kepada satu tujuan yakni membicarakan masalh-masalah atau gejala-gejala sosial dalam masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai objek penelitiannya.
Sesuai dengan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui nilai-nilai sosiologis sebuah cerita berdasarkan zamannya. Perubahan zaman dapat mengubah
asumsi masyarakat mengenai nilai- nilai sosiologisnya.
2.1.2 Pengertian Sastra
Sastra berurusan dengan manusia dalam masyarakat:usaha manusia untuk menyesuaikan diri dari usahanya untuk mengubah masyarakat itu , dalam hal isi,
sesunguhnya sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama Banyak ahli mendefenisikan pengertian sastra. yaitu :
Damono 2003:1 mengungkapkan bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam
pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antar masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang
terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi bahan sastra, adalah
pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat dan menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan
peristiwa sosial tertentu.
Teeuw 1984:23 mengatakan, kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta. Akar kata Sas- dalam kata kerja turunan berarti
mengarahkan, mengajar dan memberikan petunjuk atau instruksi. Akhiran tra- biasanya menunjukkan alat dan suasana. Maka sastra dapat berarti alat
untuk mengajar atau buku petunjuk.
Semi 1984:8 mengatakan Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan semi kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Universitas Sumatera Utara
Kutipan di atas menyatakan, sastra diartikan sebagai alat untuk mengajar, memberi intruksi dan petunjuk kepada pembaca. Wellek dan Warren 1987:3
mengatakan bahwa sastra adalah suatu kajian kreatif sebuah karya seni.
Batasan sastra yang defenitif belum ada hingga kini yang berlaku secara universal. Keseluruhan defenisi yang telah ada dirasa kurang lengkap, karena hanya
menekankan beberapa aspek saja. Luxemburg 1986 : 9 mengatakan :” Menurut
hemat kami tidak mungkin memberikan definisi yang universal mengenai sastra. Sastra bukanlah sebuah benda yang kita jumpai, sastra adalah sebuah nama dengan
alasan tertentu diberikan kepada sejumlah hasil dalam suatu lingkungan kebudayaan.”
Menurutnya ada beberapa alasan yang mungkin membuat kata sastra tidak dapat didefenisikan secara definitif. Adapun alasan-alasannya sebagai berikut :
1. Sulitnya orang menentukan sebuah karya sastra tersebut, untuk mengkategorikan apakah karya sastra tersebut termasuk sastra atau
tidak. 2. Sastra didefinisikan di dalam situasi pembaca sedangkan bagi orang
lain tidak 3. Adanya anggapan bahwa sastra terlalu berorientasi kepada sastra barat,
sehingga sastra sulit didefinisikan untuk zaman-zaman tertentu atau pun lingkungan yang tertentu pula.
4. Kebanyakan definisi sastra, sedikit-dikitnya kurang relevan bila diterapkan pada sastra. Misalnya, yang dicari disajikan untuk sastra,
tetapi setelah dianalisis defenisi tersebut lebih cocok untuk puisi. Sekalipun demikian, banyak para ahli mencoba untuk memberikan
batasan mengenai sastra. Sebagai bahan bandingan, penulis mengemukakan pendapat beberapa ahli sebagai berikut :
Jacob dan Saini 1986 : 3 mengatakan : “ Sastra adalah ungkapan pribadi
manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat keyakinan dalam bentuk konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa”.
Universitas Sumatera Utara
Damono 1998 :10 mengatakan : “ Sastra adalah lembaga sosial yang
menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. “.
Sedangkan Wellek dan Warren 1989 : 3 mengatakan : “Sastra adalah suatu
kegiatan kreatif, sebuah karya seni “. Dari keseluruhan defenisi sastra di atas, adalah berdasarkan persepsi
masing-masing dan sifatnya deskriptif, pendapat itu berbeda satu sama lain. Masing-masing ahli menekankan aspek-aspek tertentu namun yang jelas, defenisi
tersebut dikemukakan dengan prinsip yang sama yaitu manusia, seni ,dan lingkungan. Manusia menggunakan seni sebagai pengungkapan segi-segi
kehidupan. Ini suatu kreatif bagi manusia yang mampu menyajikan pemikiran dan pengalaman hidup dengan bentuk seni sastra.
Dari beberapa batasan yang diuraikan di atas dapat disebut beberapa unsur batasan. Unsur-unsur itu adalah isi sastra berupa pikiran, perasaan, pengalaman,
ide-ide, semangat kepercayaan dan yang lainnya. Ekspresi atau ungkapan adalah upaya untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam diri manusia. Bentuk diri manusia
dapat diekspresikan keluar dalam berbagai bentuk, sebab tanpa bentuk tidak akan mungkin isi disampaikan kepada orang lain.
Ciri khas pengungkapan bentuk pada sastra adalah bahasa. Bahasa adalah bahan utama untuk mewujudkan ungkapan pribadi di dalam suatu bentuk yang
indah. Jadi penelitian cerita Aek Sipitu Dai yang berada di daerah Si Anjur Mula-
Mula dilakukan guna mendapatkan kebenaran informasi tentang tujuh rasa Pancuran yang berbeda dan memiliki arti dan kegunaan di setiap pancuran Aek
Universitas Sumatera Utara
Sipitu Dai dan kebenaranya dari tujuh buah mata air yang bergabung didalam satu tempat labuan bak panjang namun ketika dialirkan ke tujuh pancuran rasanya
dapat kembali terpisah.
2.1.3 Pengertian Sosiologi Sastra