20
maka akan menarik minat investor sehingga dapat membantu meningkatkan harga pasar.
2.4. Volume Perdagangan
Volume perdagangan dapat diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan atau ditransaksikan pada kurun waktu tertentu. Volume perdagangan
dapat menjadi ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan dan dapat juga mngindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut.
Edward 2011 menjelaskan bahwa Trading Volume Activity merupakan sautu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap
informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati
kegiatan perdagangan saham yang harian dengan melihat aktivitas volume perdagangan.
2.5. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Aiky 2010 dijelaskan tentang penelitian awal mengenai dampak bond rating terhadap return saham yang dilihat dari harga sahamnya yang
dilakukan antara lain oleh Pinches dan Singleton 1978, Weinstein 1977, serta Wakemen 1988. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada dampak signifikan
akibat pengumuman bond rating terhadap harga saham.Penelitian dari Holthausen dan Leftwich 1986 menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya.
Dengan menggunakan data saham periode 1977 – 1982 dan data bond rating yang
Universitas Sumatera Utara
21
dikeluarkan oleh Moody’s dan SP, penelitian ini memperlihatkan adanya dampak signifikan terhadap harga akibat adanya penurunan peringkat downgrade. Namun
untuk kenaikan peringkat upgrade obligasi tidak ditemukan adanya reaksi yang signifikan tehadap harga saham.
Jorion dan Zhang 2007 melakukan pengujian peringkat obligasi terhadap perubahan harga saham. Dengan menggunakan metode merton yang menghubungkan
perubahan probabilitas default terhadap perubahan harga saham, maka diperoleh hasil adanya reaksi pasar yang lebih signifikan pada perubahan rating downgrade
dibandingkan dengan reaksi pasar ketika terjadi rating upgrade. Penelitian juga dilakukan oleh Pefindo. Penelitian menggunakan data dari tahun
1996-2006. Hasil statistik penilitian mempunyai implikasi terhadap perubahan harga saham yang terjadi, dimana obligasi dengan peringkat yang rendah mempunyai resiko
yang tinggi, sebagai akibatnya investor mengharapkan tingkat keuntungan yang tinggi juga sebanding dengan resiko yang ditanggung. Ketika peringkat obligasi turun
sampai pada rating yang tidak layak investasi maka investor kemungkinan akan menjual saham yang dimiliki karena resiko gagal bayar menjadi lebih tinggi. Pada
kondisi ini, terjadi peningkatan penawaran dan penurunan permintaan terhadap saham obligasi dengan peringkat yang rendah. Oleh karena itu akan mengakibatkan
terjadinya penurunan pada harga saham perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
22
Dalam penelitian Yan, Wang dan John 2007 dengan menggunakan sampel dari tahun 1996 – 2004 dimana terdapat 279 upgrade dan 310 downgrade
menemukan bahwa perubahan peringkat mempengaruhi persepsi investor terhadap keterbukaan perusahaan sehingga memperngaruhi informasi perdagangan yang
asimetris dan resiko informasi lainnya. Dalam penelitian Amirah menyebutkan bahwa Pratiwi 2002 menguji
pengaruh pengumuman peringkat obligasi terhadap return saham dan volume perdagangan. Dengan menggunakan 10 sampel perusahaan yang mengalami
penurunan peringkat obligasi tahun 1997-1999. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat abnormal return pada 1 hari sebelum dan sesudah pengumuman
penurunan peringkat obligasi, serta terdapat penurunan rata-rata volume perdagangan harian pada hari pengumuman dibandingkan dengan hari di luar pengumuman
penurunan peringkat obligasi. Penelitian lainnya dari Lestari 2003 dimana mengambil sampel dari 12
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang melakukan pengumuman bond rating
pada periode 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman bond rating
tidak berdampak terhadap aktifitas volume perdagangan saham sebelum, saat dan sesudah pengumuman bond rating.
Universitas Sumatera Utara
23
2.4. Kerangka Penelitian