Kesimpulan Analisis Sosiologi Sastra Terhadap Cerita Aek Sipitu Dai Pada Masyarakat Batak Toba

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Cerita Aek Sipitu Dai disini menceritakan bagaimana keajaiban yang dapat kita lihat sampai sekarang bentuk atau wujudnya dan masih diyakini masyarakat Batak Toba sampai sekarang ini. Juga diyakini dapat menyembuhkan segala jenis penyakit dan keluhan-keluhan yang lainnya. Berbagai macam keadaan yang dilambangkan Pancur Tujuh Rasa Passur Sipitu Dai ini ialah : 1. Pansur Sipitu Dai juga melambangkan bahwa penguasa Alam Semesta, bersemayam pada tingkatan langit yang ketujuh, dan pada lapisan awan yang ketujuh. Hal ini dapat kita lihat dalam Tonggo-tonggo si Raja Batak Doa Siraja Batak sewaktu si Raja Batak mengadakan upacara persembahan menyembah Debata Mulajadi Na Bolon di Puncak Dolok Pusuk Buhit. 2. Pansur Sipitu Dai juga melambangkan bahwa ramuan obat-obatan tradisionil Batak, banyak yang harus bersyarat tujuh misalnya: harus tujuh macam, harus tujuh kali, harus tujuh buah, harus tujuh lembar, atau harus tujuh potong. 3. Pansur Sipitu Dai juga melambangkan tata tertib acara margondang Acara Gendang Batak. Pada acara margondang, acara harus dimulai dengan Gondang Sipitu Ombas tujuh buah irama lagu Gendang dimainkan secara nonstop tanpa diikuti dengan tarian. Setelah Gendang Sipitu Ombas selesai, maka dimulailah acara menari, tetapi acara ini harus dimulai dengan “Pitu Hali Mangal iat” arak-arakan tujuh kali keliling lapangan menari dan untuk Universitas Sumatera Utara menutup acara margondang ini, harus dimulai dengan acara Pitu Hali mangaliat. 4. Pansur Sipitu Dai juga melambangkan “partuturan” panggilan dalam struktur atau susunan tarombo silsilah karena hanya tujuh generasi yang mempunyai Pertutuan panggilan dalam satu garis keturunan yaitu: a. Ompu : nenek moyang yaitu semua generasi mulai dari tiga generasi diatas kita. b. Ompung : kakek, yaitu orang dua generasi di atas kita. c. Amang : ayah, yaitu yang satu generasi di atas kita. d. Haha anggi : abang adik yaitu orang yang segenerasi dengan kita. e. Anak : anak yaitu orang yang satu generasi di bawah kita. f. Pahompu : cucu, yaitu orang yang dua generasi di bawah kita. g. Nini : cicit yaitu orang yang mulai tiga generasi di bawah kita. h. Pansur Sipitu Dai juga melambangkan bahwa dari sepuluh orang keturunan Guru Tatea Bulan, hanya tujuh orang yang mempunyai keturunan langsung karena tiga orang dari mereka menjadi orang sakti. Adapun orang yang menjadi sakti ialah : 1. Raja Uti Sakti dan tinggal diudara, di darat dan di laut, 2. Boru Biding Laut boru Tunghau, sakti dan tinggal di hutan atau darat, 3. Nan Tinjo sakti dan tinggal di Danau Toba atau laut. Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran