Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
wisata akan mendapat izin kunjungan wisata sesuai dengan izin masuk baik dengan visa atau bebas visa. Di dalam izin kunjungan tersebut dijelaskan bahwa
izin kunjungan digunakan penggunaannya untuk berwisata, tetapi kenyataannya ada juga wisatawan yang menyalahgunakannya untuk keperluan lain sebagai
sampingan bahkan ada juga wisatawan yang sama sekali tidak berwisata. Penyalahgunaan tersebut bisa terjadi karena faktor-faktor ruang lingkup
fasilitas bebas visa yang dinilai terlalu luas, dan pemberian tenggang waktu pada izin kunjungan wisata yang terlalu lama atau karena faktor petugas imigrasi
sendiri. Hal ini dimannfaatkan oleh warga negara asing untuk menyalahgunakan izin keimigrasian.
48
1. Ruang lingkup fasilitas bebas visa
Menurut Keputusan Menteri Kehakiman No. M.01-12.01.02 tahun 1993 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat BVKS. Keputusan Menteri Kehakiman
tersebut mengatur pelaksanaan teknis bebas visa, yang meliputi: a.
Kunjungan wisata b.
Kunjungan sosial budaya c.
Kunjungan usaha Kunjungan wisata adalah perjalanan mengunjungi Indonesia untuk
berlibur, menikmati objek-objek wisata dan lain-lain. Kunjungan sosial budaya
48
Hasil wawancara dengan Pejabat Imigrasi Seksi Wasdakim, Kantor Imigrasi Polonia Medan.
Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
adalah kunjungan dalam rangak mengunjungi family, melakukan penelitian dan kunjungan yang bersifat sosial budaya, sedangkan kunjungan usaha adalah
kunjungan dalam rangaka membina hubungan bisnis, pembicaraan bisnis dan penjajakan memperluas usaha bisnis di Indonesia.
49
Keputusan Menteri Kehakiman ini merupakan suatu kebijaksanaan pemerintah yang memperluas pemberian fasilitas bebas visa jika dibandingkan
dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.01-12.01.02 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Pembebasan
Keharusan memiliki visa bagi wisatawan asing, yang merupakan fasilitas untk kunjungan khusus wisata.
50
Namun, masih saja ditemukan penyalahgunaan oleh warga negara asing WNA yang melakukan perjalanan wisata atau yang biasa disebut wisatawan
asing, misalnya bekerja atau berusaha atau bahkan ada yang mengedarkan ganja atau narkotika. Hal ini yang mendasari diterbitkan Keputusan Menteri Kehakiman
No. M.01-12.01.02 tahun 1983 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat BVKS. Keputusan Menteri ini bertujuan memperjelas kepastian dan batasan fasilitas
bebas visa. Oleh karena itu, tujuan pemberian fasilitas Bebas Visa
Wisata BVW sudah diatur secara tegas.
51
Hasil penelitian Timi Evaluasi dan Analisa dari Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN yang dilakukan sejak tahun 1992-1993 disejumlah daerah
49
Lukman Bratamidjaja, Op. cit, hal. 25
50
Tim Analisa dan Evakuasi Antonius Ginting, dkk, Op. cit, hal. 9
51
Hasil wawancara dengan Pejabat Imigrasi Seksi Wasdakim, Kantor Imigrasi Polonia Medan
Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
wisata di Indonesia mengenai Pengaturan Fasilitas Bebas Visa Wisata BVW bagi orang asing yang berkunjung ke Indonesia, menyebutkan adanya pelanggaran
terhadap pemberian fasilitas Bebas Visa Wisata BVW yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.01-12.01.02 tahun
1983. Kemudian, setelah ruang lingkup fasilitas bebas visa dalam BVKS diperluas tetap saja ditemukan pelanggaran yang sama. Olah karena itu, kegagalan ini telah
dimanfaatkan orang asing sebagai salah satu cara masuknya imigran gelap ke Indonesia.
52
2. Tenggang waktu fasilitas bebas visa