1. Tindakan yuridis Tindakan administrative

Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 adanya penyalahgunaan izn keimigrasian. Tindakan ini bisa bersifat yuridis, dan bisa juga bersifat administrasi.

2. 1. Tindakan yuridis

Dalam pasal 50 undang-undang no. 9 tahun 1992 disebutkan: 73 2. 2. Tindakan administrative “orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan pemberian izin keimigrasin yang diberikan kepadanya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah.” Jadi tindakan yuridis adalah orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan maksud pemberian izin keimigrasian dan harus dibuktikan di pengadilan oleh hakim dan kemudian dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut pasal 42 Undang-undang no. 9 tahun 1992 yang mengatur mengenai tindakan keimigrasian terhadap orang asing di wilayah Indonesia, yaitu: 1 Tindakan keimigrasian dilakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan yang berbahaya dan patut akan diduga berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, atau tidak menghormati atau menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2 Tindakan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat berupa: 73 Lihat pasal 50 Undang-undang no. 9 tahun 1992 tenang keimgrasian Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 a. Pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan b. Larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilyah Indonesia c. Keharusan untuk bertempat tinggal disuatu tempat tertentu di wilayah Indonesia d. Pengusiran atau deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan masuk ke wilayah Indonesia. Dengan demikian penyalahgunaan izin keimigrasian dapat dilakukan dengan 4 empat alternative seperti disebutkan diatas dengan alasan bahwa orang asing yang bersangkutan tidak mengindahkan peraturan yang mengatur keberadaan orang asing di wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan uraian diatas tindakan-tindakan represif yang dapat diambil adalah pemidanaan, pengusiran deportasi dan memasukkan orang asing yang terlibat ke dalam daftar pencegahan dan penangkalan atau cekal black list.

a. Pemidanaan

Fungsi pemidanaan adalah sebagai penjeraan, pada RUU keimigrasian terdapat perubahn dalam hal ancaman sanksi pidana, begitu juga tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian yang diberikan kepadanya, yaitu diatur pada pasal 110, RUU keimigrasian yang berbunyi: 74 “Dipidana dengan pidana paling lama 5 lima tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah, orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang 74 Lihat Pasal 10 RUU Keimigrasian. Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya.” b. Pengusiran Pengusiran atau deportasi deportation adalah suatu tindakan sepihak dari pemerintah berupa tindakan mengeluarkan orang asing dari wilayah Republik Indonesia karena berbahaya bagi ketentraman, kesusilaan, atau kesejahteraan umum. Selain itu, bagi orang asing yang masuk serta berada di wilayah Republik Indonesia dapat juga diusir. Ketentuan mengenai deportasi ini dapat dilihat pada pasal 42 Undang-undang no. 9 tahun 1992, khususnya pada ayat 2 point d. Menurut Sri Setianingsih bahwa: 75 Sedangkan menurut I Wayan Parthiana, bahwa: “Deportasi adalah pengusiran orang asing keluar wilayah Indonesia keluar wilayah suatu negara dengan alasan bahwa orang asing tersebut wilayahnya tidak dikendaki oleh negara yang bersangkutan.” 76

c. Black list daftar cekal

“Hak suatu negara untuk mengusir orang asing yang berada di negaranya dikenal dengan pengusiran atau deportasi explution, pengusiran tersebut semata-mata berdasarkan kepentingan negara itu sendiri. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan negara asal atau negara dari mana dia semula datang.” Black list adalah istilah yang dipakai dalam bahasa sehari-hari untuk menggantikan daftar orang-orang yang tidak diperbolehkan meninggalkan Indonesia dan orang-orang yang tidak diperbolehkan memasuki wilayah Indonesia. Di dalam keimigrasian daftar ini disebut “daftar pencegahan dan 75 I Wayan Tangun Susila, dkk, Op. cit, hal. 37 76 Ibid Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 penangkalan”. Di dalam pasal 1 angka 13 dan 14 Undang-undang no. 9 tahun 1992, disebutkan pengertian dari: “Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang- orang tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia berdasarlan alasan tertentu.” “Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang- orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu.” Berdasarkan pasal 17 Undang-undang no. 9 tahun 1992, penangkalan terhadap orang asing dilakukan karena: a. Diketahui atau diduga terlibat dengan kegitan sindikasi kejahatan internasional; b. Pada saat berada di negaranya sendiri atau di negara lain bersikap bermusuhan terhadap pemerintah Indonesia atau melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik bangsa dan negara Indonesia; c. Diduga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keamanan dan ketertiban umum, kesusilaan, agama dan adat kebiasaan masyarakat Indonesia; d. Atas permintaan suatu negara, orang asing yang berusaha menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan hukuman di suatu negara tersebut karana melakukan kejahatan yang juga diancam pidana menurut hukum yang berlaku di Indonesia; e. Pernah diusir atau dideportasi dari wilayah Indonesia; dan Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 f. Alasan-alasanlain yang berkaitan dengan keimigrasian yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Mengenai pencegahan orang asing untuk memasuki wilayah RI diatur di dalam pasal 11, 12, 13, dan 14 Undang-undang no. 9 tahun 1992. Di dalam pasal disebutkan bahwa: 1 Pencegahan ditetapkan dengan keputusan tertulis. 2 Keputusan sebagaimana didalam ayat 1 memuat sekurang-kurangnya: a. Identitas orang yang terkena pencegahan b. Alasan pencegahan c. Jangka waktu pencegahan 3 Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 disampaikan dengan surat tercatat kepada orang-orang yang terkena pencegahan selambat-lambatnya 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal penetapan. Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pencegahan ditujukan kepada orang asing yang masih memiliki masalah di Indonesia, baik masalah politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, keimigrasian, pidana, perdata dan lain sebagainya yang dapat mengganggu dan mengancam stabilitas nasional. Sedangkan penangkalan ditujukan hanya kepada orang asing yang hendak masuk ke wilayah Indonesia, orang asing mana pernah terlibat masalah-masalah sebagaimana disebutkan diatas. Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009

D. Peranan Aparatur Penegak Hukum dalam Menanggulangi Tindak

Dokumen yang terkait

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG KEIMIGRASIAN (Studi Putusan Nomor 103/PID/2010/PT.TK)

3 19 64

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TEHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN (Studi Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

4 68 72

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI PROPINSI BALI.

0 2 14

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI PROPINSI BALI.

0 4 17

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI PROPINSI BALI.

0 2 10

NOTA PEMBIMBING PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IJIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN.

0 0 16

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IJIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN.

0 0 12

DAFTAR PUSTAKA PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IJIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN.

0 0 4

PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN OLEH PPNS KEIMIGRASIAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ( Studi Kasus Di Wilayah Hukum Kantor Imigrasi Kelas I Padang ).

0 0 24

PP Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 : Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian

0 0 5