Pengujian Selenoid Pengujian Rangkaian Sensor Kesimpulan

untuk menghalangi ataupun membuka penghalang pada daerah kunci kontak. Dan agar proses itu dapat cepat terjadi, maka perlu diprogramkan waktu delay yang sangat kecil pada IC mikro yang digunakan.

4.5. Pengujian Selenoid

Pengujian juga dilakukan terhadap solenoid yang telah digabungkan dengan daerah kunci kontak kendaraan. Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan kabel solenoid ke ground baterai aki dan badan solenoid ke positif 12 volt baterai aki. Ketika kunci kontak dapat masuk dan berputar bebas pada daerah kunci kontak saat kunci diputar kearah kontak “ON” ataupun “Starter” karena penghalang solenoid telah mundur akibat tegangan yang mengalir, maka solenoid tersebut sudah berfungsi dengan baik dan telah terhubung dengan daerah kunci kontak dengan baik. Berikut adalah gambar pengujian solenoid yang telah dihubungkan dengan kunci kontak kendaraan bermesin. Selenoid Kunci Kontak Kendaraan 12V Gambar 4.5. Pengujian Selenoid Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian selenoid diperlihatkan dalam tabel 4.11. Dari hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa selenoid yang telah dihungkan ke daerah kunci kontak dalam keadaan baik.

4.6. Pengujian Rangkaian Sensor

Untuk menguji rangkaian sensor ini, maka rangkaian ini harus dihubungkan terlebih dahulu dengan sumber tegangan DC sebesar 5 volt. Rangkaian ini dikatakan dalam keadaan baik jika LED indikator dalam keadaan menyala saat photodioda menerima cahaya inframerah dari LED inframerah dan jika diukur tegangan keluarannya adalah 5 volt. Demikian sebaliknya,ketika LED indikator pada rangkaian dalam keadaan tidak menyala karena cahaya yang diberikan LED inframerah tidak sampai ke photodioda karena terhalang sesuatu dan tegangan keluarannya jika diukur adalah 0 volt. Hasil pengujian rangkaian sensor ini, diperlihatkan dalam tabel 4.12. Dan dari hasil pengujian diatas, dapat disimpulkan bahwa rangkaian sensor dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.

4.7. Pengujian Modul GSM

Pengujian modul GSM wavecom dilakukan dengan menggunakan windows hyper terminal. Windows Hyper Terminal adalah software bawaan Windows XP yang berupa aplikasi yang digunakan untuk komunikasi data melalui komunikasi port serial dalam mengases peripheral luar, misalnya menguji modem, router, ataupun access point. Sambungan ini dapat dimanfaatkan untuk mengirim data dan file dari satu sistem ke yang lainnya, tanpa perlu menyimpan data untuk beberapa jenis perangkat luar dan kemudian memuat data secara manual ke sistem Universitas Sumatera Utara lainnya. Software ini sangat bermanfaat sekali untuk melakukan troubleshoot koneksi dengan modem wavecom, karena dapat melewatkan perintah AT- command ke modem. Pengujian modem wavecom dilakukan dengan tujuan memastikan bahwa modem wavecom dapat berkomunikasi dengan baik dan dalam pengujian ini komunikasi diuji dengan memberikan beberapa perintah melalui windows hyperterminal yaitu berupa perintah mengirimkan SMS, perintah menghapus SMS, perintah membaca SMS pada suatu lokasi tertentu yang tersimpan dalam di kartu ataupun perintah pemeriksaan pulsa kartu yang terdapat pada modem wavecom tersebut. Pengujian modem wavecom ini dilakukan untuk memastikan bahwa aliran data yang dihasilkan modem wavecom sesuai dengan protokol AT- Command. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan modem wavecom langsung dengan komputer melalui jalur data serial seperti gambar berikut: Gambar 4.6. Pengkoneksian Modem dengan PC Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:  Pengujian diawali dengan membuka menu “Start” = “All program” = Accesoris = Comunication = Hyper Terminal.  Setelah itu akan muncul dialog untuk mengisikan Conection Name seperti dibawah ini. Universitas Sumatera Utara  Setelah itu, nama koneksi yaitu ”Wavecom” dituliskan dalam permintaan “Name”. Kemudian diklik “OK”.  Selanjutnya akan muncul dialog “Connect To”, pada bagian “Connet using” dipilih port com dimana modem terhubung dengan PC yaitu “COM4”.  Setelah itu diklik tombol “OK”, maka akan muncul dialog lagi Universitas Sumatera Utara  kemudian diisikan Bit Per Second 115200 yaitu Baudrate yang dipakai modem.  Selanjutnya muncul layar putih seperti berikut ini untuk pengetest maka diketik perintah AT-command yaitu “AT” bila respon yang dihasilkan pada layar adalah “OK”, berarti hyper terminal telah siap mengeksekusi perintah.  Kemudian pemeriksaan komunikasi sudah dapat dilakukan. Pengujian yang dilakukan adalah dengan mengirimkan perintah untuk memeriksa isi pulsa yang terdapat dalam kartu yang digunakan oleh modem wavecom. Perintah yang dikirimkan adalah “AT+CUSD=1” jika muncul respon “OK” dan setelah beberapa saat muncul jumlah pulsa pada kartu yang digunakan, maka komunikasi dalam keadaan baik dan modem siap digunakan. Hasil pengujian wavecom ini diperlihatkan dalam tabel 4.13. Dan dari tabel tersebut, dapat dilihat pengujian perintah AT-command pada modem GSM berhasil Universitas Sumatera Utara dilakukan. Perintah diatas merupakan perintah AT-command yang digunakan dalam sistem keamanan kunci kontak kendaraan via SMS. 4.8. Pengujian Waktu Respon Saat Suatu Keadaan Terjadi dengan Memvariasi Kartu pada Modul GSM Berikut ini adalah tabel waktu proses pengiriman SMS dan pengeksekusian isi SMS pada relay saat menon-aktifkan sistem keamanan serta tabel waktu penerimaan SMS oleh pemilik kendaraan dan waktu alarm berbunyi saat terjadi gangguan dengan menggunakan variasi kartu ponsel pada wavecom sebagai waktu respon terhadap suatu keadaan.

4.8.1. Pada Kartu IM3

 Saat menon-aktifkan sistem keamanan PERCOBAAN WAKTU setelah SMS dikirim detik SMS Masuk ke wavecom Kontak relay tertutup I 6,07 8,19 II 5,78 8,62 III 5,80 8,41 IV 5,23 7,10 V 5,08 7,11 Waktu Rata-rata 5,592 7,886  Saat terjadi gangguan PERCOBAAN WAKTU setelah terjadi gangguan detik SMS Masuk ke ponsel Buzzer berbunyi Universitas Sumatera Utara I 14,57 0,01 II 13,64 0,01 III 9,90 0,01 IV 9,31 0,01 V 9,82 0,01 Waktu Rata-rata 11,448 0,01

4.8.2. Kartu Simpati

 Saat menon-aktifkan sistem keamanan PERCOBAAN WAKTU setelah SMS dikirim detik SMS Masuk ke wavecom Kontak relay tertutup I 4,52 6,93 II 5,01 6,90 III 4,13 6,80 IV 4,42 6,82 V 4,01 7,13 Waktu Rata-rata 4,418 6,916  Saat terjadi gangguan PERCOBAAN WAKTU setelah terjadi gangguan detik SMS Masuk ke ponsel Buzzer berbunyi I 9,75 0,01 II 9.36 0,01 III 8,50 0,01 IV 8,23 0,01 V 8,84 0,01 Waktu Rata-rata 8,936 0,01

4.8.3. Kartu XL

 Saat menon-aktifkan sistem keamanan PERCOBAAN WAKTU setelah SMS dikirim detik SMS Masuk ke Wavecom Kontak relay tertutup Universitas Sumatera Utara I 6,32 8,63 II 6,32 9,01 III 5,54 8,17 IV 6,00 8,94 V 5,03 8,50 Waktu Rata-rata 5,842 8,650  Saat terjadi gangguan PERCOBAAN WAKTU setelah terjadi gangguan detik SMS Masuk ke Ponsel Buzzer berbunyi I 16,78 0,01 II 17,56 0,01 III 12,75 0,01 IV 10,09 0,01 V 10,06 0,01 Waktu Rata-rata 13,448 0,01 JENIS KARTU PONSEL WAKTU RESPON RATA-RATA detik SMS MASUK KE PONSEL SMS MASUK KE WAVECOM KONTAK RELAY TERTUTUP KONTAK RELAY TERBUKA BUZZER BERBUNYI IM3 11,448 5,592 7,886 0,01 0,01 SIMPATI 8,936 4,418 6,916 0,01 0,01 XL 13,448 5,842 8,650 0,01 0,01 Tabel 4.14. Rata-Rata Waktu Respon dalam Mengeksekusi Perintah Sesuai Jenis Kartu yang digunakan Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil rancangan, pengujian serta analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Alat ini bekerja sesuai dengan yang dirancangkan dan diprogramkan, dapat mengeksekusi SMS menjadi sebuah perintah menon-aktifkan sistem Universitas Sumatera Utara keseluruhan sistem kerja alat yang diinginkan, skematik dari masing-masing rangkaian, cara kerja dari masing-masing rangkaian dan diagram alur dari program yang diisikan ke mikrokontroler Atmega8535.

BAB IV. PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Bab ini membahas tentang pengujian dan hasil analisa dari seluruh rangkaian.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan serta saran untuk rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya dengan metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara