c. Hanya Jaksa Penuntut Umum yang Berhak dan Berwenang Menghadapkan
dan Mendakwa Seseorang yang Dianggap Melakukan Tindak Pidana di Muka Sidang Pengadilan.
Bahwa selain dari melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap executive
ambtenaar. Kejaksaan juga memiliki tugas dan wewenang dalam bidang pidana lainnya yakni melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat; melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik
39
4. Syarat-syarat Surat Dakwaan
Dakwaan harus memiliki dua syarat sesuai dengan Pasal 143 ayat 2 KUHAP disebutkan bahwa surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi : a.
Syarat Formal Syarat formal memuat hal-hal yang berhubungan dengan :
1 Surat dakwaan harus memuat secara lengkap identitas terdakwa yang
meliputi : Nama lengkap, tempat lahir, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka.
2 Surat Dakwaan harus dibuat tanggal,
39
http:minsatu.blogspot.co.id201107peran-jaksa-penuntut-umum-dalam.html ,diakses tanggal 13, Agustus, 2016, Pukul 19.15.Wib.
Universitas Sumatera Utara
3 Ditandatangani oleh Penuntut Umum Jaksa
40
. b.
Syarat Materiil Syarat Materiil memut dua unsur yang tak boleh dilalaikan :
1 Dalam surat dakwaan harus berisi uraian cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan. 2
Menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan tempus delicti dan locus delicti
5. Bentuk Surat Dakwaan
Surat dakwaan merupakan landasan titik tolak pemeriksaan perkara di sidang pengadilan.Surat dakwaan harus memenuhi syarat formil dan meteriil yang
ditentukan Pasal 143 ayat 2 KUHAP. Kadang dalam peristiwa pidana tertentu, penyusunan rumusan surat dakwaan harus dibuat dalam bentuk rumusan spesifik
sesuai dengan ruang lingkup peristiwa pidana yang terjadi dihubungkan dengan kenyataan perbarengan atau consursus yang terkandung di dalam perbuatan
peristiwa tindak pidana yang bersangkutan. Terutama dalam kasus yang rumit seperti dalam peristiwa pidana yang mengandung concurus idealis maupun
concurus realis, benar diperlukan kecermatan dan keluasan pengetahuan hukum acara dan hukum pidana materiil dari penuntut umum yang membuat perumusan
surat dakwaan. Sebab dalam kasus-kasus peristiwa pidana yang mengandung samenloop atau perbarengan seperti:
a. Dalam aturan concursus idealis yang diatur dalam Pasal 63 KUHAP.
b. Perbarengan dalam perbuatan atau concursus realis:
40
https:sesukakita.wordpress.com20120528surat-dakwaanmore-1006,Diakses tanggal 14, Agustus, 2016, Pukul 21.34.Wib.
Universitas Sumatera Utara
1 Sejenis ancaman hukum pokoknya seperti yang diatur dalam Pasal 65
KUHP. 2
Tidak sejenis ancaman hukuman pokok seperti yang di atur dalam Pasal 66 KUHP.
3 Perbarengan perbuatan Antara pelanggaran dengan kejahatan atau
anatara pelanggaran dengan pelanggaran yang diatur dalam Pasal 70 KUHP.
c. Tindak pidana yang dilakukan berlanjut atau voorgezette handeling yang
diatur dalam Pasal 64 KUHP. Dalam peristiwa pidana ini diperluan keccermatan dalam menyusun
rumusan dan bentuk surat dakwaan. Kekeliruan penyusunan rumusan dan bentuk surat dakwaan dalam tindak pidana semenloop atau concursus, bisa
mengakibatkan penerapan hukum yang fatal bagi pengadilan dalam menjatuhkan hukuan yang hendak dikenakan kepada terdakwa
41
. Untuk lebih jelaslah masalah bentuk-bentuk surat dakwaan diuraikan
sebagai berikut : a.
Surat Dakwaan Tunggal Dakwaan secara tunggal yaitu seseorang atau lebih terdakwa melakukan
satu macam perbuatan saja, misalnya : Pencurian biasa ex Pasal 362 KUHP
42
. Menurut M. Yahya Harahap bentuk surat dakwaan tunggal adalah surat
dakwaan yang disusun dalam rumusan „tunggal‟.Surat dakwaan hanya berisi satu dakwaan saja.Umunya perumusan dakwaan tunggal dijumpai dalam tindak pidana
41
Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 397.
42
H.Abd.Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar Edisi Pertama.Kharisma Putra Utama, Jakarta, 2014, hlm. 176.
Universitas Sumatera Utara
nyang jelas serta mengandung faktor „penyertaan‟‟mededaderschap atau faktor concursus
maupun faktor „alternatif‟‟ atau faktor „subsidair‟‟.Baik pelakunya maupun tindak pidana yang dilanggar sedemikian rupa jelas dan sederhana,
sehingga surat dakwaan dapat dirumuskan dalam bentuk tunggal
43
. b.
Surat dakwaan Alternatf Dakwaan secara alternatif, yaitu dakwaan yang saling mengecualikan
antara satu dengan yang lainnya, ditandai denga kata “ ATAU ” Misalnya
pencurian biasa 362 KUHP ATAU penadahan 480 KUHP. Jadi dakwaan secara alternatif bukan kejahatan perbarengan.
Dalam hal dalam dakwaan dibuat secara alternatif, dalam dua hal menurut Van Bemmelen,
44
yaitu : 1
Jika penuntut umum tidak mengetahui perbuatan mana, apaka yang satu ataukah yang lain akan terbukti nanti dipersidangan.
2 Jika penuntut umum ragu, peraturan hukum pidana yang mana yang akan
diterapkan oleh hakim atas perbuatan yang menurut pertimbangannya telah nyata tersebut.
Lanjut Van Bemmelen
45
menyatakan bawha dalam hal dakwaan alternatif yang sesungguhnya maka masing-masing dakwaan tersebut saling mengecualikan
satu sama lain. Hakim dapat mengadakan pilihan dakwaan mana yang telah terbukti dan bebas untuk menyatakan bahwa dakwaan kedua yang telah terbukti
tanpa memutuskan terlebih dahulu dakwaan pertama.
43
Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 399
44
Andi Hamzah, Pengantar Hukum acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm.185.
45
Ibid, hlm.186
Universitas Sumatera Utara
c. Surat Dakwaan Subsidair Subsidiar
Dakwaan secara subsidair yaitu diurutkan mulai dari yang paling berat sampai dengan yang paling ringan digunakan dalam tindak pidana yang berakibat
peristiwa yang diatur dalam pasal lain dalam KUHP, Contoh : Lazimnya untuk kasus pembunuhan secara berencana dengan menggunakan paket dakwaan primer
: pasal 340 KUHP, Dakwaan subsidair : pasal 338 KUHP, dan lebih Subsidair: Pasal 355 KUHP.
Dalam praktek untuk dakwaan secara subsidair sering disebut juga dakwaan secara alternatif, karena pada umumnya dakwaan disusun oleh penuntut
umum menurut bentuk subsidair, artinya tersusun primair dan subsidair.
46
d. Surat Dakwaan Kumulatif
Dalam dakwaan secara kumulatif, Yaitu sebagaimana diatur dalam pasal 141 KUHAP, bahwa” penuntut umum dapat melakukan penggabungan perkara
dan membuatnya dalam satu surat dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau hampir bersamaan ia menerima beberapa berkas perkara dalam hal :
1 Beberapa tindak pidana yang dilakukan seseorang yang sama dan
kepentingan pemeriksaan
tidak menjadikan
halangan terhadap
penggabungannya ; 2
Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut dengan yang lain ; 3
Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut satu dengan yang lain, akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang
46
Andi Sofyan, Op. cit, hlm. 177.
Universitas Sumatera Utara
dalam hal ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan pemeriksaan.
Jadi dakwaan Kumulatif Yaitu : a. Beberapa tindak pidana yang dilakukan satu orang sama.
b. Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut. c. Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut.
Adapun bentuk dakwaan secara kumulatif adalah sebagai berikut : 1
Berhubungan dengan concursus idealisendaadse semenloop perbuatan denga diancam dengan satu ancama pidana.
2 Berhubungan dengan perbuatan berlanjut vorgezette handeling
perbuatan pidana yang dilakukan lebih satu kali. 3
Berhubungan dengan concursus realismeerdadse semenloop Pasal 65 KUHP yaitu melakukan beberapa tindak pidana, dengan pidana
pokoknya sejenis atau pidana pokoknya tidak sejenis. Jadi dalam dakwaan secara kumulatif, maka tiap-tiap perbuatan delik itu
harus dibuktikan sendiri, walaupun pidananya disesuaikan dengan peraturan tentang delik gabungan Semenloop dalam pasal 63 dengan pasal 71 KUHP .
Universitas Sumatera Utara
B. Analisis Dakwan Jaksa Penuntut Umum dalam Putusan Pengadilan