Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Membayar Kesimpulan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu melakukan evaluasi per triwulan untuk memastikan target penerimaan PBB-P2 yang telah ditetapkan dapat direalisasikan di Kota Sibolga

5. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2

Pegawai DPKAD Kota Sibolga akan melakukakan pendataan ulang Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan Objek pajak yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa keadilan di tengah- tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak yang belum memiliki SPPT PBB-P2

6. Pemasangan Himbauan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.

E. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Membayar

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan 1. Walikota menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 tiga puluh hari kerja setelah saat terutangnya pajak dan paling lama 6 enam bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh Wajib Pajak. Universitas Sumatera Utara 2. SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal diterbitkan. 3. Walikota atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2 sebulan. 4. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa. 5. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 6. Jika Wajib Pajak masih saja membandel dan tidak mau membayar pajak, maka pegawai dapat melakukan penyitaan pada Tanah atau bangunan yang dimilikinya. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yaitu, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah PDRD. Sesuai dengan amanat di dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009, maka berlaku Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. 2. Tata cara dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga juga tidak sulit, sangat mudah. Hanya dengan datang ke Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga lalu meminta formulir Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. Mengisi Formulir SSPD tersebut lalu memberikan formulir ke Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, lalu membayarkannya ke bank yang telah ditunjuk. 3. Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran Masyarakat Kota Sibolga sebagai Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan tergolong belum cukup memadai dalam rangka optimalisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, hal ini dapat Universitas Sumatera Utara dilihat dari Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan tahun anggaran 2013 belum bisa mencapai target yang telah ditentukan dan pada tahun anggaran 2014 realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan juga belum mencapai target bahkan mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013. Hal ini akan menjadi tugas yang cukup menantang bagi Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah beserta jajarannya untuk bisa lebih bekerja keras lagi untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan sehingga Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dapat dioptimalkan dengan baik bila karna sangat membantu dalam hal menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Sibolga. 4. Dari data yang sudah saya dapat dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan pada tahun anggaran 2013 dari 4 Kecamatan yang digunakan sebagai wilayah pemungutan PBB P2 Kota Sibolga yaitu sebesar Rp. 2.245.713.001 tetapi realisasi penerimaannya dari 4 Kecamatan Sibolga mencapai Rp. 1.783.416.260 atau sekitar 79,41 dari target yang telah ditetapkan. Pada tahun anggaran 2014, adanya penurunan target penerimaan PBB P2 sebesar Rp. 2.193.891.608 atau sekitar Rp. 51.821.393 penurunan target dari tahun anggaran 2013. Walaupun demikian realisasi penerimaan PBB P2 juga belum bisa menyentuh target yang telah diturunkan sebelumnya yaitu sekitar 1,722,777,083 atau sekitar 78,53 bahkan bisa dikatakan Universitas Sumatera Utara realisasi penerimaan PBB-P2 mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sekitar Rp. 60.639.177 atau sekitar 0,88 5. Usaha yang dilakukan oleh seluruh pegawai Bidang Pendapatan yang bertugas dalam meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajin Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan sudah cukup baik, selanjutnya respon positif dari masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya sangat diharapkan sehingga target yang telah ditentukan dapat direalisasikan bila perlu melebihi target atau over target.

B. Saran