BAB IV DATA HASIL PENELITIAN
Setelah pengamatan, pengukuran serta pengujian dilaksanakan terhadap masing-masing benda uji, baik pada metal dasar, benda uji welding tanpa proses
Heat Treatmen, maupun benda uji dengan las yang telah mengalami proses hardening maupun full annealing, didapatkan data-data seperti yang akan
ditampilakan pada bab ini. Hasil penelitian tentang “studi perbandingan sifat mekanis terhadap pengaruh perlakuan panas pada hasil pengelasan plat baja ST
37
” diperoleh data-data yang berupa angka dalam tabel dan gambar grafik dari hasil
pengujian tarik.
4.1 Pengujian Tarik Spesimen Original
Unsur-unsur yang terkandung dalam baja akan mempengaruhi sifat-sifat mekanis dan fisis dari baja yang bersangkutan. Jenis-jenis baja umumnya
ditentukan berdasarkan kandungan unsur karbon yang terkandung dalam material baja tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan data komposisi kimia unsur-unsur
yang ada dalam material spesimen. Berdasarkan kandungan karbon dalam material dapat disimpulkan bahwa material yang digunakan tergolong low carbon
steel dengan kadar karbon 0,12 . Berikut tabel di bawah ini kandungan unsur kimia baja ST
37
dalam material.
Tabel 4.1 Komposisi kimia Baja ST
37
Sumber : Penyedia bahan Baja ST
37
Sifat baja karbon sangat tergantung pada kadar karbon oleh karena itu baja karbon di kelompokan berdasarkan kadar karbonnya. Baja dengan kadar karbon
kurang dari 0,3 disebut baja karbon rendah, baja dengan kadar karbon 0,3- 0,6 disebut dengan baja karbon sedang dan baja dengan kadar karon 0,6-1,5
disebut dengan baja karbon tinggi Amanto, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Mechanical Properties Baja ST
37
Sumber : http:www.dhtmetal.commechanicalproperties.htm Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari
material baja ST
37
sebagai material uji dalam penelitian ini. Hasil pengujian tarik pada umumnya adalah parameter kekuatan tarik ultimate strength maupun luluh
yield strength, parameter kaliatankeuletan yang ditunjukan dengan adanya prosen perpanjangan elongation maupun bentuk penampang patahannya.
Data hasil pengujian tarik pada metal dasar baja ST
37
: Prop. Limit force
: 11912.99 N Yield Force
: 11963.59 N Maximum Force
: 17267.25 N Proporsional Stress
: 317.68 Nmm
2
= 31.77 kgmm
2
Yield Stress : 319.03 Nmm
2
= 31.90 kgmm
2
Maximum Stress : 460.46 Nmm
2
= 46.05 kgmm
2
Elongation : 40.10
Tabel. 4.3 Data hasil pengujian tarik untuk metal dasar tanpa las
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Diagram data hasil pengujian tarik untuk metal dasar Berdasarkan pada hasil pengujian kekuatan tarik yang digambarkan dalam
Diagram 4.1 di atas menunjukkan kekuatan tarik material baja ST
37
sebesar 46.05 kgmm
2
sedangkan kekuatan luluhnya sebesar 31.90 kgmm
2
. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil pengujian tarik untuk metal dasar baja ST
37
masih
dalam batas Mechanical properties of Steel Grades baja ST
37
.
4.1.1 Bentuk Patahan Yang Terjadi Pada Metal Dasar
Perpatahan adalah pemisahan atau pemecahan suatu benda padat menjadi dua bagian atau lebih diakibatkan adanya tegangan. Proses perpatahan terdiri atas
dua tahap yaitu timbulnya retak dan tahap penjalaran retak.
Gambar 4.2 Bentuk penampang patahan pada metal dasar
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan bentuk penampang patahan pada metal dasar pada hasil pengujian kekuatan tarik pada Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa patahan
yang terjadi pada baja ST
37
merupakan patahan ulet. Hal ini dapat dijelaskan dalam gambar di bawah ini tentang skematis terjadinya perpatahan ulet pada
metal dasar yang diberikan gaya tarik :
Sumber : Wiryosumarto dan Okumura 2004 Gambar 4.3 Tahapan terjadinya perpatahan ulet pada sampel uji tarik pada metal
dasar Keterangan : a Penyempitan awal
b Pembentukan rongga-rongga kecil cavity c Penyatuan rongga-rongga membentuk suatu Retakan
d Perambatan retak e Perpatahan geser akhir pada sudut 45°.
4.2 Pengujian Tarik Spesimen Las Original