Perubahan Makna Dalam Bahasa Jepang

ditendang Oleh Si Udin. Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua akan lebih menonjolkan makna pelaku agentif daripada kalimat pertama yang tanpa kata oleh. Sesungguhnya pernyataan yang mengatakan pemakaian kata oleh pada kalimat kedua adalah sesuatu yang redundans, karena makna kalimat itu tidak berbeda dengan kalimat yang pertama, adalah pernyataan yang mengelirukan atau mengacaukan pengertian makna dan informasi. Makna adalah suatu fenomena dalam ujaran utterance-internal sedangkan informasi adalah sesuatu yang luar ujaran utterence-external. Jadi yang sama antara kalimat pertama dan kalimat kedua di atas bukan maknanya melainkan informasinya.

2.2.4 Perubahan Makna Dalam Bahasa Jepang

Bahasa sebagai alat komunikasi manusia selalu dan akan terus berkembang mengikuti zaman sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan penuturnya. Tentunya, pemakaian bahasa diwujudkan dalam bentuk kata. Kata juga akan mengalami perubahan terus, seiring dengan perubahan kata tersebut makna pun akan turut berubah. Seperti bahasa pada umumnya, dalam bahasa Jepang juga mengalami perubahan makna. Dibawah ini merupakan jenis perubahan yang terjadi dalam bahasa Jepang seperti yang dikatakan oleh Sutedi 2008:116 : 1. Dari yang Konkrit ke abstrak Misalnya kata atama kepala, ude lengan, dan michi jalan yang merupakan benda konkrit berubah menjadi abstrak ketika digunakan seperti berikut ini: 頭 いい atama ga ii kepandaian Universitas Sumatera Utara 腕 ude ga agaru kemampuan 日本語教師 道 nihongo kyoushi e no michi carapetunjuk 2. Dari ruang ke waktu Misalnya kata mae depan dan nagai panjang yang menyatakan arti ruang, berubah menjadi waktu seperti contoh berikut: 前 sannen mae yang lalu 長い時間 nagai jikan lama 3. Perubahan bentuk indera Misalnya kata ookii besar semula diamati dengan indera pendengaran telinga, seperti pada ookii koe suara keras, kata amai manis dari indera perasa menjadi karakter seperti dalam amai ko anak manja. 4. Dari yang khusus ke umum generalisasi Misalnya kata kimono yang semula berarti pakaian tradisional Jepang digunakan untuk menunjukkan pakaian secara umum, fuku dan sebagainya. 5. Dari yang umum ke khusus Misalnya kata hana bunga secara umum dan tamago telur secara umum digunakan untuk menunjukkan hasil yang lebih khusus seperti dalam penggunaan berikut: 花見 hanami sakura 卵 食 tamago o taberu telur ayam 6. Perubahan nilai negatif Universitas Sumatera Utara Misalnya kata kisama kamu dulu sering digunakan untuk menunjukkan kata anata anda, tetapi sekarang digunakan hanya kepada orang yang dianggap rendah saja. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai dari yang baik menjadi kurang baik. 7. Perubahan nilai positif Misalnya kata boku saya digunakan untuk budak atau pelayan, tetapi sekarang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan adanya perubahan nilai dari yang kurang baik menjadi baik.

2.3 Pengertian Polisemi

Pengertian polisemi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kata yang memiliki makna lebih dari satu KBBI 2008:1200 Parera 2004:81 mendefinisikan bahwa polisemi ialah suatu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda tetapi masih ada hubungan dan kaitan antar makna-makna yang berlainan tersebut. Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa terutama kata, bisa juga frase yang memiliki makna lebih dari satu Chaer,2007:301 Misalnya, kata kepala dalam bahasa Indonesia memiliki makna 1 bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan; 2 bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan dan merupakan hal penting seperti pada kepala meja dan kepala kereta api; 3 bagian dari sesuatu yang berbentuk bulat seperti kepala, seperti pada kepala paku dan kepala jarum; 4 pemimpin atau ketua seperti pada kepala sekolah dan kepala kantor; 5 jiwa atau orang seperti dalam kalimat, setiap kepala menerima bantuan Rp 50.000; dan 6 akal budi seperti dalam kalimat, badannya besar tetapi kepalanya kosong. Universitas Sumatera Utara