dipakai untuk menyatakan aktifitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan, dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat.
Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa verba doushi adalah salah satu kelas kata dan
termasuk salah satu yougen yang menyatakan aktifitas, keberadaan atau keadaan, mengalami perubahan katsuyou, dapat berdiri sendiri dan bisa menjadi predikat
dalam suatu kalimat dan biasanya selalu diakhiri dengan suara u. Demikian pula halnya dengan verba deru. Verba ini menyatakan suatu
kegiatan atau aktifitas dari manusia. Seperti halnya verba lain, verba deru pun berakhiran dengan suara u.
2.4.2 Jenis-Jenis Verba
Menurut Sutedi 2003:47, verba dalam bahasa Jepang digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan bentuk konjugasinya.
1. Kelompok I Kelompok ini disebut dengan 五段動詞 godan-doushi, karena kelompok
ini mengalami perubahan dalam lima deretan bunyi bahasa Jepang, yaitu あ, い, う, え,
, ‘a-i-u-e-o’. Ciri-cirinya yaitu verba yang berakhiran う, , , , , , , ,
, ‘u-tsu-ru-bu-nu-mu-ku-gu-su’.
Contoh : a. 会う
a-u bertemu
b. 待 ma-tsu
menunggu
Universitas Sumatera Utara
c. kae-ru
pulang
d. 飛 to-bu
terbang
e. 死 shi-nu
mati
f. 飲 no-mu
minum
g. 書 ka-ku
menulis
h. 急 iso-gu
bergegas
i. 話 hana-su
berbicara
2. Kelompok II Kelompok ini disebut dengan 一 段 動 詞 ichidan-doushi, karena
perubahannya hanya pada satu deretan bunyi saja. Ciri utama dari verba ini adalah verba yang berakhiran え-
‘e-ru’ yang disebut kami ichidan- doushi, dan verba yang berakhiran い -
‘i-ru’ yang disebut shimo ichidan-doushi.
Contoh : a. 出
d-eru keluar
食 tab-eru
makan
b. 見 m-iru
melihat
起 ok-iru
bangun
Universitas Sumatera Utara
3. Kelompok III Verba kelompok ini merupakan verba yang perubahannya tidak beraturan,
sehingga disebut 変格 動詞 henkaku-doushi dan hanya terdiri dari dua verba berikut.
a. 変動詞 kahendoushi
Contoh : 来 kuru
datang
b. 変動詞 sahendoushi
Contoh : suru melakukan
Verba kelompok ini juga merupakan verba yang terbentuk dari kata benda + verba suru,
詞 ‘meishi’ +
‘suru’ , namun meishi yang dapat ditambahkan dengan verba suru disini hanyalah terbatas pada kata-
kata yang bermakna gerak atau terdapat gerakan di dalamnya. Contoh :
a. 勉強 benkyou suru
belajar
b. 食 shokuji suru
makan
c. 買い物 kaimono suru
belanja Selanjutnya, dalam bahasa Jepang terdapat 10 jenis kata dan salah satunya
adalah verba atau doushi. Banyak istilah yang menunjukkan jenis-jenis doushi tergantung pada dasar pemikiran yang dipakainya. Di antaranya ada yang
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan jenis doushi seperti yang diterangkan oleh Shimizu dalam Sudjianto 2007:150, yaitu:
1. Tadoushi Tadoushi atau verba transitif adalah verba yang memerlukan objek dalam
kalimatnya. Dengan kata lain verba ini memerlukan partikel “o ”. Contoh:
郎 窓
開 Tarou ga mado o aketa
Tarou membuka jendela 2. Jidoushi
Jidoushi adalah verba intransitif yang tidak memerlukan objek dalam kalimatnya. Dengan kata lain verba ini memerlukan partikel “wa”, “ga”,
“ni”. Contoh: 窓
開い Mado ga aita
Jendela terbuka 3. Shodoushi
Shodoushi merupakan kelompok doushi yang memasukkan pertimbangan pertimbangan pembicara, dan tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif
dan kausatif. Selain itu, tidak memiliki bentuk perintah dan ungkapan kemauan ishi hyougen.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: 見え
mieru ‘terlihat’
聞 え
kikoeru ‘terdengar’
似合う niau
‘sesuai’ 行
ikeru ‘dapat pergi’
Dari pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa verba deru
出 termasuk ke dalam kelompok verba intransitif jidoushi.
Sedangkan verba transitif dari verba deru adalah verba dasu 出
yang berarti mengeluarkan. Hal ini disebabkan karena verba deru bisa berdiri sendiri
dan tidak memerlukan pelengkap ataupun objek dalam kalimatnya. Selain itu verba deru juga dapat berfungsi sebagai fukugou doushi kata kerja majemuk
maupun hojo doushi kata kerja pelengkap.
2.5 Teori Tentang Makna Verba Deru Pada dasarnya ada banyak buku yang menjabarkan polisemi verba deru.
Namun penulis hanya akan menuliskan teori makna verba deru yang diambil dari Nihongo kihon doushi youhou jiten tahun 1989 oleh Koizumi dkk dan buku
Nihongo O Manabu Hito No Jiten Tahun 2000 oleh Sakata Yukiko. Dibawah ini akan dijabarkan beberapa penelitian dan teori mengenai pemakaian verba deru
dalam bahasa Jepang. Hal ini diupayakan untuk memberikan kejelasan dan arahan bagi penelitian. Diantaranya sebagai berikut:
2.5.1 Koizumi dkk.