Kondisi Rantai Pasok Komoditas Karet

Kebutuhan listrik : 185 kwhton kk

4.3. Karakteristik Responden No.

Nama Posisi Umur Tahun 1 Miswarindra Stafbagian pengadaan dan penjualan PTPN III 45 2 Dewanta Manager Personalia 33 3 Erwin Lubis Masinis KepalaPabrik Membang Muda 54 4 Junaidi Wongso Manager KebunMembang Muda 52 5 Waris Staf bagiantanaman PTPN III 48 6 Abet N. Ginting Staf bagian teknik dan pengolahan PTPN III 35 Rata-rata 44,5

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Rantai Pasok Komoditas Karet

Rantai pasok supply chain adalah seluruh kegiatan yang melibatkan berbagai pihak, baik yang memproduksi dan atau yang menyalurkan barangjasa mulai dari pemasok bahan baku sampai kepada konsumen akhir. Sesuai dengan rencana penelitian, maka rantai Universitas Sumatera Utara pasokpada penelitian ini difokuskan hanya membahas mengenai sasaran rantai pasok, struktur rantai pasokdan manajemen rantai pasok. Struktur rantai pasok komoditas karet di daerah penelitian melibatkan pelaku-pelaku yang dibatasi mulai dari pemasok bahan baku, petani, pengolah karet,dimana setiap pihak saling berinteraksi dan terdapat hubungan timbal balik. Dalam penelitian ini, industri pengolahankaret merupakan konsumen akhir. Kolaborasi manajemenrantai pasokmerupakan bentuk kerjasama dari dua atau lebih perusahaan dalam kegiatan aliran barang yang mempunyai tujuan yang sama. Dalam manajemenrantai pasokdibahas mengenai kemitraan dan kesepakatan kontraktual. Adapun tujuan dari sebuah kemitraan rantai pasok adalah untuk meningkatkan pendapatan yang merata di setiap pelaku rantai pasok.

5.1.1. Sasaran Rantai Pasok

Sasaran rantai pasok adalah tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan manajemen rantai pasok. Aspek ini menjelaskan tujuan utama dari rantai pasok karet yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III PTPN III Kebun Membang Muda, di Labuhanbatu Utara. Sasaran rantai pasok dapat dilihat dari sisi sasaran pasar. Hasil dari analisis sasaran rantai pasok akan menjadi salah satuaspek acuan apakah rantai pasok berjalan baik atau tidak. Sasaran pasar produk karet di Kebun Membang Muda ditujukan untuk pasar domestik dan pasar internasional. Hal ini dikarenakan Kebun Membang Muda merupakan penghasil getah karetyang tergabung dalam PT. Perkebunan Nusantara III yang memasok getah karet secara kontiniu, sehingga pasokan getah karet mampu memenuhi permintaan konsumen.

5.1.2. Struktur Rantai Pasok

Struktur rantai pasok suatu komoditi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, jumlah anggota yang membentuk rantai pasok, peran yang dimiliki olehmasing-masing anggota, Universitas Sumatera Utara karakteristik produk yang dihasilkan, dan jarak antara onfarm dan pasar. Anggota rantai pasok adalah pihak-pihak yangterlibat dalam aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi. Anggota rantaipasok karet dalam penelitian ini terdiri dari pemasok bahan baku, bagian produksi PTPN III Kebun Membang Muda, bagian komersil PTPN III,dan konsumen. Konsumen akhir merupakansumber informasi yang menjadi penentu kualitas dan kuantitas produk. Gambar5. Struktur Rantai Pasok Karet Pemasok Bahan Baku Pemasok bahan baku pada rantai komoditas karet merupakan pelaku yang tidak terlibat langsung dalam produksi karet namun berperan serta dalam proses produksi sebagai penyedia bahan baku dan alat-alat pertanian. Bahan baku dalam hal ini meliputi bibit, pupuk, dan bahan kimia digunakan untuk menunjang kegiatan usahatani karet. Pemasok bibit untuk Kebun Membang Muda adalah dari PTPN III itu sendiri. Bibit dipasok dariPusat Penelitian Puslit PTPN III di Sei Putih. Untuk pemasok pupuk disajikan pada Tabel 10. Pengadaan pupuk dilakukan setiap enam bulan sekali.Jumlah terbesar yang pernah dipasok adalah 54.000 ton dan terkecil adalah 6.000 ton. Pengadaan pupuk dilakukan oleh kantor direksi PTPN III yang kemudian dikirim kepada Kebun Membang Muda sejumlah yang dibutuhkan kebun. Pemasok Bahan Baku Bagian Produksi PTPN III Kebun Memabang Muda Bagian Komersil PTPN III Konsumen Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Pemasok Pupuk PTPN III No Pemasok No. Pemasok 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. CV. Bina Karya Pratama PT. Indograha Nusa Sarana PT. Dupan Anugerah Lestari PT. Betha Tri Adhi PT. Sri Rezeki Fertilizer PT. Permata Agro Persada PT. Randhoetata Cemerlang PT. Saraswanti Anugerah Makmur PT. Dupan Anugerah Lestari PT. Pupuk Kalimantan Timur PT. Petrokimia Gresik PT. Mest Indonesity 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. CV. Biogreen Mitra Sukses PT. Meroke Tetap Jaya PT. Dairi Naduma Karina PT. Permata Agro Persada PT. Darma Dwijaya PT. Bukit Prima Niaga PT. Petro Kimia Gresik PT. Mega Eltra PT. Darma Dwijaya CV. Nusa Abadi Jaya PT. Galatta Lestarindo Untukpemasok bahan kimia disajikan pada Tabel 11. Pengadaan bahan kimia dilakukan oleh kantor direksi PTPN III yang kemudian dikirim kepada Kebun Membang Muda sejumlah yang dibutuhkan kebun. Tabel 11. Pemasok Bahan Kimia PTPN III No. Perusahaan Jenis Bahan Kimia Jumlah 1 PD. Mitra Jaya Heksa 7.880 kg 2 CV. Wira Lestari Herbisida Ally 20 WG 2.046 kg 3 PD. Kencana Agung Insektisida Orthene 75 SP 1.290 kg 4 CV. Gunung Agung Krakatau SM Therpentin 6.000 ltr 5 CV. Bima Sakti Redontisida Brodifalcum 0,005 17.660 ltr 6 PT. Radiva Putra Agung Pupuk organik Humega liquid 125.500 ltr 7 CV. Persada Indonesia Herbisida Starane 480 EC 4.030 ltr 8 PT. Tritama Eka Mandiri Herbisida Glifosat 480490SL 112.050 ltr 9 PT. Wahana Agro Fertila Fungisida Marfu-p 61.150 kg 10 CV. Anugerah Agung Abadi Fungisida Greemi-6 98.250 kg Bagian Produksi PTPN III Kebun Membang Muda Bagian produksi PTPN III Kebun Membang Muda merupakan pelaku dalam rantai yang mengawali kegiatan rantai pasok karet.Bagian produksi dibagi menjadi budidaya karet dan pengolahan karet. Universitas Sumatera Utara Kegiatan budidaya yang dilakukan adalah persiapan lahan, pengajiran dan pembuatan lubang tanam, penanaman tanaman penutup tanah,penanaman karet,pemeliharaan tanaman, dan pemanenan. Kegiatan pengolahan karet dilakukan setelah panen karet. Kegiatan pengolahan karet dilakukan di Pabrik Pengolahan Karet PPK Kebun Membang Muda. Terdapat dua jenis pengolahan yang dilakukan di PPK Kebun Membang Muda, yaitu pengolahan crumb rubber produk SIR 10 dan SIR 20 dan pengolahan lateks pekat.Hasil produksi PPK Kebun Membang Muda disajikan pada Tabel 12. Tabel 12.Data Produksi Pabrik Pengolahan Karet Kebun Membang Muda No. Produk PPK KMMDA Produksi Kg.Karet Kering 2013 2014 2015 1. Lateks Pekat a L. Pekat 2,066,597 2,486,003 2,609,863 88.60 88.75 87.57 b Serum Lump 141,481 167,791 201,970 6.07 5.99 6.78 c Serum Sekunder 47,183 56,873 60,076 2.02 2.03 2.02 d Sediment 53,579 61,851 79,441 2.30 2.21 2.67 Total 2,308,840 2,772,518 2,951,350 98.99 98.98 99.03 Losis 23,596 28,710 28,951 1.01 1.02 0.97 Jumlah 2,332,436 2,801,228 2,980,301 100 100 100

2. Crumb Rubber

Low Grade SIR-20 9,128,440 8,053,920 4,822,701 Bagian produksimemiliki peran penting karena kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pasokan karetke tingkat konsumen sangat ditentukan olehnya. Dengan kata lain, proses Universitas Sumatera Utara produksimenjadi kegiatan penentu keberhasilan usaha agribisnis, sehingga perlu dijalankansecara efektif dan efisien. Efektivitas pada proses produksi dibutuhkan dalam halmulai dari alokasi sumberdaya yang tepat, perencanaan proses produksi yangbaik, hingga implementasi dengan baik dan benar. Efisiensi produksi dapatdicapai dengan melakukan perencanaan dan proses produksi dengan tepat danmeminimumkan pemborosan yang terjadi selama proses produksi. Kebun Membang Muda memproduksi dan langsung memasok ke perusahaan mitra. Sehingga, karet yang diproduksi dapat memenuhi kualitas yang diinginkan konsumen. Selain itu,cuaca di Labuhanbatu Utara tidak berubah dengan cepat dandapat diprediksi, sehingga produk karet dapat dipasok ke perusahaan secara rutin. Bagian Komersil PTPN III Bagian komersil PTPN III terletak di kantor direksi di Medan. Distribusi merupakan bagian dari komersil. Distribusi dari Kebun Membang Muda ke pelanggan diatur oleh kantor direksi. Prosesnya yaitu calon pelanggan memesan produk melalui kantor direksi. Setelah itu kantor direksi membuat delivery order atau ‘surat jalan’ yang ditujukan ke PTPN III Kebun Membang Muda. Setelah Kebun Membang Muda menerima delivery order , bagian produksi memproduksi produk sesuai pesanan. Jangka waktu yang diberikan kantor direksi kepada Kebun Membang Muda sesuai dengan kapasitas olah PPK per harinya. Sesuai dengan jangka waktu yang telah diberikan, penyerahan produk dilakukan di Kebun Membang Muda. Bagian komersil PTPN III melakukan penjemputan produk ke Kebun Membang Muda yang kemudian akan didistribusikan langsung ke pelanggan. Konsumen Konsumen adalah anggota rantai pasok karet terakhir danmenjadi tujuan akhir rantai pasok dalam penelitian ini. Tujuan rantai pasok adalah memenuhipermintaan konsumen sesuai Universitas Sumatera Utara dengan kualifikasi yang diinginkan konsumen. Dalam rantai pasok karet, konsumen melakukan pembelian melalui kantor direksi, memenuhi perjanjian sesuai kontrak dan berhak menerima dan memberikan informasi mengenai produk yang telah dibeli dan pelayanan yang diberikan pelaku rantai pasok sebelumnya. Konsumen akhir produk karet merupakan konsumen yang kritis, sehingga kualitas menjadi alasan utama pembelian karet merek tertentu. Selain kualitas, konsumen juga menginginkan karet selalu tersedia saat dibutuhkan dan harga produk yang terjangkau. Untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut, dibutuhkan kolaborasi dan koordinasi yang baik antar pelaku rantai pasok.

5.1.3. Manajemen Rantai Pasok

Manajemen rantai pasok merupakan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan produk hingga sampai konsumenyang dilakukan secara terintegrasi oleh pelaku-pelaku rantai pasok. Manajemenrantai pasok terdiri dari pemilihan mitra, kesepakatan kontraktual, sistemtransaksi, dan kolaborasi rantai pasok. Pemilihan Mitra Kerjasama kemitraan merupakan kerjasama antara dua pihak atau lebihyang betujuan memberikan keuntungan satu sama lain. Pemilihan kemitraanadalah salah satu faktor yang mendukung kesuksesan rantai pasok. Pemilihanmitra dalam rantai pasok karetyang terjalin adalah pemilihan mitra pada pemasok bahan baku. Kemitraan PTPN III Kebun Membang Muda dengan pemasok bahan baku seperti pupuk, pestisida, dan alat pertanian diatur oleh kantor direksi atau bagian komersil, yaitu PTPN III pusat. Pemilihan mitra dilakukan dengan dua sistem, yaitu dengan penunjukan langsung oleh perusahaan dan sistem pelelangan. Untuk pengadaan barang dengan pengeluaran Rp 200.000.000 akan dilakukan penunjukkan langsung oleh perusahaan tanpa ada kriteria khusus. Jika pengeluaran ≥ Rp 200.000.000 akan dilakukan sistem pelelangan. Sistem Universitas Sumatera Utara pelelangan dilakukan sesuai dengan Rencana Anggaran Perusahaan RAP, dilihat jumlah kebutuhan seluruh kebun yang tergabung dalam peusahaan, kemudian dilakukan pelelangan secara online. Mitra pemasok bahan baku yang dipilih adalah yang menjual bahan baku dengan kuantitas terbanyak dengan harga terendah. Untuk bahan baku benih diperoleh dari Pusat Penelitian Puslit PTPN III di Sei Putih. Bagian Produksi tidak melakukan pemilihan mitra untuk memasarkan hasil produksinya dikarenakan hasil produksi akan dijual apabila ada pesanan konsumen. Pemesanan konsumen dijembatani oleh PT. Karisma Pemasaran Bersama Nusantara KPBN. PTPN III harus menjalani kemitraan terlebih dahulu dengan PT. KPBN, kemudian PT. KPBN yang akan mendata semua pembeli hasil perkebunan. Kesepakatan Kontraktual Kesepakatan kontraktual merupakan perjanjian, baik secara formal maupuninformal, antar pihak-pihak yang bermitra atau bekerja sama dengan tujuan menjaga integrasi rantai pasok, mendapatkan keuntungan, dan saling menutupiketerbatasan masing-masing pihak. Kontrak berisi hal-hal yang telah disepakati antar pihak, diantaranya batasan dan tanggung jawab kedua pihak. Kesepakatan petani dengan pemasok bahan baku dilakukan secara formal, yaitu secara tertulis. Hal-hal yang tercantum dalam kesepakaran adalah mutu produk, sistem pembayaran, sistem penyerahan, harga, dan batas waktu pembayaran dan penyerahan produk. Sistem Transaksi PTPN III Kebun Memang Muda memiliki kinerja yang diatur dari kantor direksi. Pesanan yang diterima didasarkan pada pemberitahuan dari kantor direksi. Pengiriman pesanan Universitas Sumatera Utara yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu pendek, yaitu 1-2 hari. Waktu yang dibutuhkan oleh konsumen dari mulai melakukan pemesanan sampai menerimanya sesuai dengan isi kontrak antara kedua pihak. Biasanya pembayaran dilakukan oleh konsumen selambat-lambatnya 15 hari setelah kontrak disahkan, kemudian perusahaan melakukan penyerahan barang selambat-lambatnya 15 hari setelah dilakukan pembayaran oleh konsumen.Sistem transaksi yang berlaku antara PTPN III dan pelanggan dilakukan sesuai kontrak, biasanya melalui transfer melalui bank. Kolaborasi Rantai Pasok Kolaborasi yang baik antara pelaku rantai pasok merupakan salah satu faktor tercapainya tujuan rantai pasok, yakni memenuhi permintaan konsumen. Untuk memenuhi permintaan konsumen, dibutuhkan kolaborasi dalam pembagian informasi information sharing secara timbal balik di setiap pelaku rantai pasok. Informasi diawali dari konsumen yang kemudian disampaikan kepada PTPN III,selanjutnya kepada pemasok bahan baku, dan berlaku kebalikannya. 5.2. Strategi Pengembangan di PT. Perkebunan III Kebun Membang Muda 5.2.1 Analisis Kondisi Eksisting dari Faktor-faktor Strategis Dianalisis dengan Menggunakan Skor Faktor strategis yang mempengaruhi pengembangan komoditi dibagi atas faktor internal dan eksternal.Faktor internal merupakan faktor yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda, sedangkan faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang diluar kendali dari PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda.

5.2.1.1 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Internal Dianalisis dengan Skor

Universitas Sumatera Utara Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan kinerja rantai pasok karet oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan observasi yang dilakukan untuk menunjukkan skor faktor internal tersebut. Tabel 13. Penentuan Skor Faktor Internal No Uraian Skor Hasil Penilaian Sumber Keterangan 1 Kualitas Produk 3 Kekuatan PTPN III 2 Produk Jadi 4 Kekuatan PTPN III 3 Penguasaan terhadap Budidaya Karet 3 Kekuatan PTPN III 4 Kebijakan Harga 4 Kekuatan PTPN III 5 Peningkatan Kinerja Pelayanan 4 Kekuatan PTPN III 6 Program Pengembangan 4 Kekuatan PTPN III 7 Sarana Pendukung dan Infrastruktur 4 Kekuatan PTPN III 8 Luas Lahan 4 Kekuatan PTPN III 9 Permodalan 4 Kekuatan PTPN III 10 Serangan HPT 4 Kekuatan PTPN III 11 Lama Usaha 4 Kekuatan PTPN III 12 Penerapan Teknik dan Budidaya 2 Kelemahan PTPN III 13 Variasi Produk 2 Kelemahan PTPN III 14 Pelatihan 2 Kelemahan PTPN III Sumber : Lampiran 2 Tabel 13 menunjukkan bahwa hasil penilaian faktor internal yang mempengaruhi peningkatan rantai pasok karet terdapat 11 kekuatan dan 3 kelemahan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Variasi Produk Produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda memiliki 2 dua jenis produk yaitu Crumb Rubber dan Lateks Pekat. Jenis karet Crumb Rubber yang diproduksi ada dua jenis yaitu SIR-10 dan SIR-20.SIR adalah Standard Indonesian Rubber, dimana Nilai PRI Plasticity Retention Index atau indeks ketahanan plastisitas . yang telah ditentukan Standart Indonesia Rubber SIR untuk karet remah SIR 20 yaitu minimal 50, mempunyai kadar kotoran maksimal 0,20 , dan kadar abu maksimal 1,00 . Dan untuk karet remah SIR 10 yaitu minimal 60, Universitas Sumatera Utara mempunyai kadar kotoran maksimal 0,10 , dan kadar abu maksimal 0,75 . Nilai PRI dapat memberikan gambaran mengenai ketahanan oksidasi dari karet yang bersangkutan dalam proses pengerjaan selanjutnya. 2 Kualitas Produk. Kualitas produk `yang ada di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda memiliki kualitas produk yang sesuai dengan persepsi pelanggan.Produk yang diproduksi harus sesuai dengan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan karena pelanggan PT. Perkebunan Nusantara III merupakan pelanggan besar yang mempunyai kriteria kualitas produk sesuai dengan ISO 9001:2008. Kualitas produk memang harus diutamakan dan diperhatian setiap perusahaan agar kepercayaan pelanggan untuk bermitra dengan perusahaan tersebut tetap terjalan. 3 Produk Jadi Produk jadi yang dihasilkan di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda adalah tepat waktu dan tepat jumlah.Tepat waktu yang dimaksud disini adalah produk yang selesai harus sesuai waktu yang telah ditentukan pelanggan dan biasanya waktu dalam produk selesai dihasilkan tertulis pada kontrak yang telah disepakati antara pembeli dengan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda.Tepat jumlah yang dimaksud disini adalah produk yang dihasilkan harus sesuai dengan RKAP Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Jadi saat pembeli meminta jumlah produk, kantor direksi yang mengatur pembelian produk mengirimkan delivery order kepada masing – masing kebun sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki masing – masing kebun. 4 Penguasaan terhadap budidaya karet Penguasaan terhadap budidaya karet yang dimiliki oleh para pekerja yang ada di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda, adalah menguasai dengan baik. Universitas Sumatera Utara Dimana para pekerja mengetahui bagaimana dalam budidaya karet dengan baik yang dimulai dari pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, sampai proses penderesan. Karena penguasaan terhadap budidaya karet itu penting diketahui dengan baik karena pengetahuan tentang budidaya karet berpengaruh terhadap kualitas karet yang berhubungan dengan kemitraan perusahaan yang akan dijalin. 5 Peningkatan Kinerja Pelayanan Sejak PT. Perkebunan Nusantara III awal beroperasi kinerja pelayanan yang diterapkan oleh perusahaan bisa dikatakan sudah bagus.Seiring dengan lamanya perusahaan beroperasi kinerja pelayanan mengalami peningkatan jika dibandingkan dari awal beroperasinya PTPN III.Program program yang mengenai kinerja pelayanan untuk ditingkatkan harus dibuat agar perusahaan mengalami perkembangan yang signifikan.Program-program yang berhubungan dengan peningkatan kinerja pelayanan di buat oleh perusahaan sudah berjalan dengan yang diharapkan. 6 Kebijakan Harga Setiap perusahaan harus membuat kebijakan harga produk perusahaan itu sendiri dimana maksudnya perusahaan menetapkan patokan harga jual produk yang dihasilkan, agar perusahaan mendapat margin keuntungan.Dalam penetapan harga karet, PT. Perkebunan Nusantara III mengikuti harga Sicom Singapore dan harga Tocom Thailand. 7 Program Pengembangan Untuk meningkatkan produksi karet, diperlukan adanya program yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kekuatan. Sehingga para petani yang berbudidaya karet dapat meningkatkan produktivitas dan mutu karetnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada PTPN III, terdapat program pengembangan karet yang telah dilaksanakan. Program ini adalah Peningkatan Produksi Tanaman Karet, melalui produktivitas dan mutu, dengan kegiatan Peningkatan Produktivitas melalui Gerakan Pengelolaan Tanaman Karet. Universitas Sumatera Utara 8 Pelatihan Pelatihan merupakan program yang dilakukan oleh PTPN III yang bertujuan untuk memberi arahan kepada para pekerja dalam hal budidaya dan pengolahan menjadi produk siap jual.Contoh pelatihan umumnya seperti Sekolah Lapang, Demplot, Ceramah, dan pembekalan pekerja.Di PTPN III mengadakan pelatihan berupa ceramah dimana seperti kegiatan memberikan arahan atau tanya jawab kepada pekerja yang melaksanakan budidaya karet. 9 Sarana Pendukung dan Infrastruktur Sarana pendukung dan infrastruktur yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III sudah memadai dalam menunjang proses produksi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda. Prasarana transportasi merupakan salah satu pendukung untuk bisa tumbuh dan berinteraksi dengan wilayah lain. Kondisi jalan menuju PT. Perkebunan Nusantara IIIsudahdiaspal dan jalan menuju lahan berupa jalan beraspal. 10 Penerapan Teknik dan Budidaya Penerapan teknik dan budidaya yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda menggunakan teknologi dan secara konvensional.Teknologi yang digunakan adalah teknologi yang standar dalam pengolahan getah karet dalam menghasilkan produk yang dipasarkan. Secara konvensional disini maksudnya adalah ada beberapa kegiatan yang diharuskan menggunakan teknologi sederhana seperti cangkul,alat deres, dll. 11 Luas Lahan Luas lahan yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda adalah seluas 1394,60 Ha. Luas lahan memiliki pengaruh terhadap jumlah hasil produksi, semakin luas lahan yang dimiliki semakin banyak juga hasil produksi. 12 Pemodalan Universitas Sumatera Utara Pemodalan adalah suatu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan.Tanpa didukung pemodalan yang baik perusahaan tidak dapat berkembang atau berjalan dengan baik.Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III adalah Badan Usaha Milik Negara BUMN dimana yang dimaksud dengan BUMN adalah Modal Perusahaan mayoritas berasal dari pemerintah. Dan perusahaan PTPN III modal seluruhnya berasal dari pemerintah. 13 Serangan HPT Faktor serangan hama penyakit merupakan faktor yang penting di dalam proses budidaya tanaman karet. Serangan Hama penyakit harus diatasi dan dikendalikan seminimal mungkin agar volume dan mutu karet baik. Berdasarkan hasil wawancara, serangan hama penyakit di daerah penelitian adalah 1 sehingga dapa dikatakan serangan hama penyakit terbilang kecil dan tidak menjadi salah satu faktor kelemahan PTPN III. 14 Lama Usaha Lama usaha juga merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan suatu perusahaan. Semakin lama suatu usaha perusahaan beroperasi maka perusahaan itu sudah mantap dalam menyusun strategi penjualan ataupun dalam pengendalian kendala yang dialami suatu perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara, PT. Perkebunan Nusantara III telah berdiri sejak tahun 1996 yang artinya telah berdiri selama 20 tahun sehingga dapat dikatakan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda tergolong lama beroperasi.

5.2.1.2 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Eksternal Dianalisis dengan Skor

Universitas Sumatera Utara Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman dalam peningkatan kinerja rantai pasok karet oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan observasi yang dilakukan untuk menunjukkan skor faktor internal tersebut. Tabel 14. Penentuan Skor Faktor Eksternal No Uraian Skor Hasil Penilaian Sumber Keterangan 1 Harga 1 Ancaman PTPN III 2 Jarak Pabrik ke Gudang Jarak Aliran Barang 2 Ancaman PTPN III 3 Kemitraan 4 Peluang PTPN III 4 Ketersediaan Pasokan 4 Peluang PTPN III 5 Persaingan 4 Peluang PTPN III 6 Permintaan Produk 4 Peluang PTPN III Sumber : Lampiran 3 Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil penilaian faktor eksternal yang mempengaruhi peningkatan kinerja rantai pasok karet terdapat 4 peluang dan 2 ancaman. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Harga Harga produk crumb rubber Sir 10 1,44kg Rp. 18.720kg , harga produk crumb rubber Sir 20 1,22kg Rp. 15.860kg , harga lateks pekat 1,59liter Rp. 20.670liter . Ancaman disini maksudnya hanya pengisian parameter saja, harga terus berfluktuatif. Selama PT. Perkebunan Nusantara III mampumemenuhi syarat yang diminta oleh pembeli, PT. Perkebunan Nusantara III tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. 2 Kemitraan Kemitraan adalah merupakan kerjasama antara dua pihak atau lebihyang bertujuan memberikan keuntungan satu sama lain. Pemilihan kemitraanadalah salah satu faktor yang mendukung pengembangan usaha. Dalam hal kemitraan, PTPN III memiliki kemitraan dengan pembeli dan berkelanjutan. Namun dalam hal pemilihan kemitraannya, PTPN III tidak melakukannya sendiri. Pemilihan kemitraan dengan Universitas Sumatera Utara pembeli diatur oleh PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara KPBN, dimana PT. KPBN mengatur kemitraan dengan pembeli untuk seluruh PTPN. 3 Ketersediaan Pasokan Dalam hal ketersediaan pasokan PT. Pekebunan Nusantara III Kebun Membang muda sudah mampu memenuhi volume produk yang diminta oleh pembeli.Dan juga mampu menepati batas waktu dalam pemenuhan permintaan produk sesuai dengan kontrak yang telah disepakatai oleh kedua belah pihak. 4 Persaingan Karet merupakan salah satu bahan baku yang banyak dibutuhkan yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang artinya permintaan karet cukup tinggi. Itu mengapa permintaan karet di pasar dunia cukup tinggi.Namun, ketersediaan karet di pasar dunia juga cukup tinggi, dikarenakan banyaknya negara produsen karet. Hal ini lah yang menuntut PTPN III untuk mampu membaca perkembangan pangsa pasar dan persaingan yang cukup tinggi.Dalam hal ini PTPN III sudah mampu bersaing dengan menjaga kualitas, dan memenhui pasokan kebutuhan pasar karet. 5 Permintaan produk Perrmintaan produk karet yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III tinggi dimaana maksud permintaan produk yang tinggi, produk yang diminta mencapai kapasitas maksimum produksi produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III dan permintaan produk selalu berkelanjutan. 6 Jarak pabrik ke gudang Jarak aliran barang Jarak pabrik pengolahan produksi karet ke gudang penyimpanan sebelum dialirkan ke pembeli cukup jauh, dimana pabrik pengolahan produksi berada di Aek Kanopan, Labuhan Batu Utara sedangkan gudang penyimpanan berada di Belawan tetapi sejauh ini hal mengenai jarak pabrik pengolahan produksi ke gudang penyimpanan tidak menjadi masalah dilihat dari sudah lamanya PT. Perkebunan Nusantara III beroperasi. Universitas Sumatera Utara

5.2.2 Pembobotan Faktor – Faktor Strategis

Nilai penting dari faktor-faktor strategis dianalisis dengan menggunakan pembobotan. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan, berikut hasil pembobotan faktor - faktor internal disajikan dalam Tabel 13. Tabel 15. Tabel IFAS No Faktor Internal Bobot 1 Variasi Produk 0.07 2 Kualitas Produk 0.11 3 Produk Jadi 0.10 4 Penguasaan Terhadap Budidaya Karet 0.08 5 Peningkatan Kinerja Pelayanan 0.07 6 Kebijakan Harga 0.07 7 Program Pengembangan 0.07 8 Pelatihan 0.06 9 Sarana Pendukung dan Infrastruktur 0.06 10 Penerapan Teknik dan Budidaya 0.07 11 Luas Lahan 0.05 12 Permodalan 0.10 13 Serangan HPT 0.06 14 Lama Usaha 0.04 Sumber : Lampiran 10 Tabel 15 menunjukkan kualitas produk memiliki bobot yang paling besar dari pada fakor- faktor lain sebesar 0,11. Faktor ini merupakan faktor internal yang sangat penting, karena kualitas produk dapat menentukan reputasi perusahaan, semakin bagus kualitas produk yang dihasilkan, maka dapat meningkatkan reputasi perusahaan, kualitas produk juga dapat meningkatkan pangsa pasar sehingga perusahaan yang menghasilkan produk dengan kualitas baik akan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Kemudian diikuti oleh faktor permodalan dan produk jadi yang memiliki bobot sebesar 0,10. Permodalan adalah hal yang krusial yang harus dipersiapkan sebelum membuka sebuah usaha. Banyaknya modal dapat mempengaruhi sentimasi pasar terhadap produk kita, semakin besar modal maka akan semakin jauh lebih besar keuntungannya. Produk Universitas Sumatera Utara Jadi merupakan faktor yang penting dikarenakan jumlah produk yang diproduksi harus tepat jumlah sesuai anggaran perusahaan dan permintaan pasar, dan juga tepat waktu sesuai dengan kebutuhan. Untuk penguasaan terhadap budidaya karet dengan bobot 0,08, faktor ini cukup penting, dikarenakan para pekerja ataupun petani harus mengerti dan menguasai bagaimana budidaya karet dimulai dari pengolahan tanah sampai proses pemanenan. Proses budidaya harus dilakukan dengan tepat agar hasil produksi dari tanaman karet menjadi bagus dan memiliki kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan,. Faktor peningkatan kinerja pelayanan, variasi produk, kebijakan harga, program pengembangan, penerapan teknik dan budidaya memiliki bobot sebesar 0,07.Salah satu aspek penting dalam menjalankan usaha atau bisnis adalah pelayanan terhadap konsumen, untuk itu kinerja pelayanan harus selalu ditingkatkan agar konsumen selalu merasa puas dan terus bermitra dengan perusahaan. Banyaknya variasi produk yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan berpengaruh terhadap luasnya cakupan konsumen untuk bekerja sama dengan perusahaan, semakin bervariasi produk yang dihasilkan maka semakin banyak juga konsumen yang didapat. Suatu perusahaan yang ingin usahanya terus berjalan dengan baik, harus memilki suatu kebijakan harga yang tepat, dimana suatu kebijakan harga berfungsi untuk menentukan harga dasar suatu produk yang dijual yang dibandingkan dengan harga pasar, agar harga produk yang dijual tetap bisa bersaing di pasar dan perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai yang diinginan. Hal yang harus di perhatikan suatu perusahaan adalah membuat program-program pengembangan agar terjadi peningkatan kinerja dalam perusahaan tesebeut.Program pengembangan yang dijalankan harus di sesuaikan dengan perkembangan pasar yang terjadi.Dengan terus berkembangnya teknologi yang ada, perusahaan perkebunanjuga harus mengembangkan teknologi yang dimilikinya, khususnya dalam teknik dan budidaya.Hal ini bertujuan agar perushaan dapat menjaga pa\sar produknya agar tetap bersaing. Faktor pelatihan, sarana Universitas Sumatera Utara pendukung dan infrastruktur, dan serangan HPT memiliki bobot sebesar 0,06. Pelatihan pekerja ataupun karyawan merupakan faktor yang cukup penting, dikarenakan, agak perusahaan memiliki pekerja yang berkompeten.Memiliki pekerja yang berkompeten adalah faktor utama bagi perusahaan agar bisa mencapai tujuan perusahaan dengan resiko yang minim. Aspek sarana pendukung dan infratruktur berhubungan dengan hasil produksi yang dihasilkan, oleh karena itu perusahaan yang memilki sarana pendukung dan infrastruktur yang baik maka akan mendukung kinerja karyawan dalam proses pengelolaan produk yang akan dihasilkan. Faktor serangan hama dan penyakit tumbuhan adalah salah satu hal yang harus diperhatikan dengan baik, karena faktor ini dapat mempengaruhi hasil produksi tanaman. Langkah-langkah pengendalian serangan hama dan penyakit yang tepat, maka akan meminimalisir serangan hama dan penyakit tanaman.Faktor luas lahan memiliki bobot sebesar 0,05. Dalam suatu perusahaan perkebunan, faktor luas lahan merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi. Semakin luas lahan yang dimiliki suatu perusahaan perkebunan maka volume hasil panen yang di hasilkan akan semakin tinggi. Faktor lama usaha memiliki bobot sebesar 0,04. Semakin lama suatu usaha beroperasi maka perusahaan tersebut dapat mengetahaui langkah-langkah yang tepat dalam pencepaian target, penanggulangan resiko dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perhitungan bobot faktor eksternal peningkatan produksi karet dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Tabel EFAS No Faktor – Faktor Eksternal Bobot 1 Harga 0.16 2 Kemitraan 0.14 3 Ketersediaan Pasokan 0.20 4 Persaingan 0.20 5 Permintaan Produk 0.19 6 Jarak Pabrik ke Gudang Jarak Aliran Barang 0.10 Sumber : Lampiran 11 Universitas Sumatera Utara Tabel 16 menunjukan faktor ketersediaan pasokan dan persaingan memiliki bobot yang tertinggi sebesar 0,20. Faktor ketersediaan pasokan merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam pemenuhan permintaan produk, tanpa ketersediaan pasokan, proses distribusi barang ke pembeli tidak berjalan lancar. Faktor persaingan juga merupakan salah satu faktor penting, dikarenakan bila perusahaan yang ingin bisnis atau usahanya tetap berlanjut maka perusahaan tersebut harus mengikuti persaingan yang ada. Faktor permintaan produk memiliki bobot sebesar 0,19, Faktor permintaan produk adalah salah satu hal yang menjadikan perusahaan dapat menjalankan operasional usahaanya. Banyaknya permintaan produk akan berhubungan dengan banyaknya produk yang dihasilkan sehingga semakin banyaknya produk yang diproduksi akan membuat perusahaan itu berkembang. Faktor harga memiliki bobot sebesar 0,16, Faktor harga satu hal yang menjadi penentu yang rentan. Setiap perusahaan harus menyesuaikan harga setiap produk yang diualnya dengan harga yang berlaku di pasar. Penentuan harga jual juga di pengaruhi oleh biaya produksi, maka biaya-biaya produksi juga harus seefisien mungkin agar harga jual produk tetap bisa memberikan keuntungan dan juga bisa bersaing di pasar. Faktor kemitraan memiliki bobot sebesar 0,14. Kemitraan dalam suatu perusahaan harus dijalin dengan berbagai perusahaan yang berhubungan dengan produk yang dijual oleh perusahaan tersebut. Kemitraan juga berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, karena apabila suatu perusahaan menjalin kemitraan dengan banyak perusahaan lain , maka perusahaan tersebut akan berkembang secara pesat. Faktor jarak pabrik ke gudang jarak aliran barang memiliki bobot sebesar 0,10. Jarak pabrik ke gudang jarak aliran barang menentukan kualitas barang yang dialirkan ke tangan pembeli. Jarak pabrik harus disesuaikan dengan ciri barang yang di produksi. Jarak berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, jika semakin jauh maka biaya yang diperlukan untuk aliran barang juga semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara 5.2.3 Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Karet Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal Faktor Internal Bobot Skor Skor Terbobot 1 Kekuatan A Kualitas Produk 0,11 3 0,33 B Produk Jadi 0,10 4 0,4 C Penguasaan terhadap budidaya karet 0,08 3 0,24 D Peningkatan Kinerja Pelayanan 0,07 4 0,28 E Kebijakan Harga 0,07 4 0,28 F Program Pengembangan 0,07 4 0,28 G Sarana Pendukung dan Infrastruktur 0,06 4 0,24 H Luas Lahan 0,05 4 0,2 I Permodalan 0,10 4 0,4 J Serangan HPT 0,06 4 0,24 K Lama Usaha 0,04 4 0,16 Jumlah 3,05 2 Kelemahan A Variasi Produk 0,07 2 0,14 B Pelatihan 0,06 2 0,12 C Penerapan teknik dan budidaya 0,07 2 0,14 Jumlah 0,4 Selisih skor Kekuatan dan Kelemahan 2,65 Selanjutnya dilakukan matriks evaluasi peningkatan produksi karet dengan menghitung perkalian antara skor dan bobot pada faktor internal yang bertujuan untuk memperoleh skor terbobot. Perkalian antara skor dan bobot pada faktor internal dalam peningkatan pemasaran karet disajikan pada Tabel 17. Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi adalah produk jadi dan pemodalan kekuatan dengan skor terbobot sebesar 0,4 dan variasi produk dan penerapan teknik dan budidaya kelemahan dengan skor terbobot 0,14. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh faktor internal yang paling dominan terhadap kinerja rantai pasok terjadi pada faktor produk jadi dan pemodalan.Faktor produk jadi sangat berpengaruh pada kinerja rantai pasok, karena produk jadi yang diproduksi berdasarkan ketepatan waktu dan ketepatan jumlah yang diminta pelanggan akan mencerminkan kinerja rantai pasok pada perusahaan tersebut mengalami peningkatan. Faktor permodalan juga pastinya akan Universitas Sumatera Utara berpengaruh pada proses pengembangan kinerja rantai pasok, permodalan yang kuat akan menunjang program pengembangan kinerja rantai pasok. Faktor kualitas produk memiliki skor sebesar 0,33. Faktor kualitas produk yang memenuhi kriteria oleh pelanggan akan membantu proses pengembangan kinerja rantai pasok. Faktor peningkatan kinerja pelayanan, kebijakan harga, program pengembangan memiliki skor terbobot sebesar 0,28. Faktor peningkatan kinerja pelayanan, kebijakan harga, program pengembangan, dimana ketiga faktor ini akan mempengaruhi peningkatan kinerja rantai pasok yang akan diikuti kinerja pelayanan yang mengalami peningkatan, kebijakan harga yang dibuat dan dijalankan dengan baik, program-program pengembangan yang berjalan dengan baik. Faktor penguasaan terhadap budidaya karet, sarana pendukung dan infrastruktur, serangan hama penyakit tumbuhan memiliki skor terbobot sebesar 0,24. Penguasaan terhadap budidaya karet yang baik, sarana pendukung dan infrastruktur yang memadai, serangan hama penyakit tumbuhan yang terkendali akan menunjang pengembangan kinerja rantai pasok. Faktor luas lahan memiliki skor terbobot sebesar 0,2. Faktor lahan yang sesuai dalam budidaya karet akan juga mendorong proses penghasilan produk yang akan memenuhi permintaan pelanggan yang akan berhubungan dengan peningkatan kinerja rantai pasok. Faktor lama usaha memiliki skor terbobot sebesar 0,16. Faktor lama usaha akan mempengaruhi perusahaan dalam menghadapi pasar dan juga kemampuan perusahaan dalam mengatasi permasalahan internal dan eksternal perusahaan, dimana hal itu akan mencerminkan perusahaan tersebut mengalami peningkatan kinerja rantai pasok perusahaan.Selain itu, faktor pelatihan dengan skor terbobot 0,12 dimana pelatihan yang terdapat pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda yaitu pelatihan dan demplot merupakan suatu kelemahan. Hasil pembobotan faktor eksternal yang paling tinggi adalah ketersediaan pasokan dan persaingan peluang dengan skor terbobot sebesar 0,8 dan jarak pabrik ke gudang jarak Universitas Sumatera Utara aliran barang ancaman dengan skor terbobot 0,2. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh faktor eksternal yang paling dominan terhadap kinerja rantai pasok terjadi pada faktor ketersediaan pasokan dan persaingan. Dimana ketersediaan pasokan produk yang sangat memadai akan mampu memenuhi permintaan konsumen dan pasar dan apabila hal tersebut terpenuhi akan menunjukkan kinerja rantai pasok berjalan dengan baik. Faktor persaingan yang tinggi akan membuat perusahaan meningkatkan kinerja rantai pasoknya agar mampu menghadapi persaingan yang tinggi sehingga memperoleh benefit bagi perusahaan tersebut. Faktor permintaan produk memiliki skor terbobot sebesar 0,76. Faktor permintaan produk yang dimilki perusahaan yaitu permintaan produk yang tinggi dan berkelanjutan, yang artinya perusahaan selalu membuat kinerja rantai pasok menjadi lebih baik lagi sehingga produk yang dihasilkan perusahaan tetap diminta oleh konsumen dan mengalami peningkatan dalam permintaan produk. Faktor kemitraan produk memiliki skor terbobot sebesar 0,56. Peningkatan kinerja rantai pasok akan berhubungan dengan kemitraan yang berkelanjutan, karena apabila perusahaan memiliki kemitraan yang berkelanjutan, perusahaan tersebut akan berupaya dalam meningkatkan kinerja rantai pasok agar kemitraan dengan perusahaan tetap terjaga. Sedangkan faktor harga yang memiliki skor terbobot sebesar 0,16 merupakan ancaman bagi perusahaan yang harus diminimalisir dampaknya. Tabel 18. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal Bobot Skor Skor Terbobot 1 Peluang A Kemitraan 0,14 4 0,56 B Ketersediaan Pasokan 0,20 4 0,8 C Persaingan 0,20 4 0,8 D Permintaan produk 0,19 4 0,76 Jumlah 2,92 2 Ancaman A Harga 0,16 1

0,16 B

Jarak Pabrik ke Gudang Jarak Aliran Barang 0,10 2 0,2 Jumlah 0,36 Selisih skor Peluang dan Ancaman 2,56 Universitas Sumatera Utara Penjelasan pada Tabel 18 menunjukkan bahwa selisih skor terbobot faktor strategis internal kekuatan-kelemahan sebesar 2,65 artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan dari Tabel 16 menunjukkan bahwa selisih skor terbobot faktor strategis eksternal peluang-ancaman sebesar 2,56 artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan dengan ancaman dalam peningkatan produksi karet. Sehingga, diketahui posisi strategis peningkatan produksi karet berada di kuadran 1 satu dengan strategi growth. Posisi titik koordinat Cartesius pada Gambar 6. Gambar 6. Diagram Analisis SWOT PTPN III Kebun Membang Muda Gambar 6 menunjukkan nilai x0 yaitu 2,56 dan nilai y0 yaitu 2,65. Hal ini berarti posisi strategi peningkatan kinerja rantai pasok karet berada pada kuadran 1 dengan rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi growth, artinya PTPN III Kebun Membang Muda memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi 1. Mendukung Strategi Growth O S T W -1 -2 2 1 -1 -2 2 1 2. Mendukung Diversifikasi 3. Mendukung Strategi Turn Around 4. Mendukung Strategi Defensif Universitas Sumatera Utara yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth Oriented Strategy. Kekuatan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda terdapat pada strategi pengembangan rantai pasok karet, kualitas produk, produk jadi, penguasaan terhadap budidaya karet, peningkatan kinerja pelayanan, kebijakan harga, program pengembangan, sarana pendukung dan infrastruktur, luas lahan, permodalan, serangan HPT, lama usaha dan peluang yang dimanfaatkan adalah kemitraan, ketersediaan pasokan, persaingan, dan permintaan produk.

5.2.4 Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok

Strategi peningkatan kinerja rantai pasok karet dilakukan dengan membuat matriks SWOT. Matriks SWOT dibangun berdasarkan faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT peningkatan diperoleh 4 empat alternatif strategi, yaitu: strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, strategi W-T seperti disajikan pada Tabel 17 berikut ini: Tabel 19. Penentuan Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Karet Internal Eksternal Kekuatan S Kelemahan W 1. Kualitas Produk 2. Produk Jadi 3. Penguasaan terhadap budidaya karet 4. Peningkatan Kinerja Pelayanan 5. Kebijakan Harga 6. Program pengembangan 7. Sarana Pendukung dan Infrastruktur 8. Luas Lahan 9. Permodalan 10. Serangan HPT 11. Lama Usaha 1. Variasi Produk 2. Pelatihan 3. Penerapan Teknik dan Budidaya Peluang O Strategi S-O Strategi W-O 1. Kemitraan 2. Ketersediaan Pasokan 3. Persaingan 4. Permintaan Produk 1. Dengan menggunakan kualitas produk yang dimiliki oleh perusahaan, perusahaan harus 1. Memanfaatkan permintaan produk dengan menghasilkan variasi produk yang lebih banyak Universitas Sumatera Utara lebih meningkatkan jalinan kemitraan dan lebih meningkatkan volume ketersediaan pasokan untuk memenuhi permintaan produk S1, O2. 2. Dengan menggunakan produk jadi yang dihasilkan dengan tepat waktu dan tepat jumlah, perusahaan mampu menghadapi persaingan yang tinggi S2,O3. 3. Dengan memiliki penguasaan budidaya karet yang baik, perusahaan harus lebih dalam menghasilkan ketersediaan pasokan yang memiliki kualitas yang diinginkan konsumen S3, O2. 4. Dengan memiliki kinerja pelayanan yang meningkat, maka perusahaan harus lebih menjalin kemitraan dengan berbagai jenis perusahaan S4, O1. 5. Dengan berjalannya kebijakan harga yang dibuat, perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya dan akan lebih mampu memenuhi produk yang diminta oleh konsumen S5, O3, O4. 6. Dengan adanya program W1,O1. 2. Mengandalkan persaingan antara berbagai perusahaan untuk menerapkan teknik dan budidaya karet secara benar W2,O4. 3. Menggunakan penerapan teknik dan budidaya yang mengikuti globalisasi agar mampu bersaing dengan perusahaan besar dan dapat memenuhi permintaan produk W3,O3,O4. Universitas Sumatera Utara pengembangan, perusahaan harus mampu menjalankan program yang sudah direncanakan dengan baik sehingga dapat terus bersaing ditengah persaingan yang tinggi S6, O3. 7. Dengan sarana pendukung dan infrastruktur yang memadai, perusahaan dapat lebih menghasilkan ketersediaan pasokan untuk dapat bersaing ditengah persaingan yang tinggi S7, O2, O3 8. Dengan memanfaatkan luas lahan yang dimiliki, perusahan diharapkan mampu dalam memproduksi produk untuk menjalin kemitraan dengan perushaan lainnya agar memperoleh profit yang sesuai dengan kebijakan perusahaan S8, O1. 9. Dengan mengandalkan permodalan yang dimiliki, perusahaan akan lebih dalam memproduksi produk-produk yang akan dipasarkan, untuk lebih meningkatkan kemitraan dengan berbagai jenih perusahaan lainnya S9, O2, O1. 10. Serangan hama dan penyakit tumbuhan Universitas Sumatera Utara yang terkendali, perusahaan akan mampu memenuhi produk-produk yang diminta konsumen kepada perusahaan dan akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan perusahaan S10, O4, O3 11. Dengan lamanya perusahaan berdiri, perusahaan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan kemitraan dan persaingan, yang nantinya akan lebih memberikan manfaat untuk perkembangan perusahaan S11, O1, O2. Ancaman T Strategi S-T Strategi W-T 1. Harga 2. Jarak Pabrik ke Gudang Jarak Aliran Barang 1. Dengan kualitas yang baik, perusahaan akan membuat kebijakan mengenai harga yang disesuaikan dengan harga pasar dengan memperhatikan profit yang diinginkan perusahaan S1, T1. 2. Dengan menggunakan ketepatan jumlah dan waktu produk yang dihasilkan, jarak pabrik ke gudang tidak menjadi hal yang terlalu untuk dikhawatirkan S2, T2. 3. Dengan menguasai budidaya karet yang 1. Perusahaan lebih memperbanyak variasi produk yang dapat dihasilkan sehingga dangan harga yang cenderung fluktuatif perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari berbagai produk yang dihasilkan W1, T1. 2. Perusahaan membuat program- program pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan. Universitas Sumatera Utara baik, perusahaan mampu memproduksi produk yang disesuaikan dengan waktu produk tiba di gudang yang dipertimbangkan dari jarak pabrik ke gudang jarak aliran barang S3, T2. 4. Dengan kinerja pelayanan yang mengalami peningkatan yang dimiliki, perusahaan melakukan upaya dalam memproduksi produk yang dihasilkan yang memiliki kualitas dan berdasarkan waktu yang telah ditentukan untuk sampai ke tangan konsumen, sehingga harga yang fluktuatif tidak akan menjadi masalah bagi perusahaan S4, T1. 5. Dengan memanfaatkan kebijakan harga yang berjalan sesuai dengan yang diinginkan, harga yang berfluktuatif akan bisa diatasi perusahaan dengan kebijakan harga yang dibuat oleh perusahaan S5, T1. 6. Dengan meengandalkan program-program pengembangan yang akan mempengaruhi produk yang dihasilkan berdasarkan kualitas dan ketepatan waktu, Dengan semakin baiknya kinerja karyawan atau pekerja perushaan maka kemitraan dengan perusahaan lainnya akan tetap terjaga, sehingga perusahaan tidak perlu khawatir dengan harga yang cenderung fluktuatif dan tinggi karena perusahaan telah memiliki kemitraan dengan perusahaan pembeli W2, T1. 3. Perusahaan menerapkan teknologi yang lebih dalam mengelola produk jadi agar produk jadi yang akan dikirim ke konsumen tetap terjaga kualitasnya meskipun dengan jarak pengiriman yang jauh W3, T2. Universitas Sumatera Utara maka jarak pabrik ke gudang yang menjadi ancaman mampu ditutupi S6, T2. 7. Dengan lahan yang luas yang dimilki, volume produk yang dihasilkan akan mengalami peningkatan, sehingga dengan harga yang fluktuatif yang menjadi ancaman, perusahaan masih memperoleh profit yang sesuai dengan kebijakan perusahaan S8, T1. 8. Dengan lahan yang luas yang dimilki, volume produk yang dihasilkan akan mengalami peningkatan, sehingga dengan harga yang fluktuatif yang menjadi ancaman, perusahaan masih memperoleh profit yang sesuai dengan kebijakan perusahaan S8, T1. 9. Dengan mengandalkan permodalan yang kuat, perusahaan melakukan upaya dengan menghasilkan produk yang berkualitas yang akan memerlukan biaya tinggi untuk mengatasi permasalahan harga yang bergejolak S9, T1. 10. Dengan serangan hama, penyakit tumbuhan yang terkendali, maka Universitas Sumatera Utara produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang bagus sehingga permintaan produk tetap terjaga kestabilannya sehingga harga yang menjadi ancaman dapat diminimalisir dampak negatifnya S10, T1. 11. Dengan jangka waktu yang lama yang dimilki, perusahaaan akan mampu membuat upaya yang tepat berdasarkan pengalaman perusahaannya dalam menghadapi persaingan sehingga harga yang menjadi ancaman dapat diatasi S11, T1. Tabel 17 menggambarkan strategi peningkatan produksi karet yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Strategi S-O Adapun strategi yang dijelaskan untuk meningkatkan produksi karet dengan memanfaatkan kekuatan dan peluangyang ada adalah sebagai berikut: 1 Dengan menggunakan kualitas produk yang dimiliki oleh perusahaan, perusahaan harus lebih meningkatkan jalinan kemitraan dan lebih meningkatkan volume ketersediaan pasokan untuk memenuhi permintaan produk S1, O2. Universitas Sumatera Utara 2 Dengan menggunakan produk jadi yang dihasilkan dengan tepat waktu dan tepat jumlah, perusahaan mampu menghadapi persaingan yang tinggi S2,O3. 3 Dengan memiliki penguasaan budidaya karet yang baik, perusahaan harus lebih dalam menghasilkan ketersediaan pasokan yang memiliki kualitas yang diinginkan konsumen S3, O2. 4 Dengan memiliki kinerja pelayanan yang meningkat, maka perusahaan harus lebih menjalin kemitraan dengan berbagai jenis perusahaan S4, O1. 5 Dengan berjalannya kebijakan harga yang dibuat, perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya dan akan lebih mampu memenuhi produk yang diminta oleh konsumen S5, O3, O4. 6 Dengan adanya program pengembangan, perusahaan harus mampu menjalankan program yang sudah direncanakan dengan baik sehingga dapat terus bersaing ditengah persaingan yang tinggi S6, O3. 7 Dengan sarana pendukung dan infrastruktur yang memadai, perusahaan dapat lebih menghasilkan ketersediaan pasokan untuk dapat bersaing ditengah persaingan yang tinggi S7, O2, O3 8 Dengan memanfaatkan luas lahan yang dimiliki, perusahan diharapkan mampu dalam memproduksi produk untuk menjalin kemitraan dengan perushaan lainnya agar memperoleh profit yang sesuai dengan kebijakan perusahaan S8, O1. 9 Dengan mengandalkan permodalan yang dimiliki, perusahaan akan lebih dalam memproduksi produk-produk yang akan dipasarkan, untuk lebih meningkatkan kemitraan dengan berbagai jenih perusahaan lainnya S9, O2, O1. 10 Serangan hama dan penyakit tumbuhan yang terkendali, perusahaan akan mampu memenuhi produk-produk yang diminta konsumen kepada perusahaan dan akan Universitas Sumatera Utara berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan perusahaan S10, O4, O3. 11 Dengan lamanya perusahaan berdiri, perusahaan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan kemitraan dan persaingan, yang nantinya akan lebih memberikan manfaat untuk perkembangan perusahaan S11, O1, O2. Strategi W-O Dengan lebih meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, maka strategi yang dapat dilaksanakan oleh Perusahaan dalam meningkatkan kinerja rantai pasok adalah: 1 Memanfaatkan permintaan produk dengan menghasilkan variasi produk yang lebih banyak W1,O1. 2 Mengandalkan persaingan antara berbagai perusahaan untuk menerapkan teknik dan budidaya karet secara benar W2,O4. 3 Menggunakan penerapan teknik dan budidaya yang mengikuti globalisasi agar mampu bersaing dengan perusahaan besar dan dapat memenuhi permintaan produk W3,O3,O4. Strategi S-T Adapun strategi peningkatan kinerja rantai pasok dengan melihat kekuatan dan ancaman adalah sebagai berikut: 1 Dengan kualitas yang baik, perusahaan akan membuat kebijakan mengenai harga yang disesuaikan dengan harga pasar dengan memperhatikan profit yang diinginkan perusahaan S1, T1. 2 Dengan menggunakan ketepatan jumlah dan waktu produk yang dihasilkan, jarak pabrik ke gudang tidak menjadi hal yang terlalu untuk dikhawatirkan S2, T2. Universitas Sumatera Utara 3 Dengan menguasai budidaya karet yang baik, perusahaan mampu memproduksi produk yang disesuaikan dengan waktu produk tiba di gudang yang dipertimbangkan dari jarak pabrik ke gudang jarak aliran barang S3, T2. 4 Dengan kinerja pelayanan yang mengalami peningkatan yang dimiliki, perusahaan melakukan upaya dalam memproduksi produk yang dihasilkan yang memiliki kualitas dan berdasarkan waktu yang telah ditentukan untuk sampai ke tangan konsumen, sehingga harga yang fluktuatif tidak akan menjadi masalah bagi perusahaan S4, T1. 5 Dengan memanfaatkan kebijakan harga yang berjalan sesuai dengan yang diinginkan, harga yang berfluktuatif akan bisa diatasi perusahaan dengan kebijakan harga yang dibuat oleh perusahaan S5, T1. 6 Dengan meengandalkan program-program pengembangan yang akan mempengaruhi produk yang dihasilkan berdasarkan kualitas dan ketepatan waktu, maka jarak pabrik ke gudang yang menjadi ancaman mampu ditutupi S6, T2. 7 Dengan sarana pendukung dan infrastruktur yang memadai, produk yang dihasilkan akan disesuaikan dengan jarak pabrik dengan gudang mengingat salah satu sifat produk pertanian yang mudah rusak S7, T2. 8 Dengan lahan yang luas yang dimiliki, volume produk yang dihasilkan akan mengalami peningkatan, sehingga dengan harga yang fluktuatif yang menjadi ancaman, perusahaan masih memperoleh profit yang sesuai dengan kebijakan perusahaan S8, T1. 9 Dengan mengandalkan permodalan yang kuat, perusahaan melakukan upaya dengan menghasilkan produk yang berkualitas yang akan memerlukan biaya tinggi untuk mengatasi permasalahan harga yang bergejolak S9, T1. 10 Dengan serangan hama, penyakit tumbuhan yang terkendali, maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang bagus sehingga permintaan produk tetap Universitas Sumatera Utara terjaga kestabilannya sehingga harga yang menjadi ancaman dapat diminimalisir dampak negatifnya S10, T1. 11 Dengan jangka waktu yang lama yang dimiliki, perusahaaan akan mampu membuat upaya yang tepat berdasarkan pengalaman perusahaannya dalam menghadapi persaingan sehingga harga yang menjadi ancaman dapat diatasi S11, T1. Strategi W-T Adapun strategi peningkatan kinerja rantai pasok dengan melihat kelemahan dan ancaman adalah sebagai berikut: 1 Perusahaan lebih memperbanyak variasi produk yang dapat dihasilkan sehingga dangan harga yang cenderung fluktuatif perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari berbagai produk yang dihasilkan W1, T1. 2 Perusahaan membuat program-program pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan. Dengan semakin baiknya kinerja karyawan atau pekerja perusahaan maka kemitraan dengan perusahaan lainnya akan tetap terjaga, sehingga perusahaan tidak perlu khawatir dengan harga yang cenderung fluktuatif dan tinggi karena perusahaan telah memiliki kemitraan dengan perusahaan pembeli W2, T1. 3 Perusahaan menerapkan teknologi yang lebih dalam mengelola produk jadi agar produk jadi yang akan dikirim ke konsumen tetap terjaga kualitasnya meskipun dengan jarak pengiriman yang jauh W3, T2. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan