Hiponimi Polisemi Relasi Makna

Misalnya kata mengukur dalam kalimat Ibu sedang mengukur kelapa di dapur adalah berhomonim dengan kata mengukur dalam kalimat petugas agraria itu mengukur luasnya kebun kami. Jelas, kata mengukur yang pertama terjadi sebagai hasil proses pengimbuhan awalan me- pada kata kukur me+kukur=mengukur; sedangkan kata mengukur yang kedua terjadi sebagai hasil proses pengimbuhan awalan me- pada kata ukur me+ukur=mengukur. Sama halnya dengan sinonim dan antonim, homonim ini pun dapat terjadi pada tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat. Disamping homonim ada pula istilah homofon dan homograf. Ketiga istilah ini biasanya dibicarakan bersama karena adanya kesamaan objek pembicaraan. Kalau istilah homonim yang dijelaskan diatas dilihat dari segi bentuk satuan bahasanya itu, maka homofon dilihat dari segi bunyi homo=sama, fon=bunyi, sedangkan homograf dilihat dari segi penulisan dan ejaannya homo=sama, grafi=tulisan.

2.2.3.4 Hiponimi

Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain Chaer, 2007:305. Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma bararti ’nama’ dan hypo berarti ’di bawah’. Jadi, secara harfiah berarti ’nama yang termasuk di bawah nama lain’. Secara semantik Verhaar 1981:137 menyatakan hiponim adalah ungkapan biasanya berupa kata, tetapi kiranya dapat juga berupa frase atau kalimat yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Universitas Sumatera Utara Misalnya kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan sebab makna tongkol berada atau termasuk dalam makna kata ikan. Tongkol memang ikan tetapi ikan bukan hanya tongkol melainkan juga termasuk bandeng, tenggiri, teri, mujair, cakalang, dan sebagainya. Kalau relasi antara dua buah kata yang bersinonim, berantonim, dan berhomonim bersifat dua arah, maka relasi antara dua buah kata yang berhiponim ini adalah searah. Jadi kata tongkol berhiponim terhadap kata ikan; tetapi kata ikan tidak berhiponim terhadap kata tongkol, sebab makna ikan meliputi seluruh jenis ikan. Dalam hal ini relasi antara ikan dengan tongkol atau jenis ikan lainnya disebut hipernim. Jadi, kalau tongkol berhiponim terhadap ikan, maka ikan berhipernim terhadap tongkol.

2.2.3.5 Polisemi

Polisemi diartikan sebagai satuan bahasa terutama kata, bisa juga frase yang memiliki makna lebih dari satu Chaer, 2007:301. Misalnya, kata kepala dalam bahasa Indonesia memiliki makna 1 bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan; 2 bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan dan merupakan hal penting seperti pada kepala meja dan kepala kereta api; 3 bagian dari sesuatu yang berbentuk bulat seperti kepala, seperti pada kepala paku dan kepala jarum; 4 pemimpin atau ketua seperti pada kepala sekolah dan kepala kantor; 5 jiwa atau orang seperti dalam kalimat, setiap kepala menerima bantuan Rp 50.000; dan 6 akal budi seperti dalam kalimat, badannya besar tetapi kepalanya kosong. Misalnya makna leksikal kata kepala di atas adalah ’bagian tubuh manusia atau hewan dari leher ke atas’. Makna leksikal ini yang sesuai dengan referennya Universitas Sumatera Utara lazim disebut orang makna asal, atau makna sebenarnya mempunyai banyak unsur atau komponen makna. Kata kepala di atas, antara lain memiliki komponen makna: 1Terletak di sebelah atas atau depan, 2Merupakan bagian yang penting tanpa kepala manusia tidak bisa hidup, tetapi tanpa kaki atau lengan masih bisa hidup, 3 Berbentuk bulat.

2.2.3.6 Ambiguitas