• Dari grafik diatas dapat disimpulkan SFC terendahdidominasibahan bakar
pertadex. Hal ini dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar yang paling tinggi dibanding semua bahan bakar yang tersedia. Nilai kalor yang tinggi
mengakibatkan konsumsi bahan bakar yang terjadi setiap jamnya semakin rendah persatuan daya yang dibangkitkannya.
4.4.8 Heat Loss
Heat loss dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini Heat Loss = Cp x ma + mf x Te –Ta
Dimana: Te
= Suhu exhaust
o
C Ta
= Suhu ambient suhu udara luar asumsi 27
o
C Cp
= panas jenis pada tekanan konstan 1.005 KJKg K Untuk beban 3.5 kg, putaran 1800 rpm bahan bakar pertadex maka heat
loss dapat dihitung: Heat Loss = 1.005 x 12.69465+ 0.918697 x 120 –27
= 1205.077 Selanjutnya dengan perhitungan yang sama untuk pembebanan, variasi
nilai LHV sesuai dengan persentase biodiesel, dan putaran yang bervariasi maka didapat heat losses seperti pada tabel 4.17 di berikut ini.
Tabel 4.17 Heat Losses
Beban Putaran
Heat Loss W PertaDex
Biodiesel 5
Biodiesel 10
Biodiesel 15
Biodiesel 20
Biodiesel 25
Biodiesel 30
1800 1205,077
1206,692 1206,013
1206,347 949,384
1079,642 990,601
2000 1515,355
1448,800 1587,449
1710,153 1381,973
1310,342 1340,592
2200 1992,891
2157,123 1993,880
1994,934 1837,789
1617,407 1864,905
Universitas Sumatera Utara
3,5
2400 2713,039
2445,867 2631,550
2628,114 2399,025
2446,406 2305,003
2600 3339,426
2934,414 3372,424
3063,881 3151,276
3040,261 3177,486
2800 4143,612
3749,384 3967,360
3843,749 3620,418
3749,385 3769,174
4,5
1800 1206,179
1074,861 1204,642
1203,575 1270,184
1105,217 1269,407
2000 1706,473
1556,907 1446,147
1480,147 1587,924
1728,448 1586,769
2200 2154,237
1830,576 1992,574
2056,755 1992,264
2158,764 2156,356
2400 2470,123
2125,704 2558,651
2442,901 2127,222
2301,044 2388,503
2600 3263,809
2786,193 2979,599
3142,972 2983,339
2886,632 3177,486
2800 4359,932
3835,010 3839,102
3842,530 3743,045
3527,604 3650,133
• Pada pembebanan 3.5 kg Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan
pertadex putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar 4143.612, sedangkan Heat Losses terendah terjadi pada penggunaan biodiesel 20 putaran mesin
1800 rpm yaitu sebesar 949.384. •
Pada pembebanan 4.5 kg Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan pertadex pada putaran mesin 2800 yaitu sebesar 4359.932 sedangkan Heat
loss terendah terjadi pada penggunaan biodiesel 5 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 1074.861 W
Nilai dari heat loss dapat dilihat pada gambar grafik 4.16 dan 4.17 di berikut ini.
Gambar 4.16 Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
1800 2000
2200 2400
2600 2800
H e
a t Lo
ss W
Putaran Rpm
Heat Loss pada Pembebanan 3,5 Kg
PertaDex Biodiesel 5
Biodiesel 10 Biodiesel 15
Biodiesel 20 Biodiesel 25
Biodiesel 30
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17 Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg •
Dari grafik diatas diperoleh Heat Loss yang tinggi pada pertadex diakibatkan suhu exhaust yang dikeluarkan pada penggunaan pertadex
relatif lebih tinggi, hal ini terjadi karena nilai kalor bahan bakar pertadex yang paling tinggi dari semua bahan bakar yang tersedia, selain itu heat
loss tertinggi juga terjadi pada putaran yang tinggi karena adanya kecenderungan peningkatan suhu exhaust pada putaran yang lebih tinggi.
4.4.9 Persentase Heat Loss