Karena komunikasi RS-232 full duplex jadi jalur pengirim Tx dan penerima Rx terpisah, setelah jalur pengirim dan penerima pada output TTL RS-
232 digabungkan selanjutnya komputer memberi data ASCII “A” atau 41
hexadesimal, melalui hyper terminal dan data yang dikirim dapat diterima kembali pada hyper terminal
komputer berupa data ASCII “A” juga. Cara pengujian ini sama dengan cara pengujian DB9 dengan konsep null modem.
Setelah pengujian dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa rangkaian RS-232 berfungsi dengan baik.
4.4. Pengujian Rangkaian Relay
Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi solenoid di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas
akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang,
tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Berdasarkan prinsip inilah, pengujian dilakukan.
Dalam rangkaian relay ini digunakan sebuah resistor 4K7 Ω yang
berfungsi sebagai tahanan arus yang masuk ke relay, sebuah dioda IN4001 yang berfungsi untuk memisahkan tegangan 12 volt yang masuk ke transistor dengan
sinyal yang masuk dari mikrokontroler agar tidak saling mengganggu, sebuah transistor yang berfungsi sebagai saklar supaya tegangan 12 volt mendapat ground
sehingga koil pada relay mendapat arus dan akhirnya menjadi terhubung atau relay dalam keadaan tertutup.
Pengujian rangkaian relay dilakukan dengan cara memberikan supply
Universitas Sumatera Utara
tegangan +5 volt melalui resistor 4K7Ω menuju transistor C945 yang berfungsi sebagai saklar untuk mengaktifkan relay. Bila relay bekerja kontak relay tertutup
saat resistor diberi tegangan sebesar 5 volt dan sebaliknya jika relay tidak bekerja kontak relay terbuka saat resistor tidak diberi tegangan sama sekali maka
rangkaian relay berfungsi dengan baik. Berikut ini adalah gambar pengujian
rangkaian relay.
4K7
NO NC
IN 4002
C945
5V 12 Volt
Gambar 4.4. Pengujian rangkaian relay Secara teori ketika tegangan sebesar 5 volt masuk melalui resistor dan menuju
transistor maka akan terjadi bias maju pada transistor sehingga kaki colektor dan emitter pada transistor akan terhubung. Ketika tegangan 12 Volt diberikan ke relay
maka kontak relay akan tertutup terhubung dan karena kaki colektor dan emitter transistor juga terhubung maka tegangan 12 volt yang disampaikan melalui relay
akan sampai ke kaki emitter begitu juga dengan arus 1,7 Volt yang disampaikan bersamaan dengan tegangan yang berasal dari baterai. Tegangan dan arus inilah yang
nantinya akan digunakan solenoid untuk tidak menghalkangi atau menghalangi daerah kunci kontak. Hasil pengujian rangkaian relay diperlihatkan dalam table 4.10.
Adapun persen ralat kesalahan pengukuran adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Pada pengukuran tegangan
Saat Relay terbuka
Saat Relay tertutup
b. Pada pengukuran arus keluaran
Saat relay terbuka
Saat relay tertutup
Karena pengujian telah sesuai dengan analisa secara teori maka rangkaian relay dinyatakan dapat berfungsi dengan baik. Dalam rangkaian sistem pengaman
kunci kontak ini, diperlukan rangkaian relay yang dapat bekerja dengan cepat untuk menutup dan membuka kontak saklar agar solenoid pun dapat cepat bekerja
Universitas Sumatera Utara
untuk menghalangi ataupun membuka penghalang pada daerah kunci kontak. Dan agar proses itu dapat cepat terjadi, maka perlu diprogramkan waktu delay yang
sangat kecil pada IC mikro yang digunakan.
4.5. Pengujian Selenoid