Latar Belakang Gamabaran Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dalam Mengatasi Rheumatoid Arthritis Di Kelurahan Binjai Serbangan Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa Indonesia dan meningkatnya jumlah penduduk golongan usia lanjut. Di negara maju, pertambahan populasi atau penduduk usia lanjut telah diantisipasi sejak awal abad ke-20, tidak heran bila masyarakat di negara maju sudah siap menghadapi pertambahan populasi usia lanjut dengan aneka tantangan yang sama, fenomena ini jelas mendatangkan jumlah konsekuensi, antara lain timbulnya masalah fisik, mental, serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan, terutama kelainan degeneratif Nugroho, 2008. Menurut WHO 2010 dalam Wiyono 2010 lebih dari 355 juta orang di dunia ternyata menderita penyakit rheumatoid arthritis. Itu berarti setiap enam orang di dunia, satu di antaranya adalah penyandang rheumatoid Arthritis. Namun, sayangnya pengetahuan tentang penyakit rhuematoid Arthritis belum tersebar secara luas. Hal yang perlu jadi perhatian adalah angka kejadian penyakit rheumatoid arthritis ini yang relative tinggi, yaitu 1-2 persen dari total populasi di Indonesia. Pertambahan jumlah usia lanjut di beberapa negara, salah satunya adalah Indonesia telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia Universitas Sumatera Utara 2 lanjut di Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar 7,93 dari tahun 2000 yang sebanyak 14.44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa pertahun. Dengan demikian, pada tahun 2025 jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia akan sekitar 34,22 juta jiwa Badan Pusat Statistik, 2010 . Menurut menteri kesehatan, pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk usia lanjut terbanyak didunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa atau 9,6 persen dari jumlah penduduk. Prevalensi nyeri rheumatoid arthritis di Indonesia mencapai 23,6 hingga 31,3. Angka ini menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rheumatoid arthritis sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki aktivitas sangat padat di daerah perkotaan seperti mengendarai kendaraan di tengah arus kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berarti, tuntutan untuk tampil menarik dan prima, kurangnya porsi berolah raga, serta faktor bertambahnya usia Kemenkes RI, 2012 Dalam Iskandar 2013 menjelaskan bahwa radang sendi atau rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun atau penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh system kekebalan tubuhnya sendiri yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang. Umumnya penyakit Universitas Sumatera Utara 3 ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Seseorang yang mengalami rheumatoid arthritis mengalami beberapa gejala berikut yakni nyeri, inflamasi, kekakuan sendi di pagi hari, hambatan gerak persendian, terbentuknya nodul-nodul pada kulit diatas sendi yang terkena, teraba lebih hangat dan bengkak Santoso,2003. Penyakit ini juga menyebabkan kerusakan sendi, dan gangguan fungsional kadang-kadang diikuti oleh kelelahan yang sangat hebat, anoreksia dan berat badan menurun Rubenstein, 2003. Rheumatoid arthritis menyerang persendian kecil, 90 keluhan utama penderita rheumatoid arthritis adalah nyeri sendi atau kaku sendi Turana, 2005. Pada penderita stadium usia lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Adapun cara yang sering dilakukan para usia lanjut untuk mengatasi rasa nyeri dan kekakuan dipersendian yaitu dengan cara memberikan pijatan dan mengoleskan balsem di daerah persendian yang terasa nyeri dan kaku. Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Padahal, dalam waktu singkat, tepatnya kurang dari 3 tahun, rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan kecacatan serius pada sendi yang terserang. Itulah sebabnya, mengapa informasi dan pendidikan tentang penyakit rheumatoid arthritis sangat penting untuk diupayakan dan dilakukan, baik untuk kalangan awam maupun medis. Iskandar, 2013. Universitas Sumatera Utara 4 Menurut Candra 2008, menjelaskan bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai penyakit reumatik, siapa saja yang dapat terserang Reumatik, dan dan bagaimana cara penanggulangannya yang terbaik. Untuk itu kita perlu tahu sebenarnya sejauh manakah tingkat pengetahuan usia lanjut mengenai penyakit reumatik dalam memenuhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Wawan dan Dewi, 2011 dalam Notoatmodjo, 2003. Menurut teori WHO World Health Organization yang dikutip oleh Notoatmodjo 2007, salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Penelitian ini dilaksanakan karena jumlah penyakit reumatik pada usia lanjut di Indonesia sangat tinggi dan sebagai penyakit nomor satu di Indonesia. penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada lansia dengan isi kuesioner 20 pertanyaan jumlah usia lanjut di Kelurahan Binjai Serbangan adalah sebanyak 540 orang tetapi dengan karakteria tertentu sehingga tidak semuanya dapat menjadi responden. Hasil studi pendahuluan di kelurahan binjai serbangan di ketahui dari 540 orang usia lanjut disana hanya 81 orang Universitas Sumatera Utara 5 berpengetahuan cukup karena sebagian besar lansia mengatakan bahwa sudah sedikit mengetahui tentang arti dari penyakit reumatik di Kelurahan Binjai Serbangan Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Usia Lanjut Dalam Mengatasi Rheumatoid Arthritis di Kelurahan Binjai Serbangan Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan.

1.2 Perumusan Masalah