18
G. Preferensi pemilihan pasangan Mahasiswa Karo Universitas Sumatera Utara
Preferensi pemilihan pasangan adalah kecenderungan individu memilih seseorang untuk dinikahi yang memiliki kesamaan di beberapa aspek Buss,
1985. Lykken dan Tellegen 1993 juga mengatakan bahwa preferensi pemilihan pasangan merupakan proses memilih siapa yang akan menjadi teman hidup, orang
yang akan memberikan setengah kontribusinya dalam gen untuk melahirkan dan menjadi orang tua bagi anak-anak mereka. Dalam dimensinya preferensi
pemilihan pasangan memiliki empat dimensi, yaitu love vs status resource yang mana secara psikologis seseorang akan memilih pasangan atas dasar cinta dan
sumber daya yang baik, dependeblestabel vs good lookshealth yang mana secara psikologis seseorang memilih pasangan yang memiliki emosi stabil dan
berpenampilan menarik dan sehat, educationintelligence vs desire for homechildren yang mana seseorang akan memilih pasangan dari faktor
pendidikan dan mempunyai keinginan memiliki rumah dan anak, dan socialbility vs similar religioun yang mana secara psikologis seseorang memilih pasangan
yang mudah bergaul dan dari latar belakang agama yang sama Shackelford, Schmitt, dan Buss, 2005.
Bagi orang Karo secara turun-temurun perkawinan ideal dalam tradisi Karo, yakni laki-laki atau perempuan wajib menikahi impal-nya sebagai pasangan
idealnya Manalu, 2013. Untuk itu pada saat anak-anak Karo masih kecil, mereka sering dibawa oleh orang tuanya untuk mengikuti kegiatan adat atau pesta adat
suku Karo, terutama pesta pernikahan. Hal ini dilakukan agar dalam diri anak-
Universitas Sumatera Utara
19
anak Karo tertanam nilai-nilai moral budaya karo dan cenderung akan memilih pasangan dari latar budaya yang sama Meliala, 2007. Begitu juga ada beberapa
dimensi hasil dari penelitian Shackelford, Schmitt, dan Buss pada tahun 2005, mengatakan bahwa dalam hal memilih pasangan, hal yang diperlukan adalah
mempunyai cinta dan status sosial yang baik, fisik yang menarik, pendidikan, dan latar belakang agama dan budaya yang sama. Beberapa hal tersebut akan selalu
menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan. Preferensi pemilihan pasangan ini jika dikaitkan pada mahasiswa Karo,
maka terlihat adanya pertimbangan seperti budaya yang tidak terlalu penting dalam memilih pasangan. Menurut DeGenova 2008 pasangan akan lebih merasa
puas dan mendapatkan kehidupan pernikahan yang baik apabila pasangannya dapat membagi harapan yang sama mengenai peran gender dan apabila dapat
saling bertoleransi mengenai kebiasaan –kebiasaan dari pasangan. Oleh karena itu,
perilaku dan karakter menjadi lebih penting Hal ini dapat diindikasikan karena mahasiswa Karo sudah memiliki interaksi antar budaya dan mengadaptasi nilai-
nilai yang bagi mereka baik untuk dilakukan. Bagi mereka selain budaya, kepribadian menjadi hal yang utama, sehingga komposisi budaya menjadi hal
yang tidak begitu penting lagi.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang gambaran preferensi pemilihan pasangan pada suku Karo ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk
melihat gambaran preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa suku Karo. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel itu sendiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain Sugiyono, 2004.
A. Identifikasi Variabel Penelitian