Kondisi Penyandang Cacat Tunanetra Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera

32 kepada pustakawan agar pengguna tunanetra dapat menemukan informasi yang diinginkannya. Tabel-1 Waktu Layanan Waktu Layanan Perpustakaan adalah : Hari Waktu Senin – Jumat Pukul 07.30 – 17.00 WIB Sabtu – Minggu TUTUP Sumber: YAPENTRA

3.4 Kondisi Penyandang Cacat Tunanetra Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera

1. Kondisi Fisik Pelayanan Secara umum, kondisi fisik fasilitas Perpustakaan YAPENTRA belum memadai dalam memberikan pelayanan yang masih mengejar pemenuhan kebutuhan penyandang tunanetra dasar saja. Ruangan penyandang tunanetra yang bergabung dengan percetakan buku braille membuat penyandang tunanetra tidak leluasa. 2. Aspek Perilaku Pelaku Kegiatan Utama Diperoleh dengan cara studi literatur, yaitu : 1. Kesederhanaan Yang dimaksud kesederhanaan disini adalah bahwa penyandang cacat netra sebagai pelaku kegiatan utama dapat membawa dirinya dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu lokasi, tanpa bantuan orang lain dinamis dan independen. Karena pergerakannya dinamis dan mengandung unsur swadaya, maka indra pengganti indra penglihatan dalam dirinya harus dimaksimalkan, yaitu : alat pendengaran dan alat peraba dalam hal ini penggunaan tongkat sebagai detektor. Untuk menerjemahkan kata “kesederhanaan” dapat dilakukan dengan mengatur tata letak lay out secara liniersegaris atau peletakkan material-material yang berfungsi sebagai pembentuk sirkulasi. 2. Keamaanan Kata keamanan diartikan sebagai pergerakan yang bebas dan leluasa serta terhindar dari hal-hal yang membahayakan, misalnya: tersandung, terpeleset, tabrakanbersinggungan dengan objek yang tidak diinginkan. Keamanan yang di Universitas Sumatera Utara 33 berikan Perpustakaan Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera sangat memberikan keamanan kepada penyandang tunanetra dengan lantai yang tidak licin sehingga tidak membahayakan bagi penyandang tunanetra. 3. Kenyamanan Faktor pembentuk kenyamanan dalam hal ini adalah: penghawaan, yang terbagi menjadi penghawaan alami penggunaan ventilasi dan penghawaan buatan penggunaan AC sebagai pengatur temperatur dan kelembaban dalam ruangan serta akustik penggunaan bahan-bahan akustik didalam dan di luar ruangan, untuk meminimalisasi sumber-sumber bunyi internal dan eksternal, karena setelah kehilangan sensor visual, maka indra pendengaran dimaksimalkan penggunaannya untuk berkonsentrasi. Oleh karena itu, kepekaan pendengarannya mutlak harus dijaga. Universitas Sumatera Utara 34

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Perpustakaan Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera memberikan layanan kepada semua pengguna penyandang tunanetra tanpa membedakan pengguna yang bersekolah di yayasan tersebut ataupun tidak. 2. Sistem yang diterapkan pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera kepada layanan tunanetra adalah sistem layanan terbuka. Pengguna dapat secara langsung memilih, menemukam dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan dengan meminta bantuan kepada pustakawan agar pengguna tunanetra dapat menemukan informasi yang diinginkannya. 3. Jenis-jenis Pelayanan Pengguna Tunanetra yang di berikan YAPENTRA adalah keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan, dan penagihan. 4. Pelayanan yang diberikan Perpustakaan Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera berupa alat percetakan tulisan huruf braille untuk menambah jumlah koleksi buku bacaan sehingga memudahkan penyandang tunanetra dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. 5. Pelayanan yang diberikan Perpustakaan YAPENTRA kepada tunanetra yaitu buku braille dan dua unit komputer berbicara dengan menggunakan program jaws. 6. Keefektifitasan Perpustakaan Yayasan Pendidikan Tunanetra sudah baik, perpustakaan ini terbilang baik dalam melayani setiap penggunanya.

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dari observasi yang telah dilakukan, maka penulis mencoba untuk mengemukakan saran dan masukkan, diantaranya adalah : 1. Sebaiknya rak-rak buku, diberi tulisan huruf braille agar tunanetra bisa mencari informasi yang diinginkannya dengan meraba tulisan huruf braille tersebut. 2. Jumlah pustakawan sebaiknya tidak hanya satu orang. Ada baiknya untuk menambahkan jumlah pustakawan di YAPENTRA tersebut agar lebih meringankan tugas antara melayani penyandang tunanetra dan percetakan tulisan huruf braille. Universitas Sumatera Utara