Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran

Sedangkan menurut Willem Sahaya 2013, tujuan strategi SCM adalah : 1 Cost Reduction , meminimalkan biaya di semua sektor. 2 Service Improvement , meningkatkan tingkat layanan. 3 Responsive dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat. 4 Memperoleh kepercayaan dari semua unsure terkait terutama pelanggan 5 Mengembangkan prinsip kemitraan Strategi SCM memiliki beberapa model : 1 Extend Enterprise , kebijakan menggunakan sedikit pemasok untuk kepentingan jangka panjang. 2 Vertical integration, perusahaan memproduksi bahan baku sendiri. 3 Backward integration , perusahaan membeli supplier. 4 Forward Integration , membuat barang jadi sendiri 5 Virtual Organization , berorientasi kepada proyek. Dengan fokus Strategi SCM sebagi berikut : Pelanggan : Kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Pemasok : Kemitraan Pesaing : Persaingan secara sehat dan bersinergi Perusahaan : Analisis SWOT dan penerepan strategi

2.3. Penelitian Terdahulu

Syibil 2013, dengan penelitianAnalisis Rantai Nilai Pada Komoditas Jamur Tiram Putih Di Kabupaten Bogor Studi Kasus Pada P4s Nusa Indah menyimpulkan bahwa hasil dari penelitian adalah sebagai berikut : 1 Anggota rantai pasokan jamur tiram putih terdiri dari anggota primer P4S Nusa Indah, pengumpul dan pengecer dan anggota sekunder pemasok Universitas Sumatera Utara bahan baku dan kemasan. Aliran rantai pasokan dimulai dari P4S Nusa Indah, pedagang pengumpul dan terakhir ke pedagang pengecer. Narinda 2015, dengan penelitian Analisis Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam Di Pt Bp, menyimpulkan bahwa hasil dari penelitian Manajemen rantai pasok di PT BP masih tergolong baru, sehingga tidak ada pembanding kinerja rantai pasok sebelumnya. Nilai dari kinerja rantai pasok PT BP adalah sebesar 79.16 dan tergolong kurang. Perbaikan potensial terdapat pada matrik kinerja penyesuaian rantai pasok atas, penyesuaian rantai pasok bawah, dan waktu siklus pengiriman. Hasil evaluasi faktor internal dan eksternal menunjukkan bahwa PT berada pada posisi kuadran I +0.942;+2.401. Alternatif strategi yang disarankan adalah menerapkan TQM Total Quality Management, konsisten menggunakan sumber daya alam yang berkualitas, melakukan smart promotion, menerapkan cold supply chain, dan membentuk tim RD Research and Development untuk pengembangan produk yang variatif, kompetitif, dan sehat.

2.4. Kerangka Pemikiran

Karet memiliki manfaat ekonomis yang tinggi.Namun saat ini perkembangan produksi karet dalam negeri masih menghadapi beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain penggunaan bibit yang tidak berstandar nasional, belum maksimalnya teknis budidayadan pengelolaan.Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan strategis yang produksinya dari tahun ke tahun terus meningkat dan terus melakukan ekspor setiap tahunnya. Rantai pasok meliputi kegiatan penyaluran barang dari supplier sampai kepada konsumen.Namun belum efektif dan efisiennya rantai pasok pada komoditas karet menyebabkan bekum maksimalnya pendapatan yang diperoleh.Manajemen rantai pasok yang efektif menjadikan pelaku-pelaku dalam rantai pasok sebagai mitra dalam strategi Universitas Sumatera Utara perusahaan untuk memuaskan pasar sasaran, mengatur hubungan kerja sama yang baik antar pelaku dalam rantai pasok. Rantai pasok yang memiliki yang memilki kinerja tidak efektif dan efisien diperlukan strategi untuk meningkatkan produktivitas kinerja rantai pasok tersebut sehingga dapat tercapai tujuan rantai pasok untuk memenuhi pemenuhan kualitas karet. Secara sistematis, kerangka pemikiran tersebut digambarkan sebagai berikut: : menyatakan hubungan : menyatakan pengaruh Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran 2.5. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Perkebunan Karet Input Supplier Proses Pengolahan Pedagang Perantara Konsumen Kondisi Kinerja Strategi Peningkatan Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Di negara agraris, pertanian memiliki peranan yang penting baik di sector perkonomian ataupun pemenuhan kebutuhan pokok atau kebutuhan lainnya. Sector pertanian dan perkebunan memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan social masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor-sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia. Perkebunan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004, yang dimaksud dengan perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah danatau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Tanaman karet adalah salah satu jenis tanaman perkebunan. Daerah yang paling banyak memiliki lahan untuk penanaman pohon karet adalah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Universitas Sumatera Utara Riau dan berbagai kawasan di luar pulau Jawa. Pohon karet memberikan manfaat dalam kehidupan, beberapa manfaat tanaman karet adalah sebagai bahan utama pembuatan ban,mengurangi emisi rumah kaca, mendukung kinerja industri sintetis, bahan untuk industri mebel, menjaga iklim lingkungan, dan sebagai produk untuk obat-obatan.K Karet merupakan tanaman perkebunan yang memiliki potensial. Namun dalam budidaya karet terdapat beberapa permasalahan seperti teknis budidaya. Sementara itu dari segi pengelolaan maintenance selama fase vegetatif jarang sekali diperhatikan, sehingga produktivitas hingga kualitas tanaman karet Indonesia sangat jauh dari yang diharapkan. Banyak petani yang tidak melakukan perawatan kebunnya sebagaimana mestinya, sebagai contoh adalah masalah dosis pemupukan. Petani juga cenderung tidak tahu SNI tentang produk Bahan Olah Karet Bokar yang dihasilkan. aret juga dimanfaatkan untuk beberapa alat kesehatan, alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. Perkebunan karet di Indonesia menjadi salah satu andalan ekspor yang kuat. Kinerja ekspor perkebunan karet tercatat sebesar US 634,26juta. Posisi ini merupakan posisi kedua setelah ekspor kelapa sawit. Kondisi ini didukung dengan luasnya areal perkebunan karet di Indonesia.yang merupakan lahan karet terluas di dunia, yaitu 3.435.270 ha pada tahun 2010. Dan secara berturut-turut pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 3.456.128 ha, tahun 2012 meningkat 0,81 menjadi 3.484.073 ha. Kondisi ini menjadikan Indonesia bersama dengan Thailand dan Malaysia dikenal dengan International Tripartite Rubber Council karena ketiga negara tersebut menjadi penghasil karet alam terbesar. Thailand menjadi negara penghasil karet alam terbesardengan produksi karet pada tahun 2012 sebesar 3,5 juta ton, sementara Indonesia di peringkat kedua dengan produksi karet pada periode yang sama sebesar 3 juta ton kemudian disusul oleh Malaysia dengan produksi 946.000 ton pada periode yang sama. Universitas Sumatera Utara Untuk dapat bersaing dengan negara-negara tersebut maka perlu ditingkatkan daya saing produk. Meningkatkan daya saing produk adalah upaya untuk mengembangkan usaha di bidang perkebunan ini. Meningkatkan daya saing produk dalam kondisi ekonomi yang hiperkompetitif dan pembeli yang semakin lama semakin rasional hanya bisa dimenangkan dengan menciptakan dan memberikan nilai yang lebih unggul. Hal ini memerlukan lima kemampuan, yaitu memahami nilai pelanggan, menciptakan nilai pelanggan, memberikan nilai pelanggan, memenangkan nilai pelanggan, dan mempertahankan nilai pelanggan. Agar berhasil, perusahaan perlu mempergunakan konsep rantai nilai dan jaringan penyerahan nilai rantai pasok Kotler, 2004. Tabel 1.Luas Lahan dan Produksi Karet di Sumatera Utara 2010 2011 2012 2013 2014 LuasLahan Ha 565.844 575.083 575.236 582.428 591.262 Produksi ton 444.253 459.460 468.668 487.882 541.236 Sumber :Dinas Perkebunan Sumatera Utara Menurut data Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, luas lahan dan jumlah produksi komoditas karet meningkat dari tahun 2010-2014.Jumlah produksi karet di Sumatera Utara pada tahun 2014 sebanyak 541.236 ton. Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan salah satu sentra produksi komoditas karet di Sumatera Utara karena menyumbang 18 dari total produksi di Sumatera Utara tahun 2014. Tabel 2.Luas Lahan Perkebunan Karet di Sumatera Utara 2012 2013 2014 2015 Rakyat Luas Lahan ha Produksi ton 390.951,68 310.266,17 394.113,57 321.099,05 395.017,00 332.675,82 392.259,00 333.922,00 PTPN II,III,IV Luas Lahan ha Produksi ton 42.028,0 38.303,00 39.642,64 35.659,85 38.565,90 36.215,00 38.578,55 35.191,00 Perusahaan lainnya Luas Lahan ha Produksi ton 142.256,32 114.098,83 148.673,79 131.123,01 157.679,01 172.345,16 - Sumber :Badan Pusat Statistik Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data yang disajikan padaTabel 2 dapat dilihat bahwa PTPN II,III,IV pada tahun 2014 menyumbangkan hasil produksi karet sebesar 6 bagi Sumatera Utara. Dibandingkan dengan perusahaan perkebunan karetlainnya, PTPN II,III,IV menyumbangkan 21 bagi Sumatera Utara pada tahun 2014. PTPN III merupakan penghasil karet terbesar jika dibandingkan dengan PTPN II dan IV.Selain melakukan budidaya tanamankaret, PTPN III juga melakukan proses pengolahan karet. Data Pabrik Pengolahan Karet PPK PTPN III disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Data Pabrik Pengolahan Karet PPK PTPN III di Sumatera Utara Pabrik Pengolah Karet PPK Mutu Produk Kapasitas Olah Ton Karet Kering Hari PPK Gunung Para Ribbed Smoked Sheet 16.8 Crumb Rubber