Teknik Pengumpulan Data Fungsi dan Makna Meditasi pada Kebaktian Keagamaan Buddha Theravada bagi Masyarakat Tionghoa di Kota Medan

3.2Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah di Vihara Dhammadayada Jl. Karantina no. 35 Medan. Vihara Dhammadayada adalah Vihara aliran Buddha Theravad ā yang konsentrasi peribadatannya adalah meditasi. Kebaktian meditasi dilaksanakan setiap hari pada pukul tujuh malam dan dihadiri oleh umat Buddha yang hampir keseluruhannya adalah masyarakat Tionghoa. Umat yang rutin mengikuti meditasi juga jumlahnya terbilang lumayan banyak sekitar dua puluh hingga tiga puluhan orang setiap harinya dan mereka yang mengikuti meditasi kebanyakan berprofesi sebagai pedagang dan ibu rumah tangga berusia dua puluh tahun hingga lima puluh tahunan. Dengan demikian, Vihara Dhammadayada cocok dijadikan lokasi penelitian. 3.3Data dan Sumber Data Data adalah sekumpulan informasi yang didapat oleh penulis, sedangkan sumber data adalah asal dari data tersebut. Data terbagi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari hasil observasi, wawancara, dan video kegiatan meditasi.Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari buku, jurnal, skripsi, dan website yang berhubungan dengan meditasi pada kebaktian keagamaan Buddha.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian yang terdiri dari teknik pengumpulan data sekunder dan teknik pengumpulan data primer.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

1. Mengumpulkan buku, jurnal, skripsi dan web yang berhubungan dengan meditasi pada kebaktian keagamaan Buddha. 2. Membaca daftar isi buku yang sesuai dengan objek kajian. 3. Membaca dan mengambil poin-poin penting yang bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan meditasi pada kebaktian keagamaan Buddha. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Primer 3.4.2.1 Observasi 1. Meninjau lokasi secara langsung dan mengamati dengan cermat dan teliti tentang kegiatan meditasi di Vihara Dhammadayada. 2. Mencatat seluruh tahapan-tahapan kegiatan meditasi dari mulai tahapan awal sebelum melakukan meditasi, yaitu mempersilahkan sayalay yang memimpin meditasi masuk ke aula meditasi, melakukan namak āra, membaca Abhidhamma pi ṭaka dengan ke-24 kondisi padaPaṭṭhāna , dilanjutkan dengan proses meditasi dengan subjek ānāpānasati selama satu jam dengan kondisi aula yang gelap dan hening, hingga sesi terakhir dimana sayalay menceritakan kisah yang berkaitan dengan meditasi dan diadakan sesi tanya jawab seputar meditasi.

3.4.2.2 Wawancara

1. Sebelum melakukan wawancara, penulis membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan meditasi pada kebaktian keagamaan Buddha ketika melakukan observasi sebelumnya. 2. Melakukan tanya jawab kepada informan mengenai kebaktian meditasi sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah penulis susun, dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan baru yang muncul ketika informan memberikan informasi seputar meditasi.

3.4.2.3 Rekaman Video

1. Merekam video kegiatan meditasi yang berlangsung seperti ketika bernamak āra dan membaca abhidhammapiṭaka. Penulis tidak dapat merekam video saat meditasi berlangsung karena flash atau cahaya handphone dapat mengganggu proses meditasi. 2. Memutar ulang kembali video hasil rekaman meditasi tersebut, kemudian melihat dan memperhatikan hal-hal yang tidak dimengerti. 3. Mempertanyakan kembali hal-hal yang tidak dimengerti oleh penulis dari video rekaman hasil meditasi tersebut kepada informan pada saat wawancara. 4. Mengumpulkan informasi data yang telah penulis dapatkan dari hasil wawancara.

3.5 Teknik Pengolahan Data