Analisis Putusan Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 M E N G A D I L I Menyatakan Terdakwa :

1. Dr. K. MATHIYA H.M.B.S alias RAJA

2. Dr. KALIMUTU KUMAR MARIMUTU

tersebut diatas telah trbukti dengan sah dan meyakinkan bersalah melakukan kejahatan Menyalahgunakan Izin; Menghukum Terdakwa-terdakwa dengan hukuman denda sebesar Rp. 7.500.000,- tujuh juta lima ratus ribu rupiah dengan ketentuan jika denda tersebut tidak dibayar harus diganti dengan hukuman kurungan selama 2 dua bulan; Menghukum terdakwa-terdakwa lagi membayar ongkos perkara sebanyak Rp. 1.000,- seribu rupiah Menyatakan barang bukti berupa obat-obatan diarmpas untuk dimusnahkan dan pasport atas nama terdakwa dikembalikan kepada terdakwa;

B. Analisis Putusan

Setelah penulis mempelajari dan membaca pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Medan, maka dapat diketahui bahwasannya telah terjadi suatu tindak pidana di bidang Imigrasi yakni telah terjadinya penyalahgunaan ijin keimigrasian yang dilakukan oleh Terdakwa-terdakwa Dr. K. Mathiya H.M.B.S alias Raja dan Dr. Kalimutu Kumar marimutu keduanya berkebangsaan Malaysia Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 yang telah mendirikan usaha atau praktek tanpa memiliki ijin untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu keduanya dikenakan pidana karena telah melanggar ketentuan undang-undang yang berlaku di indonesia yakni Pasal 80 ayat 2 Sub Pasal 84 ayat 5 UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan dan Pasal 50 UU RI No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian, berdasarkan pemeriksaan di persidangan menunjukkan bahwa Terdakwa-terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Pasal 80 ayat 2 UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa : ”Barangsiapa dengan sengaja menghimpun dana dari masyarakat untuk menyelenggaraakan pemeliharaan kesehatan, yang tidak berbentuk badan hukum dan tidak memiliki izin operasional serta tidak melaksanakan ketentuan tentang jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 Ayat 2 dan Ayat 3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.” Dari ketentuan Pasal ini perbuatan terdakwa-terdakwa telah terbukti tidka memiliki izin operasional dengan demikian secara otomatis tidak melaksanakan ketentuan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagai mana yang dimaksud Pasal 66 yang menyatakan : Ayat 2 : ” Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat merupakan cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dan pembiayaannya, dikelola secara terpadu untuk tujuan meningkatkan derajat kesehatan, wajib dilaksanakan oleh setiap penyelenggara.” Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 Ayat 3 ; ”Penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat harus berbentuk badan hukum dan memiliki izin operasional serta kepesertaannya bersifat aktif.” Berdasarkan ketentuan tersebut, selain merugikan keuangan negara dimana dengan adanya izin usaha seharusnya ada pemasukan kas negara baik dari pajak maupun biaya pengurusan izin pada umumnya. Dan juga bisa saja tidak ada jaminan kesehatan masyarakat di klinik yang mereka dirikan hal ini seharusnya menjadi pertimbangan hal yang memberatkan karena dapat dikatakan suatu hal yang penting jika dikaitkan dengan masalah kesehatan. Hal mana dinyatakan juga dalam sub Pasal 84 point 5 UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyatakan Barang siapa : ”Menyelenggarakan sarana kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 Ayat 1 atau tidak memilki izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 Ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 lima belas juta rupiah.” Pasal 58 Ayat 1 menyatakan bahwa : ”Sarana kesehatan tertentu yang diselenggarakan masyarakat harus berbentuk badan hukum.” Pasal 59 Ayat 1 menyatakan bahwa : “Semua penyelenggaraan sarana kesehatan harus memiliki izin.” Pasal 50 UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian menyatakan bahwa : “Orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud pemberian izin keimigrasian yang diberikan kepadanya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp 25.000.000,-“ Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum yang ada yang ditemukan dari keterangan para saksi dan keterangan para terdakwa telah terbukti dan meyakinkan melanggar ketentuan pasal-pasal yang dimaksud di atas. Menurut penulis penentuan pasal-pasal terhadap tindakan para terdakwa telah benar. Tuntutan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum menurut penulis kurang menekankan kepada unsur pemidanaan terhadap tindakan pelaku demikian juga vonis majelis hakim, hanya ditekankan pada pengenaan hukuman denda sejumlah uang. Hal mana menurut penulis tidak memberikan sifat penjeraan terhadap tindakan semacam ini sedangkan menurut teori telatif Doeltheorie 92 Hukuman yang dijatuhkan hanya sebatas denda sejumlah uang yang apabila kita lihat jumlahnya relative tidak memberatkan terdakwa-terdaka para pelaku. Bisa saja dilain waktu para pelaku mengulangi perbuatannya dan yang ditakutkan banyak bermunculan tindakan-tindakan serupa baik itu dibidang tujuan hukum pidana salah satunya adalah menjerakan, yang dimaksud dengan menjerakan disini adalah dengan penjatuhan hukuman, diharapkan si pelaku atau terpidana menjadi jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya speciale preventie serta masyarakat umum mengetahui bahwa jika melakukan perbuatan sebagaimana dilakukan terpidana, maka akan mengalami hukuman yang serupa generale preventie. 92 Leden Marpaung, “Asas – Teori – Praktik Hukum Pidana “,Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal. 4. Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 kesehatan atau bidang lainnya, hal mana akan dapat merugikan keuangan negara, kesehatan maupun keamanan masyarakat. Kasus-kasus semacam ini sebenarnya harus mendapat perhatian yang serius dari apart penegak hukum dengan segala kelengkapannya, namun kadang kala pelaksanaan dilapangan kebanyakan tidak sejalan dengna peraturan yang ada. Oleh karena itu sebenarnya yang perlu ditingkatkan adalah pemahaman dan kesadaran hukum serta tanggung jawab hukum para aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya. Hal ini tujuannya adalah tidak lain untuk menciptakan dan membudayakan adanya sinkronisasi antara peraturan hukum yang ada dengan pelaksanaan di lapangan, tidak hanya dalam bidang keimigrasian dan kesehatan saja tetapi juga bidang-bidang lain yang menyangkut kepentingan publik atau masyarakat luas. Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007. USU Repository © 2009 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG KEIMIGRASIAN (Studi Putusan Nomor 103/PID/2010/PT.TK)

3 19 64

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TEHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN (Studi Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

4 68 72

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI PROPINSI BALI.

0 2 14

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI PROPINSI BALI.

0 4 17

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI PROPINSI BALI.

0 2 10

NOTA PEMBIMBING PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IJIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN.

0 0 16

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IJIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN.

0 0 12

DAFTAR PUSTAKA PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IJIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN.

0 0 4

PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN OLEH PPNS KEIMIGRASIAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ( Studi Kasus Di Wilayah Hukum Kantor Imigrasi Kelas I Padang ).

0 0 24

PP Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 : Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian

0 0 5