Metode Penelitian Fungsi dan Makna Meditasi pada Kebaktian Keagamaan Buddha Theravada bagi Masyarakat Tionghoa di Kota Medan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam meneliti fungsi dan maknameditasi pada kebaktian keagamaan Buddha dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di Kota Medan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif, bertujuan untuk memaparkan fungsi dan makna yang terdapat dalam kegiatan meditasi pada kebaktian keagamaan Buddhabagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Sedangkan penelitian kualitatif adalah bagaimana kualitas data dapat memberikan penjelasan-penjelasan sehingga informasi yang didapat mengenai fungsi dan makna meditasi pada kebaktian keagamaan Buddha bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan menjadi jelas. Metode deskriptif kualitatif tidak berupa angka-angka, namun berupa data-data sesuai dengan fenomena yang terjadi di lapangan. Fatimah, 1993:16 berpendapat bahwa: “…Metode deskriptif kualitatif adalah data-data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, tetapi berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Semua yang dikumpulkan dapat menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Deskriptif merupakan gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah”. Data-data yang dikumpulkan oleh penulis berupa observasi, wawancara terhadap para informan yang terkait dengan meditasi pada kebaktian keagamaan Buddha,video kegiatan meditasi,buku, jurnal, skripsi, danwebsite. Data digambarkan sesuai dengan hakikatnya dan disusun dengan baik sesuai keadaan. 3.2Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah di Vihara Dhammadayada Jl. Karantina no. 35 Medan. Vihara Dhammadayada adalah Vihara aliran Buddha Theravad ā yang konsentrasi peribadatannya adalah meditasi. Kebaktian meditasi dilaksanakan setiap hari pada pukul tujuh malam dan dihadiri oleh umat Buddha yang hampir keseluruhannya adalah masyarakat Tionghoa. Umat yang rutin mengikuti meditasi juga jumlahnya terbilang lumayan banyak sekitar dua puluh hingga tiga puluhan orang setiap harinya dan mereka yang mengikuti meditasi kebanyakan berprofesi sebagai pedagang dan ibu rumah tangga berusia dua puluh tahun hingga lima puluh tahunan. Dengan demikian, Vihara Dhammadayada cocok dijadikan lokasi penelitian. 3.3Data dan Sumber Data Data adalah sekumpulan informasi yang didapat oleh penulis, sedangkan sumber data adalah asal dari data tersebut. Data terbagi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari hasil observasi, wawancara, dan video kegiatan meditasi.Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari buku, jurnal, skripsi, dan website yang berhubungan dengan meditasi pada kebaktian keagamaan Buddha.

3.4 Teknik Pengumpulan Data