Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Petugas Imigrasi yang terbatas. Karena itu, sangata penting koordinasi dengan instansi lain. Karena salah satu faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan izin
keimigrasian adalah kurangnya koordinasi petugas keimigrasian dengan instansi lain.
C. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Penyalahgunaan Izin
Keimigrasian
Penanggulangan adalah cara mengatasi terjadinya sesuatu tindak pidana keimigrasian.
58
1. Upaya preventif
Usaha penanggulangan terjadinya pelanggaran ketentuan keimigrasian dibedakan atas dua upuya, yaitu:
Terjadinya tindak pidana keimigrasian tidak terlepas dari masalah pengawasan orang asing. Pengawasan yang kurang terhadap orang asing yang
masuk ke Indonesia dapat menimbulkan tindakan yang mengarah kepada kejahatan maupun pelanggaran. Satu diantaranya adalah penyalahgunaan izin
masuk ke Indonesia yaitu izin kunjungan wisata yang pada dasarnya telah melanggar ketentuan Undang-undang keimigrasian.
59
58
I Wayan Tangun Susila, dkk, Op. cit, hal. 28
59
Ibid, hal. 28
Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam bagian Penjelasan Umum UU no. 9 tahun 1992 tentang keimigrasian ditegaskan bahwa terhadap orang asing, pelayanan, dan pengawasan
di bidang keimigrasian dilakukan dengan prinsip yang bersifat “selektif” selective policy .
60
Untuk menjamin kemanfaatan orang asing tersebut dan dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya stabilitas dan kepentingannasioanl, kedaulatan
negara, keamanan dan ketertiban umum serta kewaspadaan terhadap dampak negatif yang timbul akibat perlintasan orang antar negara, keberadaan dan
berdasarkan prinsip ini, hanya orang asing yang diizinkan masuk ke Indonesia adalah orang asing yang memberikan manfaat bagi kesejahteraan
rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia serta tidak membahayakan keamanan dan ketertiban, juga tidak bermusuhan baik terhadp rakyat, maupun
terhadp negra Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Dengan demikian orang asing yang ingin masuk dan menetap di wilayah Indonesia harus dipertimbangkan dari berbagai segi, baik dari segi politik,
ekonomi maupun sosial budaya bangsa dan negara Indonesia. Sikap dan cara pandang seperti ini merupakan hal yang wajar, terutama bila dikaitkan dengan
pembangunan nasional, kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan kerja sama regional meupun internasional, dan meningkatnya arus orang asing yang masuk
dan keluar wilayah Indonesia.
60
Arief Rahman Kunjono, “Illegal Migrants dan Sisitem Keimigrasian Indonesia: suatu
tinjauan Analisis”, Pintu Gerbang No. 44, Direktorat Jendral Imigrasi, Jakarta, 2002, hal. 27
Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
kegiatan orang asing di wilayah Indonesia, dipandang perlu melakukan pengawasan bagi orang asing dan tindakan keimigrasian keimigrasian secara
tepat, cepat, teliti dan terkoordinir tanpa mengabaikan keterbukaan dalam memberikan pelayanan orang asing. Makna dari pengawasan mempunyai
pengertian yang luas dan mengandung pengertian yang positif. Pengawasan berarti juga mengadakan pengendalian serta bimbingan penyuluhan yang
ditujukan untuk mengadakan perbaikan yang diikuti dengan pemecahannya.
61
Sistem pengawasan keimigrasian adalah suatu sistem pengawasan terhadp orang asing, sisitam itu meliputi pengamatan dan pemeriksaan segala kegiatannya
mulai dari rencan dan beradanya orang asing di Indonesia sampai dengan meninggalkan Indonesia the equality of service and security.
Dapat dikatakan, proses pengamatan dan penghayatan seluruh kegiatan dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan, instruksi, dan kebijaksanaanyang
berlaku. Di dalam pengawasan yang penting adalah mengetahui apakah dalam pelaksanaan tugas-tugas terjadi penyimpangan atau kesalahan. Hal ini secara
preventif agar dilaksanakan sedini mungkin supaya tidak terjadi adanya pelanggaran-pelanggaran yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
62
Hal ini ditegaskan Pasal 38 ayat 1, Undang-undang No. 9 tahun 1992, yaitu:
63
1 Pengawasan terhadap orang asing di Indonesia meliputi:
61
I Wayan Tangun Susila, dkk, Loc, cit.
62
Arief Rahman Kunjono, Loc, cit.
63
Lihat pasal 38 ayat 1 Undang-undang RI no. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian.
Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
a. Masuk dan keluarnya orang asing ke dan dari wilayah Indonesia
b. Keberadaan serta kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.
Perihal pengawasan orang asing diatur dalam Undang-undang no. 9 tahun 1992, seperti pada Bab VI tentang pengawasan terhadap orang asing dan tindakan
keimigrasian. Pelaksanaan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dilakukan oleh Menteri Kehakiman dan HAM dengan
koordinasi bersama badan dan instansi yang terkait Pasal 41 UU No. 9 tahun 1992.
Dalam hal ini diadakan pemantapan mekanisme koordinasi dan operasi antara instansi yang terkait dalam rangka pengawasan orang asing, instansi-
instansi tersebut akan melakukan tugas dan wewenangnya masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Koordinasi dimaksudkan
untuk memaksimalkan daya guna dan hasil guna pengawasan terhadap orang asing. Tujuan pengawasan tersebut untuk mewujudkan prinsip selective policy
yang dipandang perlu dalam mengawasi orang asing.
64
Untuk kelancaran dan ketertiban dalam mengawasi orang asing, pemerintah telah menyelenggarakan pendaftaran orang asing yang berada di
wilayah Indonesia sehingga dapat dihimpun data mengenai orang asing. Seperti disebutkan, Direktorat Jendral Imigrasi Departemen Kehakiman dan HAM
64
Koerniatmanto Soetoprawiro, Op. cit, hal. 90-91
Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Republik Indonesia mengadakn pendaftaran ulang warga negara assign secara serentak di seluruh wilayah RI sejak tanggal 10 Agustus-31 Oktober 2001.
65
Pada pasal 39 Undang-undang no. 9 tahun 1992 disebutkan bahwa dalam menyelenggarakan pendaftaran orang asing yang ada di Indonesia berkewajiban
untuk: Pendaftaran ulang pada tahun 2001 lalu adalah untuk pertama kalinya
sejak Undang-undang no. 9 tahun 1992 berlaku dan akan dilakukan setiap lima tahun sekaliberdasarkan peraturan keimigrasian yang berlaku.
66
a. Memberikan segala keterangan yang perlu mengenai identitas diri dan atau
keluarganya, perubahan status sipil dan kewarganegaraan, serta perubahan alamatnya,
b. Memperlihatkan Surat Perjalanan atau dokumen keimigrasian yang
dimilikinya pada waktu diperlukan dalam angka pengawasan, c.
Mendaftarkan diri jika berada di Indonesia lebih dari Sembilan puluh hari. Pengumpulan data dengan cara pengawasan orang asing ini dilaksanakan
bagi setiap orang asing yang: 1.
Masuk atau keluar wilayah negara Republik Indonesia; 2.
Berada di wilayah negara Republik Indonesia; 3.
Melakukan kegiatan di wilayah negara Republik Indonesia.
65
Direktorat Jenderal Imigrasi, “Imigrasi Daftar Ulang Warga Negara Asing”, Pintu Gerbang No. 42, Jakarta, 200, hal. 13
66
Lihat pasal 39 Undang-undang no. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian.
Yoyok Adi Syahputra : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2007.
USU Repository © 2009
1. 1 Pengawasan orang asing yang masuk atau keluar wilayah RI