29
”Mereka melupakan bahaya terhadap terhadap diri mereka kini, penuh dengan semangat dan naluri yang terdapat dalam diri
setiap manusia. Ingat pada nasib kawan mereka yang berada di dalam kekuasaan harimau, dan dengan parang terhunus mereka
menyerbu ke dalam pohon-
pohon yang tumbuh rapat.” Lubis, 1992:121-122
Nilai rela berkorban juga ditunjukkan oleh anggota kelompok pendamar ketika salah satu anggota mereka Pak Haji, hampir saja diserang oleh seekor ular
berbisa. Salah satu dari anggota kelompok pendamar tersebut Buyung, secara spontan segera melakukan tindakan yang sangat berbahaya bagi dirinya sendiri
untuk menyelamatkan Pak Haji yang akan diserang oleh ular berbisa tersebut. Karena, jika saja tindakan pertolongannya tersebut gagal atau meleset, maka dia
yang akan terkena serangan ular tersebut. Hal itu tergambar dengan jelas dalam kutipan berikut ini.
”Pertolongan diberikannya dengan cepat sekali, tanpa mem- perhitungkan bahaya terhadap dirinya sendiri. Karena jika
tebasan parang Buyung tidak tepat, maka dialah yang akan diserang ular berbisa.” Lubis, 1992: 180
Nilai rela berkorban memang terlihat jelas ditunjukkan oleh para anggota kolompok pendamar. Ketika ada anggota kelompok mereka mendapat masalah atau
bahaya maka anggota yang lain akan segera melakukan tindakan pertolongan semampu mereka. Mereka tidak terlalu peduli walaupun mungkin saja tindakan
pertolongan yang akan mereka lakukan bisa saja akan menyusahkan atau membahayakan keselamatan diri mereka sendiri, mereka tetap rela melakukannya.
4.1.2 Nilai Persatuan
Nilai persatuan merupakan suatu nilai yang sangat perlu untuk dimiliki oleh suatu kelompok. Karena nilai persatuan ini akan mencegah terjadinya perpecahan
Universitas Sumatera Utara
30
yang diakibatkan oleh perbedaan yang dimiliki anggota-anggota kelompok tersebut. Oleh karena itu, nilai persatuan ini sangat penting untuk kita miliki, karena dapat
mempertahankan dan menjaga keutuhan kelompok agar tidak tercerai-berai. Nilai persatuan juga dapat menuntun kita agar melewati setiap masalah
dengan cara bersama-sama. Jika kita melewati atau menghadapi suatu masalah dengan cara bersama-sama, maka masalah tersebut akan menjadi terasa lebih ringan
dan akan menjadi lebih gampang untuk diselesaikan. Karena kita akan mempunyai orang lain yang akan membantu kita untuk menghadapi masalah tersebut, dengan
kata lain kita akan mempunyai teman berbagi. Kelompok pendamar dalam kelompok ini juga memperlihatkan nilai
persatuan dalam keseharian mereka saat melakukan pekerjaan mencari damar. Hal tersebut dapat kita lihat dalam kutipan berikut ini.
”Mereka bertujuh selalu bersama-sama pergi mengumpulkan dama
r,,,,” Lubis, 1992: 5 Dari kutipan di atas, kita dapat melihat bahwa ketujuh anggota kelompok pendamar
ini selalu pergi mencari damar bersama-sama. Karena jika suatu pekerjaan dilakukan dan dijalani dengan bersama-sama, maka pekerjan itu akan menjadi
terasa lebih ringan, karena akan ada orang yang menemani dan siap membantu jika kita menemui suatu rintangan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan
adanya orang lain bersama kita, maka kita akan menjadi lebih aman dan tenang dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
Ketujuh anggota kelompok pendamar ini tidak hanya menunjukkan nilai persatuan dalam melakukan pekerjaan mereka sehari-hari. Namun mereka juga
menunjukkan nilai perjuangan tersebut dalam hal beribadah, yaitu dalam
Universitas Sumatera Utara
31
melakukan sembahyang. Mereka bertujuh selalu melakukan sembahyang dengan bersama-sama pada saat menjalani hari-hari di tengah hutan. Hai itu dapat kita lihat
dalam dua kutipan berikut ini. ”….karena mereka terus sembahyang magrib bersama-sama…”
Lubis, 1992: 77 ”Mereka sembahyang magrib bersama-sama dekat api
unggun.” Lubis, 1992: 87 Pada saat harimau buas mulai menyerang kelompok mereka, anggota
kelompok pendamar ini juga menunjukkan nilai persatuan dalam menghadapi ancaman tersebut. Ketika Pak Balam diserang harimau di pinggir sungai dan ditarik
ke dalam hutan, para anggota kelompok pendamar yang lain segera mengambil perlengkapan masing-masing dan bersatu menyerbu harimau untuk menyelamatkan
Pak Balam. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan berikut ini. ”Reaksi kawan-kawannya di sekeliling api unggun cukup
cepat. Wak Katok segera mengambil senapan, yang muda- muda melompat menghunus parang panjang, dan segera berlari
ke api mengambil sepotong kayu yang menyala, dan mereka berlari ketempat Pak Balam.” Lubis, 1992: 91
Sebagai sekelompok orang yang telah bekerja bersama-sama mencari nafkah di tengah hutan rimba yang penuh dengan bahaya yang dapat mengancam
keselamatan mereka kapan saja, para anggota kelompok pendamar ini memang telah menunjukkan nilai persatuan dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari.
4.1.3 Nilai Harga-menghargai