor resiko

Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara, yaitu : 1. Diet Diet yang tinggi lemak dan minuman beralkohol memperbesar kemungkinan terkena kanker payudara. Hal ini terjadi karena alkohol mempengaruhi aktivitas estrogen Rasjidi, 2009. 2. Faktor reproduksi a. Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda kurang dari 12 tahun. b. Menopause pada usia yang lebih tua lebih dari 50 tahun. c. Nulliparabelum pernah melahirkan d. Infertilitas e. Melahirkan anak pertama pada usia yang relatif lebih tua lebih dari 35 tahun. f. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu yang lama ≥7 tahun. g. Tidak menyusui Rasjidi, 2009. 3. Riwayat keluarga Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan resiko kanker payudara sampai 85. Selain itu, gen p53, Universitas Sumatera Utara BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara Andrijono, 2006. 4. Faktor hormonal Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara Rasjidi, 2009. 5. Riwayat adanya kelainan payudara lainnya Wanita yang didiagnosis dengan kelainan-kelainan payudara, dapat meningkatkan resiko kanker payudara American Cancer Society, 2008. 6. Radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara. Pada masa pertumbuhan, perubahan organ payudara sangat cepat dan rentan terhadap radiasi pengion Rasjidi, 2009.

2.2.4 Patofisiologi

Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi penyinaran atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan Hendrapagala, 2009. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen Sarwono, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Gejala Klinis

Ada beberapa gejala klinis payudara yang telah terkena kanker, antara lain adaah: 1. Benjolan pada payudara. 2. Puting susu tertarik kedalam, berwarna merah muda atau kecoklatan hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk. 3. Perdarahan pada puting susu. 4. Rasa sakit atau nyeri jika tumor sudah besar,sudah timbul borok, atau sudah ada metastase ke tulang. 5. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh Hendrapalaga, 2009.

2.2.6 Stadium Kanker Payudara

Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan adalah yang telah dirancang oleh American Joint Committe on Cancer Staging dan International Union Againts Cancer, yaitu: Stadium 0 DCIS termasuk penyakit Paget pada puting payudara dan LCIS. Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening negatif. Stadium IIA Karsinoma invasif dengan ukuran 2cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif. Stadium IIB Karsinoma invasif dengan ukuran lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm denan kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening. Universitas Sumatera Utara Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening terfiksasi yaitu invasi ekstranodus yang meluas diantara kelenjar getah bening atau menginvasi ke dalam struktur lain atau karsinoma dengan ukuran lebih dari 5 cmdengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi. Stadium IIIB Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ipsilateral. Stadium IV Metastasis ke tempat jauh.

2.2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi antibodi. Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual Homepedin, 2008.

1. Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor lumpectomy, mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara mastectomy. Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi Homepedin, 2008. Universitas Sumatera Utara

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan Homepedin, 2008.

3. Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir Homepedin, 2008.

4. Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit tidak dapat lagi dilakukan pembedahan. Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja Homepedin, 2008.

5. Terapi Imunologik

Sekitar 15-25 tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab Homepedin, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.2.8 Prognosa

Beberapa gambaran tumor payudara menunjang prognosisnya. Secara umum, makin kecil tumor maka akan makin baik prognosisnya. Kanker payudara bukan semata-mata keadaan patologis yang terjadi hanya dalam semalam. Kanker ini bermula dengan perubahan genetik dalam satu sel. Membutuhkan waktu hampir 16 kali penggandaan untuk karsinoma menjadi 1 cm atau lebih besar, dimana pada waktu tersebut kanker telah tampak secara klinis. Pada diagnosis hampir 45 dari pasien membuktikan adanya penyebaran regional atau metastasis. Rute yang paling sering dari penyebaran regional adalah ke nodus limfe aksilaris. Kelangsungan hidup bergantung pada penyebaran regional dari kanker Rasjidi, 2009.

2.2.9 Pencegahan Metastasis

Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak menimbulkan gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, 5-15 telah mengalami metastasis dan hampir 40 telah terjadi penyebaran secara regional. Karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan. Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menurunkan insiden kanker payudara, yaitu dengan menggunakan Tamoxifen dan dengan profilaktik mastektomi Rasjidi, 2009. Profilaktik mastektomi telah diketahui sebagai pendekatan potensial untuk menurunkan resiko kanker payudara. Cara ini mampu menurunkan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 90 bilateral mastektomi, dan 22-50 bilateal oophorectomy. Namun cara ini digunakan hanya pada wanita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi. Sedangkan langkah lain yaitu dengan menggunakan Tamoxifen yang merupakan agen nonsteroid bersifat selctive estrogen-receptor modulator mampu menurunkan angka kematian hingga 47 setelah 10 tahun pengobatan Rasjidi, 2009. Universitas Sumatera Utara 2.3. SADARI Sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara 2.3.1 Deteksi dini Deteksi dini kanker adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan Rasjidi, 2009.

2.3.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri SADARI adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan oleh wanita yang beresiko tinggi, tetapi sebaiknya dilakukan oleh seluruh wanita karena sekitar 75 kasus kanker payudara ditemukan pada wanita yang tidak dianggap beresiko tinggi Ihea, 2003. Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi Yuliana, 2005.

2.3.3. Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI Tahap 1:

Berdiri di depan cermin. Lihat kedua payudara, perhatikan apakah kedua payudara simetris dan kalau-kalau ada sesuatu yang tidak biasa seperti perubahan dalam bentuk payudara, urat yang menonjol, perubahan warna atau bentuk lain dari biasanya. Dan lihat apakah terdapat perubahan pada puting, terjadi kerutan, cawak atau pengelupasan kulit. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 SADARI posisi berdiri Kemudian perlahan-lahan angkatlah kedua lengan ke atas sambil memperhatikan apakah kedua payudara tetap simetris. Gambar 2.2 SADARI posisi berdiri dengan mengangkat lengan Tetap dalam posisi berdiri, gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya, dan sebaliknya untuk payudara kiri. Angkat tangan kiri, lalu dengan menggunakan tiga jari tangan kanan untuk merasakan payudara sebelah kiri dengan teliti dan menyeluruh. Dimulai dari ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari-jari yang pipih dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan-lahan di sekitar payudara. Anda dapat memulai pada bagian ujung luar payudara dan secara perlahan-lahan bergerak ke bagian puting, atau sebaliknya. Yakinlah untuk meraba semua bagian payudara dan termasuk daerah sekitar payudara dan ketiak, termasuk bagian ketiak itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Palpasi dengan Vertical Strip Gambar 2.4 Palpasi secara Melingkar Dekap tangan Anda di belakang kepala dan tekan tangan Anda ke depan. Kemudian, tekan tangan Anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke depan cermin ketika Anda menarik punggung dan sikut ke depan. Ini akan melengkapi bagian pemeriksaan payudara di depan cermin. Tahap 2: Rasakan adanya perubahan dengan cara berbaring. Letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan, lengan kanan di bawah kepala. Periksa payudara kanan dengan tangan kiri dengan meratakan jari-jari secara mendatar untuk merasakan adanya benjolan. Periksa pula lipatan lengan, batas luar payudara, dan ke seluruh payudara. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 SADARI Posisi Berbaring Tahap 3: Perhatikan tanda-tanda perdarahan atau keluarnya cairan dari puting susu. Caranya dengan memencet puting susu dan melihat apakah ada darah atau cairan yang keluar. Gambar 2.6 Pemeriksaan pada Puting Payudara Tahap 4: Lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri, yaitu dengan meletakkan tangan kiri di bawah kepala, lalu gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba Notoatmodjo, 2003. Tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Harjosari II akan dijabarkan berdasarkan karakteristik responden yakni berdasarkan kelompok umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status penikahan. Alat pengumpulan data berupa kuesioner sebanyak 12 pertanyaan yang langsung dijawab oleh responden. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Penilaian terhadap pengetahuan wanita tentang SADARI berupa 12 pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah, adalah sebagai berikut: a. Baik : apabila mendapat skor 9-12 b. Sedang : apabila mendapat skor 5-8 c. Buruk : apabila mendapat skor 0-4 Wanita Usia 20-40 tahun Pengetahuan SADARI Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011

0 57 65

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Selamat Tahun 2015

0 2 65

Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Set Tahun 2015

0 0 11

Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Set Tahun 2015

0 0 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Set Tahun 2015

0 0 3

Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Set Tahun 2015

0 0 11

Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Set Tahun 2015

0 0 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Wanita usia 25-45 Tahun di Kelurahan Bandar Set Tahun 2015

0 0 20

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI DUSUN NGANTI SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di D

0 0 12