23
2.4.7 Komplikasi Rheumatoid Arthritis
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit rheumatoid arthritis adalah penyakit sistim pencernaan misalnya gastritis dan ulkus peptic yang merupakan
komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi non steroid OAINS dan obat pengubah perjalanan penyakit atau disease modfiyeng anti rheumatoid drugs,
DMARD yang menjadi faktor penyeba Morbiditas dan mortalitas utama pada rheumatoid arthritis. Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas,
sehingga susah dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatiker. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidak setabilan vertebral
servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis. Jadi rhematoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang dapat menyebabkan inflamasi pada sendi
terutama mengenai membran synovial pada sendi dan mengarah pada destruksi kartilago sendi sehingga menyebabkan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas dan keletihan. Dapat terjadi pada semua jenjang umur Mansjour, 2001 1.
Terganggunya aktifitas karena nyeri 2.
Tulang menjadi keropos 3.
Terjadinya perubahan bentuk tulang
2.4.8 Patogenesis Rheumatoid Artheritis
Masuknya sel radang kedalam membran sinovial akibat pengendapan kompleks imun menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan elemen yang
paling destruktif dalam pathogenesis rheumatoid arthritis. Pannus merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblas yang berproliferasi,
mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang. Secara histopatologis pada daerah
Universitas Sumatera Utara
24
perbatasan rawan sendi dan pannus terdapatnya sel mononukleus, umumnya banyak dijumpai kerusakan jaringan kolagen dan proteoglikan Nugroho, 2012
2.4.9 Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis
Tujuan penatalaksanaan rheumatoid arthritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendih dan kemampuan
mobilisasi penderita Burke, 2001. Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain:
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi.
2. Pengaturan aktifitas dan istirahat
Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.
3. Kompres panas dan dingin
Untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektif dari pada kompres dingin.
4. Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak
ikan.
Universitas Sumatera Utara
25
5. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan
sendi, arthoplasy atau total join replacement untuk menganti sendi.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep