daerah Kota Sibolga lebih maju harus dimulai dari bawah yaitu dari kesadaran masyarakatnya itu sendiri, terlebih dibutuhkan tingkat kesadaran yang tinggi untuk
bisa membayar pajak daerah maupun pusat, dan juga kejujuran dalam melaporkan seluruh harta yang dimilikinya agar pajak yang dibayar sesuai dengan harta yang
dimiliki karena dengan membayar pajak sudah ikut berpartisipasi dalam membangun daerahnya sendiri.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
1. Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak
Berdasarkan data yang telah saya terima dapat dilihat bahwa tingkat kesadaran masyarakat sibolga masih kurang karena realisasi dari tahun 2013 sampai
tahun 2014 belum bisa mencapai target yang telah ditentukan. Wajib Pajak harus dituntut memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam membayar pajak. Pembayaran
pajak yang dilakukan juga sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri bahkan bagi daerahnya sendiri karna dapat membangun daerahnya sendiri agar tidak menjadi
daerah yang tertinggal dari daerah yang lain. Tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak akan berbanding lurus dengan realisasi penerimaan pajak.
2. Adanya Sanksi yang Tegas
Sanksi yang tegas sangat diperlukan bila tidak melakukan kewajiban perpajakannya dalam hal ini Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Universitas Sumatera Utara
Perkotaan. Jika Wajib Pajak tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak akan dikenakan sanksi jika tidak membayar
pajak, sanksi yang diberikan berupa dikenakan bunga sebesar 2 per bulan, dan jika tidak ada keinginan untuk membayar selama di berikan tempo batas waktu, maka
petugas akan melakukan penyitaan.
C. Masalah Yang Dihadapi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Sibolga
1. Basis data yang di terima Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga tidak lengkap, sehingga membuat Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Sibolga sulit menyesuaikan data yang diterima dengan data yang telah dimiliki.
2. Basis Data tidak up to date dengan keadaan saat ini, sehingga menyulitkan
pegawai untuk mencari wajib pajak yang telah meninggal atau masih hidup, yang tanahnya sudah berpindah tangan, yang sudah dijual dan masalah lain yang berkaitan
dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
D. Upaya Dalam Mengatasi Masalah Yang Di hadapi Dinas Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga 4. Evaluasi per Triwulan
Universitas Sumatera Utara
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu melakukan evaluasi per triwulan untuk memastikan target penerimaan
PBB-P2 yang telah ditetapkan dapat direalisasikan di Kota Sibolga
5. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2
Pegawai DPKAD Kota Sibolga akan melakukakan pendataan ulang Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan dan Perkotaan Kota
Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan Objek pajak yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa keadilan di tengah-
tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak yang belum memiliki SPPT PBB-P2
6. Pemasangan Himbauan
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan
kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.
E. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Membayar
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
1. Walikota menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 tiga puluh hari kerja setelah saat
terutangnya pajak dan paling lama 6 enam bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
2. SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang
harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal diterbitkan.
3. Walikota atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2 sebulan.
4. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh
Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa. 5. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. 6. Jika Wajib Pajak masih saja membandel dan tidak mau membayar pajak,
maka pegawai dapat melakukan penyitaan pada Tanah atau bangunan yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yaitu, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah PDRD. Sesuai dengan amanat di dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009, maka berlaku Peraturan Daerah Kota
Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
2. Tata cara dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Sibolga juga tidak sulit, sangat mudah. Hanya dengan datang ke Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga lalu meminta
formulir Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. Mengisi Formulir SSPD tersebut lalu memberikan formulir ke Dinas
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, lalu membayarkannya ke bank yang telah ditunjuk.
3. Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran Masyarakat Kota Sibolga sebagai Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
tergolong belum cukup memadai dalam rangka optimalisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan tahun anggaran 2013 belum bisa mencapai
target yang telah ditentukan dan pada tahun anggaran 2014 realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
juga belum mencapai target bahkan mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013. Hal ini akan menjadi tugas yang cukup menantang bagi
Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah beserta jajarannya untuk bisa lebih bekerja keras lagi untuk bisa mencapai target yang telah
ditetapkan sehingga Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dapat dioptimalkan dengan baik bila karna sangat membantu
dalam hal menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Sibolga. 4. Dari data yang sudah saya dapat dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Sibolga, dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan pada tahun anggaran 2013 dari 4 Kecamatan yang digunakan sebagai wilayah
pemungutan PBB P2 Kota Sibolga yaitu sebesar Rp. 2.245.713.001 tetapi realisasi penerimaannya dari 4 Kecamatan Sibolga mencapai Rp.
1.783.416.260 atau sekitar 79,41 dari target yang telah ditetapkan. Pada tahun anggaran 2014, adanya penurunan target penerimaan PBB P2
sebesar Rp. 2.193.891.608 atau sekitar Rp. 51.821.393 penurunan target dari tahun anggaran 2013. Walaupun demikian realisasi penerimaan PBB
P2 juga belum bisa menyentuh target yang telah diturunkan sebelumnya yaitu sekitar 1,722,777,083 atau sekitar 78,53 bahkan bisa dikatakan
Universitas Sumatera Utara
realisasi penerimaan PBB-P2 mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sekitar Rp. 60.639.177 atau sekitar 0,88
5. Usaha yang dilakukan oleh seluruh pegawai Bidang Pendapatan yang bertugas dalam meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajin Pajak dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan sudah cukup baik, selanjutnya respon positif dari masyarakat dalam
melakukan kewajiban perpajakannya sangat diharapkan sehingga target yang telah ditentukan dapat direalisasikan bila perlu melebihi target atau
over target.
B. Saran
1. Perlu diadakannya penyuluhan baik secara langsung maupun tidak langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus menerus dan merata
kepada seluruh masyarakat Kota Sibolga mengenai perpajakan khusunya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang telah
dilimpahkan ke daerah 2. Pelaksanaan pendataan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak
yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dan terencana dengan baik.
3. Membuat stand atau pojok pajak pada acara-acara atau momen tertentu yang dianggap dapat memotivasi masyarakat membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan perkotaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Penagihan aktif baik operasi sisir door to door maupun berupa himbauan membayar pajak sebelum jatuh tempo.
5. Mewajibkan membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan selama 5 tahun terakhir.
6. Agar para pegawaistaff yang sudah eksis dibidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dapat meningkatkan
kinerjanya yang produktif sehingga penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan akan sesuai dengan harapan
pimpinan maupun instansi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM
A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi
Pemerintahan Kota Sibolga. Undang
‒ Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menganut prinsip otonomi yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggung jawab,
dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintahan daerah yang terdiri dari
pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif
daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislatif daerah. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala
Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam sekretariat
yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.
Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga Nomor 188.4.54142000 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga, maka
Universitas Sumatera Utara
terbentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak
yang berada di dalam daerah Kota Sibolga. Namun pada tahun 2008, sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 41
Tahun 2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga melakukan peleburan dengan Bagian Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sibolga.
Maka sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Dinas-dinas di Kota Sibolga, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga berganti nama
menjadi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga secara yuridis formal dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi Dinas - Dinas Kota Sibolga. Pembentukan dimaksudkan sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengharuskan daerah untuk melakukan perubahan struktur organisasi daerah sesuai dengan kondisi
dan perkembangan yang ada di daerah. Secara resmi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 diberlakukan sejak tanggal 3 Mei 2008 dengan dilantiknya para Pejabat
Eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Sibolga oleh Walikota Sibolga.
B. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Sibolga Nomor 188.3.342242008 Pasal 83 Ayat 1 adalah
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai Pasal 83 Ayat 2 adalah :
1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan programkegiatan
3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada walikota tentang pelaksanaan programkegiatan
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk demi kelancaran pelaksanaan tugas
6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
Disamping tugas pokok dan fungsi diatas, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga juga berfungsi sebagai Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah SKPKD. Menurut Pasal 5 ayat 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Kepala SKPKD merupakan Pejabat
Pengelolaan Keuangan Daerah PPKD. Selanjutnya Pasal 7 Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 menetapkan bahwa :
1. Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 mempunyai tugas
:
Universitas Sumatera Utara
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelola keuangan daerah b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah
d. Melaksanakan fungsi BUD e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :
a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD b. Mengesahkan DPA-SKPDDPPA-SKPD
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah
f. Menetapkan SPD g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
i. Menyajikan informasi keuangan daerah j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan
barang milik daerah
Universitas Sumatera Utara
2. Sekretaris Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :