commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman obat adalah tanaman yang berkhasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit oleh
masyarakat. Khasiat obat disebabkan oleh kandungan zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika mengandung banyak zat aktif khasiat
merupakan efek resultan atau sinergi dari berbagai zat aktif dalam tanaman. Flora E, 2008
Penggunaan bahan alam, baik sebagai tanaman obat maupun tanaman hias cenderung meningkat, di era back to nature terutama dalam krisis
ekonomi berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah terutama
dalam upaya preventif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara itu banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat relatif lebih aman
dibandingkan obat sintetis. Walaupun demikian bukan berarti tanaman obat tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila cara penggunaan dan
takarannya kurang tepat. Agar penggunaannya optimal, perlu diketahui informasi yang memadai tentang kebenaran, keamanan, dan khasiat tanaman
obat. Katno dan Pramono, 2003.
Perubahan pola hidup manusia meningkatkan timbulnya penyakit degeneratif antara lain diabetes melitus DM. Diabetes melitus DM
commit to user
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh terjadinya hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin atau gangguan pada reseptor
insulin Gustaviani, 2006. Diabetes berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan metabolisme lemak Pavana et al., 2009.
Perserikatan Bangsa-Bangsa WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta
orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu
akan membengkak menjadi 300 juta orang Suyono, 2006.
Berbagai komplikasi yang terjadi dapat diakibatkan oleh rendahnya kontrol diabetes. Komplikasi-komplikasi diabetes melitus dapat dibagi
menjadi dua kategori mayor: 1 komplikasi metabolik akut ketoasidosis metabolik, hiperglikemia, hiperosmolar, koma nonketotik, hipoglikemia, dan
2 komplikasi vaskuler jangka panjang mikroangiopati, nefropati diabetik, neuropati diabetik, retinopati diabetik Sceteingart, 2005. Biasanya begitu
diabetes terdeteksi, sindrom ini sudah berkembang dan telah terdapat satu atau
dua komplikasi.
Berbagai teori dikemukakan untuk menjelaskan patogenesis terjadinya komplikasi diabetes melitus. Di antaranya adalah teori jalur poliol, teori
glikosilasi, dan terakhir adalah teori stres oksidatif, yang dikatakan dapat menjelaskan secara keseluruhan berbagai teori sebelumnya Waspadji, 2006.
Apapun teori yang dianut, semuanya masih berpangkal pada kejadian hiperglikemik. Hiperglikemia menyebabkan autooksidasi glukosa, glikasi
protein, dan aktivasi jalur metabolisme poliol yang selanjutnya mempercepat
commit to user
pembentukan senyawa oksigen reaktif Winarno et al., 2009. Pembentukan senyawa oksigen reaktif tersebut dapat meningkatkan modifikasi lipid, DNA,
dan protein pada berbagai jaringan. Modifikasi molekuler pada berbagai jaringan tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara antioksidan
protektif dan peningkatan produksi radikal bebas. Hal itu merupakan awal
kerusakan oksidatif yang dikenal sebagai stres oksidatif Pavana et al., 2009.
Untuk meredam kerusakan oksidatif tersebut diperlukan antioksidan. Peningkatan suplai antioksidan yang cukup akan membantu pencegahan
komplikasi klinis diabetes melitus Ramesh et al., 2006. Tanaman yang diduga memiliki khasiat obat terutama sebagai
antidiabetik antara lain bekatul beras hitam karena mengandung banyak antioksidan. Antioksidan inilah yang menjadi alasan bekatul dapat
dimanfaatkan oleh penderita diabetes sebagai pilihan terapi herbal. Namun kenyataanya, kemanfaatan bekatul sebagai obat antidiabetik belum banyak
diketahui. Nursalim dan Razali, 2007
Selama ini banyak orang hanya menganggap bekatul sebagai pakan unggas. Padahal, bekatul memiliki kandungan gizi tinggi dan sangat layak
dikonsumsi manusia. Nursalim dan Razali, 2007
Bekatul banyak diperoleh dari proses penggilingan gabah padi menjadi beras. Umumnya, dari proses penggilingan gabah padi menghasilkan beras
sebanyak 60-65. Sementara itu, bekatul yang dihasilkan mencapai 8-12. Produksi bekatul halus dari penggilingan padi di Indonesia mencapai 4-5 juta
ton per tahun. Nursalim dan Razali, 2007
commit to user
Komposisi fitokimia bekatul sangat bervariasi, bergantung pada faktor agronomis, varietas padi, dan proses penggilingan. Nursalim dan Razali,
2007. Bekatul beras hitam dipilih karena varietas khusus dari beras ini, aleuron dan endospermianya memproduksi antosianin flavonoid dengan
intensitas tinggi dibandingkan dengan beras merah ataupun beras jenis
lainnyaGuo et al.,2007.
Metfomin digunakan sebagai obat pembanding dalam penelitian ini disebabkan efek penurunan glukosa darahnya yang tidak sampai menimbulkan
hipoglikemia. Metformin menurunkan level gula darah dengan cara memperbaiki sensitivitas hepar dan jaringan perifer terhadap insulin tanpa
mempengaruhi sekresi insulin. Dunn dan David, 1995
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian bekatul beras hitam terhadap penurunan glukosa darah pada
diabetes melitus. Selain itu, penelitian mengenai pengaruh bekatul terhadap kadar glukosa darah belum pernah dilakukan sebelumnya. Pemberian bekatul
diharapkan dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus sehingga komplikasi dapat dihindarkan.
B. Perumusan Masalah