BAB V DISKUSI
Berdasarkan hasil data dari hasil pengujian tarik terhadap masing-masing benda uji, baik pada metal dasar, benda uji welding tanpa proses Heat Treatmen,
maupun benda uji dengan las yang telah mengalami proses hardening maupun full annealing, yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya yaitu Bab IV. Dalam bab
ini akan menjelaskan tentang hasil pengujian tarik itu sendiri yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Dalam menganalisa hasil data dari hasil pengujian tarik akan
didapatkan data-data baik yang berupa angka, tabel maupun gambar grafik dari hasil pengujian tarik tersebut.
Tabel 5.1 Perbandingan dari hasil pengujian tarik pada setiap kondisi perlakuan kelompok benda uji.
5.1 Kekuatan Maksimum Ultimate Strength Tiap Spesimen
Kekuatan maksimum atau ultimate strength merupakan batas kemampuan maksimum material mengalami gaya tarik dari luar hingga mengalami fracture
Dieter, 1987.
Tabel. 5.2 Data hasil pengujian tarik ultimate strength tiap spesimen
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 Diagram data hasil pengujian tarik ultimate strength tiap spesimen Nilai kekuatan tarik untuk metal dasar adalah 46,05 kgmm
2
. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok welding adalah 46,77 kgmm
2
, ini berarti mengalami kenaikan sebesar 1,56 dari kelompok metal dasar. Nilai kekuatan
tarik untuk kelompok hardening adalah 49,53 kgmm
2
, hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar 7,56 dari kelompok metal dasar dan sebesar 5,90 dari
kelompok welding. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok full annealing adalah 33,13 kgmm
2
, hal ini berarti mengalami penurunan sebesar 28,06 dari kelompok metal dasar, mengalami penurunan sebesar 29,16 dari kelompok
welding dan juga mengalami penurunan sebesar 33,11 dari kelompok
hardening.
5.2 Kekuatan Luluh Yield Strength Tiap Spesimen
Tabel. 5.3 Data hasil pengujian tarik yield strength tiap spesimen
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2 Diagram data hasil pengujian tarik yield strength tiap spesimen Nilai kekuatan luluh untuk spesimen metal dasar sebesar 31,90 kgmm
2
. Nilai kekuatan luluh untuk kelompok welding sebesar 32,45 kgmm
2
, hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar 1,72 dari kelompok metal dasar. Nilai
kekuatan luluh untuk kelompok hardening sebesar 34,98 kgmm
2
, hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 9,66 dari kelompok metal dasar, dan juga
mengalami kenaikan sebesar 7,80 dari kelompok welding. Nilai kekuatan luluh untuk kelompok full annealing adalah sebesar 26,36 kgmm
2
, hal ini berarti mengalami penurunan dari kelompok lain yaitu untuk kelompok metal dasar
sebesar 17.37 , kelompok welding sebesar 18,77 dan kelompok hardening sebesar 24,64 .
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai kekuatan luluh berbanding lurus dengan nilai kekuatan tarik. Semangkin tinggi nilai kekuatan
suatu logam, maka semangkin tinggi pula nilai kekuatan luluhnya. Sebaliknya, semangkin rendah nilai kekuatan tarik suatu logam, maka semakin rendah pula
kekuatan luluh yang dimiliki logam tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pertambahan Panjang Elongation Tiap Spesimen