Kemiskinan Alamiah dan kemiskinan Budaya

itu. Namun, apakah daya dukung tersebut teraktualisasi atau tidak, faktanya tergantung pada corak pembangunan nasional pada suatu negara yang pada gilirannya menentukan corak pembangunan tersebut. Di Indonesia, terutama pada masa-masa terakhir ini, yakni sejak tumbangnya pemerintahan Orde Baru antara lain dihiasi dengan demonstrasi yang makinmarak. Tiada hari tanapa demonstrasi. Banyak hal yang diprotes rakyat banyak terhadap pemerintah, namun semua protes itu berakar dari kebiakan pemerintah yang dianggap kurang berpihak pada rakyat banyak.

2. Kemiskinan Alamiah dan kemiskinan Budaya

Harus diakui bahwa kondisi kehidupan merupakan fungsi dari interaksi antara faktor-faktor alamiah dan non alamiah. Interaksi yang serasi, selaras, dan seimbang merupakan syarat dari tercapainya kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan. Adakalanya alam kurang bersahabat, sehingga masyarakat yang ada dilingkungan tersebut tidak memiliki taraf hidup yang layak. Namun adakalanya, masalah kemiskinan justru dapat diterima oleh masyarakat itu sendiri, sehingga akhirnya seakan-akan hal itu bukan lagi dianggap masalah. Secara makro sulit diterima adanya kemiskinan alamiah. Oleh karena itu, pernyataan yang meneganskan faktor alam sebagai penyebab kemiskinan selalu menjadi polemik. Uraian tentang kemiskinan alamiah selalu ditegaskan dengan suatu anggapan bahwa negara tersebut pada dasarnya secara alamiah miskin, yakni berkah fisiknya sangat miskin, ditandai dengan tanah yang berbatu-batu, kering, atau tidak cukup luas, tidak menyimpan mineral, hidrokarbon, atau kekayaan alam lainnya. Namun anggapan diatas sesungguhnya hanya akan dapat diterima sebagai suatu kebenaran seandainya negara jepang miskimn. Jepang,yang negrinya terdiri dari serangkaian pulau-pulau lepas pantai yang berbukit-bukit dengan sedikit tanah subur, sedikit mineral, tidak mempunyai minyak bumi, bahkan luar biasa besar jumlah penduduknya. Demikian halnya juga dengan taiwan. Sejak perang dunia II, terdapat lima bekas negara miskin yang sekarang justru mengalami peningkatan luas dan besar dalam pendapatan perkapitan terus- menerus. Negara-negara ini sering dijadikan contoh sebagai negara yang berhasil dalam pembangunannya. Adapun segara tersebut adalah Taiwan, Singapura, Hongkong, Israel, dan Korea Selatan. Jika dianalisis satu persatu, tidak satupun dari negara tersebut memiliki tanah yang subur maupun kekayaan alam yang kaya dan mahal. Bahkan, Singapura dan Hongkong dapat dikategorikan sebagai negara yang samasekali tidak memiliki keduanya. Disisi lain, beberapa negara seperti Iran dan Jazirah Arab, maupun negara- negara tetangga lainnya, tergolong sangat kaya dengan sumber daya alam yang saat ini sangat dibutuhkan, yakni minyak. Namun, fakta menunjukkan bahwa masyarakat Iran dan sebagian besar neara-negara yang ada di Jazirah Arab tergolong manusia berumur pendek dan hidup tidak lebih dari nenek moyang dulu zaman keemasan kerajaan-kerajaan tradisional. Kasus lain adalah Virginia Barat, negara bagian Amerika Serikat ini adalah negara yang luar biasa kaya dengan persendian sumber-sumber daya alam, tenaga air, hutan, lapisa-lapisan batu bara yang bermutu, tersu-menerus tergolong sebagai salah satu dari lima negara bagian paling bawah dalam daftar pendapatan perkapita negara itu. Negara bagian Connecticut, dengan tanah yang miskin, tidak mempunyai sumber alam, selain beberapa tambang besi yang menghabiskan dan sedikit hutan tergolong nomor satu. Namun masyarakatnya tergolong sejahtera. Fakta-Fakta yang telah dikemukakan ini menunjukkan bahwa hubungan sumber daya alam dengan kesejahteraan masyarakat tidak selalu signifikan. Di Indonesia, kemiskinan budaya mudah ditemukan. Identik dengan kondisi, dimana negara-negara yang pertama kali mempermasalahkan kemiskinan yang dialami negara-negara miskin justru negara-negara kaya. Demikian halnya dengan masyarakat miskin Indonesia, sering kurang peduli atas kondisi yang dialami. Akibatnya, sering kali penduduk miskin tidak mempersoalkan kemiskinan yang diderita. Hal ini menimbulkan pesan, bahwa mereka tidak menganggap kemiskinan itu sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan. Sering terlihat, sikap masyarakat miskin justru mencerminkan bahwa mereka dapat menerima keadaan yang dihadapi. Dengan demikian mereka kurang termotivasi untuk keluar dari kondisi miskin yang dihadapi tersebut. Kondisi spesifik seperti inilah yang kemudian melahirkan konsep program pengentasan masyarakat miskin di Indonesia. Konsep ini diilhami oleh satu anggapan bahwa masyarakat miskin tidak memiliki kemampuan, bahkan motivasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

2.6 PKH Program Keluarga Harapan

2.6.1.Defenisi Program Keluarga Harapan PKH Program Keluarga Harapan PKH adalah program pemberian bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga MiskinKeluarga Sangat Miskin RTSMKSM yang ditetapkan sebagai peserta PKH. Pedoman Umum PKH 2014: 13.

2.6.2 Tujuan Program Keluarga Harapan PKH

Tujuan umum PKH adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah prilaku peserta PKH yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target Millenium Development Goals MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas : 1. Meningkatkan kualitas kesehatan RTSMKSM 2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSMKSM 3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi anak-anak RTSMKSM. 2.6.3 Hak dan Kewajiban Peserta Program Keluarga Harapan PKH 2.6.3.1 Hak dan Kewajiban Peserta PKH Bidang Kesehatan Peserta PKH komponen kesehatan adalah RTSMKSM yng memiliki kriteria : 1. Ibu hamilnifas dan atau 2. Anak balita dan atau 3. Anak usia 5-7 tahun Anak Pra Sekolah

A. Hak Peserta PKH

RTSMKSM yang terpilih sebagai peserta PKH mendapatkan kartu PKH yang digunakan untuk memperoleh bantuan tunai bersyarat. Kartu peserta PKH merupakan bukti kepesertaan atas nama perempuan dewasa ibukakak perempuannenekbibi yang mengurus RTSMKSM. Sesuai pedoman pelaksanaan Jamkesmas Tahun 2012, kartu PKH dapat berfungsi sebagai kartu Jamkesmas sementara untuk seluruh anggota rumah tangga penerima PKH, apabila RTSMKSM tidak memiliki kartu Jamkesmas. Besar bantuan yang diterima untuk bantuan bagi RTSMKSM yang memiliki anak usia dibawah 6 tahun, ibu hamilmenyusui adalah sebesar Rp. 1.000.000. Bantuan tunai bersyarat akan disalurkan kepada peseta PKH setiap tiga bulan satu kali melalui lembaga bayar. Bantuan tunai tahap pertama akan diberikan jika peserta PKH telah menghadiri pertemuan awal yang dikoordinir oleh UPPKH Kecamatan dan telah mengunjungi pemberi pelayanan kesehatan. Bantuan tunai bersyarat tahap berikutnya akan diberikan jika anggota keluarga peserta PKH memenuhi komitmen yang ditetapkan dalam program. Bukti bahwa anggota keluarga peserta PKH telah memenuhi komitmen harus diverifikasi dalam formulir verifikasi kesehatan oleh pendamping dan disahkan oleh petugas kesehatan.

B. Kewjiban Peserta PKH

Peserta PKH akan mendapatkan bantuan tunai bersyarat apabila peserta PKH memenuhi komitmen yang telah ditetapkan. Kewajiban peserta PKH adalah:

1. Menghadiri pertemuan awal

Pertemuan awal yang dikoordinasi oleh UPPKH Kecamatan diselenggarakannya di tingkat kecamatan. Tempat pertemuan diupayakan di lokasi terdekat tempat tinggal calon peserta. Tujuan pertemuan ini adalah untuk : a. Sosialisasi PKH yang meliputi : 1 Menginformasian tujuan, besaran bantuan, mekanisme dan hal-hal yang terkait dengan PKH. 2 Menjelaskan komitmen kewajiban yang harus dilakukan oleh calon peserta PKH untuk dapat menerima bantuan tunai bersyarat. 3 Menjelaskan hak dan kewajiban ibu dan atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan. 4 Menjelaskan sanksi dan konsekuensinya apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen yang ditetapkan dalam program. b. Melakukan kunjungan awal ke pusat pelayanan kesehatan. c. Mematuhi komitmen untuk mengunjungi Pemberi Pelayanan Kesehatan PKK, sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. d. Memeriksa dan memperbaiki data pribadi peserta PKH yang ada dalam Formulir Validasi serta ditandatangani oleh peserta PKH. e. Mengumulkan semua formulir validasi yang sudah ditandatangani oleh peserta PKH sebagai bukti kesiapan mereka mengikuti semua ersyaratan dan ketentuan yang ditetapkan PKH. f. Menjelaskan tata cara mendapatkan pelayanan kesehatan serta tempat pelayanan kesehatan terdekat yang bisa dimanfaatkan oleh peserta PKH. g. Menjelaskan mekanisme dan prosedur keluhan dan pengaduan atas pelaksanaan PKH. h. Memfasilitasi pembentukan kelompok peserta PKH dan pemilihan ketua kelompok. i. Menjelaskan kewajiban ketua kelompok dalam PKH. Calon peserta PKH diwajibkan menghadiri pertemuan awal, jika berhalangan maka pendamping PKH akan mengunjungi calon peserta PKH atau menyelenggarakan pertemuan susulan. Pendamping PKH mengundang petugas puuskesmas kecamatan untuk menghadiri ertemuan tersebut.

2. Melakukan Kunjungan Awal ke Posyandu

Segera setelah pertemuan awal, seluruh peserta PKH wajib melakukan kunjungan awal ke posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya. Tujuannya untuk: a. Dicatat data kesehatan anggota keluarganya pada awal rogram. b. Mendapat informasi jadwal kunjungan berikutnya bagi setiap anggota keluarga peserta PKH yang ditentukan oleh kader posyandu atau petugas kesehatan lainnya sesuai persyaratan yang disajikan pada tabel 1.

3. Mematuhi Komitmen untuk Mengunjungi Pemberi

Pelayanan Kesehatan PPK sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Tabel 1 pada bab 2 berisi daftar persyaratan yang berlaku bagi setiap anggota keluarga eserta PKH. Kolom pertama menunjukkan sasaran peserta PKH, kolom kedua merinci persyaratan atau kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap anggota rumah tangga peserta PKH, dan kolom ketiga adalah jenis fasilitas kesehatan yang perlu dimanfaatkan oleh setiap peserta untuk memenuhi komitmennya. Tabel 1 pada bab 2 merupakan acuan bagi petugas kesehatan Puskesmas dan Jaringannya untuk menetapkan jadwal kunjungan peserta PKH. Kewajiban peserta PKH selanjutnya adalah mematuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PKH Tabel 1 dan kolom 2 yaitu kunjungan Pemberi Pelayanan Kesehatan PPK dan memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai jadwal kunjungan yang telah dibuat oleh petugas puskesmas dan atau kader posyandu. Tabel 1. Pada bab 2 Persyaratan Peserta PKH Kesehatan Sasaran [1] Peserta Kewajiban peserta [2] Fasilitas [3] Ibu Hamil - Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan antenatal care sebanyak minimal 4 kali yaitu K1 di trisemester I, K2 di trisemester II, K3 dan K4 di trisemester III selama masa kehamilan. - Mereka akan mendapatkan tablet tambah darah Fe dan Imunisasi Tetanus Toksoi TT. • Puskesmas, Pustu, olindes, Poskesdes, Pusling, Posyandu • Dokter, Bidan, Petugas Gizi, Jurim, Kader, Perawat • Bidan kit, Posyandu kit, Antorpoletri kit, Imunisasi kit. • Tablet Fe, kapsul vitamin A, Obat-obatan dan bahan- bahan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. • Vaksin BCG, DPTHB Comblo, Polio, Campak, Hepatitis B, TT ibu hamil • Buku register kohort ibu hamil, kohort bayi, KSM, buku imunisasi, penimbangan. Ibu Melahirkan Proses melahirkan bayi harus ditolong tenaga kesehatan terlatih. Ibu Nifas Ibu yang telah melahirkan harus melakukan pemeriksaan atau diperiksa kesehatannya setidaknya 3 kali pada minggu ke-I, minggu ke-II dan minggu ke-IV. Bayi Usia 0- 11 Bulan - Bayi baru lahirneonatus 0-28 hari harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali yaitu: 2 kali sebelum 7 hari KNI, KN2 dan satu kali pemeriksaan lagi pada usia bayi 7-28 hari KSN. - Anak berusia dibawah 1 tahun harus ditimbang secara rutin setiap sebulan dan di imunisasi lengkap Jadwal pemberian imunisasi disajikan pada tabel 2. Bayi Usia 6- 11 Bulan Mendapatkan satu suplemen kapsul vitamin A 100,000IU. Anak Usia 1- 5 Tahun - Anak berusia 1-5 tahun dimonitor tumbuh kembang dengan melakukan penimbangan secara rutin setiap bulan. - Mendapatkan vitamin A 200,000IU sebanyak 2 kali setahun pada bulan Febuari dan Agustus. Anak Usia 5- 6 Tahun Anak berusia 5-6 tahun dimonitor tumbuh kembang dengan melakukan penimbangan secara rutin setiap 3 bulan. Catatan: = Kewajiban yang ditetapkam dalam PKH yang akan diverifikasi untuk mendapatkan bantuan PKH. Namun demikian, PPK diberi keleluasaan dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pemberian pelayanan kesehatan yang kini berlaku misalnya, pemberi vaksin TT bagi anak usia sekolah dan wanita subur, penimbangan setiap bulan bagi anak usia -5 tahun,dll Anak peserta PKH yang berumur lebih dari 6 tahun juga mendapatkan layanan kesehatan Ringkasan hak dan kewajibab peserta PKH dibidang kesehatan disajikan dalam tabel 2 pada bab 2 berikut ini: Tabel 2. Pada bab 2 Ringkasan Kewajiban Peserta a. b. c. d. Bayi 0-11 bulan Balita 1-5 tahun Anak 5-7 tahun Ibu hamil • Memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan • Timbang badan • Monitor tumbuh kembang • Imunisasi lengkap • Khusus 6-11 bulan kapsul biru vitamin A 100,000IU • Timbang berat badan setiap bulan • Monitor tumbuh kembang • Kapsul merah vitamin A 200,000IU: Febuari dan Agustus 2xtahun • Timbang berat badan setia bulan • Monitor tumbuh kembang 2x pertahun • Periksa hamil: 1 kali pada trisemester I, 1 kali pada trisemester II, 2 kalipada trisemester III K1-K4 e. f. g. Ibu melahirkan Ibu nifas Bayi baru lahir 0-28 hari • Tablet Fe • Imunisasi TT Tetanus Toksoid • Ditolong tenaga kesehatan terlatih • Diperiksa 3 kali yaitu minggu I, II, IV • Bayi baru lahir neonatus diperiksa 3 kali sebelum umur 28 hari yaitu 2 kali sejak lahir sampai umur 7 hari KNI dan KN2 dan sekali ketika neonatus umur 8-28 hari KN3

C. Sanksi dan Pengurangan Bantuan

Peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen kesehatan akan dikenakan sanksi perngurangan bantuan. Penghitungannya dilakukan dalam satu tahap penyaluran 3 bulan, maka bantuan yang diterima akan berkurang: 1. Pengurangan bantuan sebesar 10 setiap bulannya. 2. Peserta tidak akan menerima bantuan jika seluruh anggota tidak memenuhi kewajiban selama 3 bulan berturut-turut, tanpa menghilangkan status kepesertaannya. Rincian pengurangan dana dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Pada bab 2 Pengurangan Dana Anggota Rumah Tangga Tidak Mematuhi Komitmen Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Total Pengurangan Seluruh 10 10 10 100 SebagianTanggung Renteng 10 10 10 30 Ketentuan diatas berlaku secara tanggung renteng untuk seluruh anggota keluarga Peserta PKH. Artinya, bila ada satu saja anggota RTSMKSM tidak memenuhi kewajiban di bidang kesehatan maka akan dilakukan pengurangan bantuan sebesar seperti tabel di atas. Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi kondisi akibat bencana alam, bencana sosial, ketiadaan dokter, bidan dan obat-obatan serta pusat layanan tutup tidak memberikan layanan. 2.6.3.2.Hak dan Kewajiban Peserta PKH Bidang Pendidikan Peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan dengan pendidikan jika memiliki anak berusia 7-15 tahun. Anak peserta PKH tersebut harus didaftarkanterdaftar pada satuan pendidikan SDMISDLBSalafiah UlaPaket A atau SMPMTsSLMBSalafiah WusthaPaket B termasuk SMPMTs terbuka dan mengikut kehadiran di kelas minimal 85 dari hasil belajar efektif dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung. Apabila ada anak yang berusia 5- 6 tahun yang sudah masuk sekolah dasar dan sejenisnya, maka yang bersangkutan dikenakan persyaratan pendidikan seperti anak peserta PKH lainnya. Jika peserta PKH memiliki anak usia 7-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar, maka peserta diwajibkan mendaftarkan anak tersebut kesatuan pendidikan yang menyelenggarakan program Wajib Belajar 9 tahunpendidikan kesetaraan. Apabila anak yang bersangkutan bekerjapekerja anak atau telah meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama, maka anak tersebut harus mengikuti program remedial untuk mempersiapkannya kembali ke satuan pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan remedial dimaksud satuan pendidikan harus menyediakan program remedial. Apabila anak dengan usia tersebut di atas masih buta aksara, maka diwajibkan untuk mengikuti pendidikan keaksaraan fungsional di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM terdekat. Berikut ini dijelaskan hak dan kewajiban peserta PKH dalam bidang pendidikan.

A. Hak peserta PKH

Peserta PKH berhak memperoleh bantuan uang tunai bersyarat apabila telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Besaran bantuan tunai untuk komponen pendidikan tergantung dari jumlah anak dan jenjang pendidikan yang diduduki oleh anak. Rincian besaran bantuan komponen pendidikan disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Pada bab 2 Skenario Bantuan PKH komponen Pendidikan Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun Bantuan bagi RTSM yang memiliki: a. Anak usia SDMISDLBSalafiyah UlaPaket A b. Anak usia SMPMTsSMPLBSalafiyah WusthaPaket Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Bantuan tunai bersyarat akan dibayarkan kepada peserta setia tiga bulan melalui bayar. Bantuan diterima langsung oleh ibu, nenek,bibi atau perempuan dewasa yang mengasuh anak usia 7-18 tahun terdaftar disekolah danatau belum menyelesaikan pendidikan dasar. Bagi anak usia 7-18 tahun yang berada diluar sistem sekolah atau tidak terdaftar maka pendamping berkewajiban untuk memberikan advokasi melalui berbagai program pemerintah dari kementrianlembaga lain sehingga anak tersebut kembali kedalam sistem sekolah. Untuk tahap pertama, bantuan tunai bersyarat diberikan jika peserta PKH ibu, nenek, bibi, atau perempuan dewasa. Telah menghadiri pertemuan awal yang dikoordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dan anak-anak dari keluarga peserta PKH sudah terdaftar disatuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk tahap berikutnya, bantuan tunai PKH komponen pendidikan akan diberikan jika anak-anak dari keluarga peserta PKH sudah memenuhi komitmen pendidikan yang ditetapkan yakni kehadiran minimal 85 dikelaskelompok belajar. Sebagai bukti bahwa anak-anak telah memenuhi komitmen pendidikan, diperoleh dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh pendamping dan tenaga pendidik gurututor dan diketahui oleh kepala sekolahketua penyelenggara satuan pendidikan. Anak peserta PKH yang terdaftar disekolah formal, diprioritaskan untuk menerima Bantuan Siswa Miskin BSM. Sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan Surat Edaran Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Mencegah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor.728C2Beasiswa Bagi Siswa Miskin Jenjang Sekolah Dasar dan Bantuan Beasiswa Miskin dari Kementrian Agama Pedoman Bantuan Beasiswa Prestasi, Tahun 2008.

B. Kewajiban Peserta PKH

Untuk bisa menerima hak bantuan tunai bersyarat, peserta PKH diharuskan memenuhi kewajiban atau komitmen yang ditetapkan. Kewajiban yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Menghadiri Pertemuan Awal

Sebelum bantuan tahap pertama dibayarkan, pertemuan diawal dikoordinasikan oleh pendamping di Kecamatan dan diselenggarakan di lokasi terdekat dengan domisili RTSMKSM. Seluruh calon peserta PKH terpilih ibu, nenek, bibi atau perempuan dewasa diwajibkan menghadiri acara pertemuan tersebut. Pendamping mengundang guru-guru dan petugas Fasilitas Pendidikan, Petugas Kesehatan, Bidan, dan aparat setempat untuk menghadiri pertemuan tersebut. Tujuan pertemuan awal adalah tersebut. a. Menginformasikan tujuan, tingkat bantuan, mekanisme dan lainnya mengenai PKH serta membagikan bahan-bahan program buku saku peserta PKH, brosur PKH, dll; b. Menjelaskan hak dan kewajiban ibu peserta PKH; c. Menjelaskan komitmen yang harus dilakukan oleh calon peserta PKH untuk dapat menerima bantuan; d. Menjelaskan sanksi dan konsekuensinya apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen yang ditetapkan dalam program; e. Menjelaskan perlunya melakukan pendaftaran ke sekolahsatuan pendidikan bagi anak-anak yang belum terdaftar, khusus peserta PKH; f. Membantu peserta PKH mengisi formulir validasi data perbaikan data pribadi peserta; g. Mengumpulkan semua Formulir Validasi data yang sudah diisi dan perjanjian kesediaan peserta PKH untuk mengikuti komitmen PKH yang sudah ditandatangani oleh peserta dan pendamping PKH; h. Menjelaskan mekanisme dan prosedur keluhan dan pengaduan atas pelaksanaan PKH; i. Memfasilitasi pembentukan kelompok peserta PKH dan memfasilitasi pemilihan Ketua Kelompok; j. Menjelaskan kewajiban Ketua Kelompok dalam PKH.

2. Mendaftarkan Anak ke Satuan Pendidikan

Setelah dilakukan pertemuan awal dan validasi oleh pendamping, peserta PKH harus mendaftarkan kembali anggota rumah tangga ke satuan pendidikan apabila ditemukan : a. Anak usia sekolah 7-15 tahun yang belum terdaftar disekolah, maka ibu, nenek, bibi, atau perempuan peserta PKH harus segera mendaftarkan anak tersebut ke sekolah SDSDLBMISalafiyah UlaPaket A atau SMPSMPLB.MTsSalafiyah WusthaSMP TerbukaPaket B atau satuan pendidikan setara SD atau SMP. b. Anak usia 15-18 tahun yang belu menyelesaikan pendidikan dasar dan atau buta aksara, maka peserta PKH harus mendaftarkan anak tersebut ke sekolah terdekat atau satuan pendidikan non-formal seperti, keaksaraan fungsional, paket A setara SD atau paket B setara dengan SMP atau pesantren salafiyah setara SDSMP. c. Anak usia 7-15 tahun dan usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar dan diketahui bahwa mereka bekerja baik di sektor formal maupun informal, maka peserta PKH dapat mendaftarkan anaknya ke sekolah satuan pendidikan atau mengikutkan anak tersebut ke dalam program persiapan pendidikan seperti Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak LPKSA. Selanjutnya apabila anak-anak tersebut telah siap untuk belajar mereka harus didaftarkan kembali ke satuan pendidikan formal maupun non-formal. Pendamping diwajibkan mendampingi peserta PKH yang akan melakukan pendaftaran anak ke satuan pendidikan. Selanjutnya informasi nama sekolah danatau nama penyelenggara pendidikan non-formal harus dimutakhirkan update data oleh pendamping PKH untuk keperluan pelaksanaan program lebih lanjut.

3. Mematuhi Komitmen

Kewajiban peserta PKH selanjutnya adalah mematuhi komitmen atau persyaratan yang ditetapkan dalam program,yaitu: a. Peserta PKH dengan anak usia 7-18 tahun Peserta PKH yang memiliki anak usia 7-18 tahun harus mendaftarkan anak tersebut di sekolah SDSDLBSalafiyah Ula atau SMPSMPLBSalafiyah wuathaSMP terbuka atau pendidikan kesetaraan. Jika sudah terdaftar disatuan pendidikan, anak tersebut harus mengikuti kehadiran minimal 8 hari belajar setiap bulannya selama setahun pelajaran berlangsung. Untuk keperluan pembuktian tingkat kehadiran verifikasi apabila jumlah hari sekolah dalam satu bulan adalah 20-22 hari, jumlah maksimal ketidak hadiran anak disekolah yang diperbolehkan adalah 3 hari. Pengecualian diberikan kepada peserta didik: 1 Absen karena sakit atau terjadinya bencana alam didaerah setempat. 2 Absen karena sakit lebih dari 3 hari secara berturut-turut, peserta didik diwajibkan memberikan surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh dokter atau petugas kesehatan setempat. 3 Dalam kondisi layanan kesehatan sulit dijangkau, surat keterangan dapat dikeluarkan oleh pendamping. 4 Peserta didik yang mengalami disabulitas, verifikasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik. Pengkondisian ini dilakukan oleh pendamping dan petugas layanan pendidikan. Tabel 5 berikut ini contoh menghitung batas maksimal ketidakhadiran anak disatuan pendidikan menurut jumlah hari efektif sekolah yang berlangsung dalam satu bulan berjalan. Tabel 5. Pada bab 2 Jumlah Maksimal ketidakhadiran anak disatuan pendidikan Jumlah Hari Efektif Sekolah Dalam Satu Bulan Jumlah Hari Maksimal Ketidak Hadiran Disatuan Pendidikan 22 hari 3 hari 19 hari 2 hari 13 hari 1 hari Untuk keperluan pembuktian tingkat kehadiran verifikasi bagi pendidikan kesetaraan, jumlah hari tatap muka dalam satu bulan harus memenuhi 85 tatap muka. Sebagai contoh, apabila tatap muka berjumlah 3 kali perminggu atau 12 kali perbulan, maka kehadiran harus memenuhi 10,2 hari atau dibulatkan menjadi 10 kali pertemuan. Hal ini juga berlaku pada kegiatan yang ada pada panti sosial dan institusi serupa yang menangani pekerjaan anak atau mereka yang membutuhkan program penyesuaian kembali bangku sekolah. b. Peserta PKH yang memiliki anak dengan kemampuan terbatas. Peserta PKH yang memiliki anak disabilitas tuna daksa, keterbelakangan mental, keterbatasan penyerapan dan sejenisnya memiliki pengecualian dalam hal kewajiban komitmen kehadirantatap muka. Ringkasan hak dan kewajiban peserta PKH pendidikan disajikan dalam tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Pada bab 2 Ringkasan Hak dan Kewajiban Peserta PKH Hak Peserta PKH Kewajiban Peserta PKH Memperoleh bantuan tunai bersyarat 1. Menghadiri pertemuan awal untuk mengikuti sosialisasi program, perbaikan data peserta jika ada, penandatanganan perjanjian komitmen, dll 2. Mendaftarkan anak ke satuan pendidikan 3. Jika anak sudah terdaftar di satuan pendidikan, anak harus mengikuti kehadiran dikelas minimal 85 dan hari efektif sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung.

C. Sanksi Pelanggaran Kewajiban

Bagi anak-anak peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen kehadiran 85 dari belajar efektif setiap bulan akan dikenakan sanksi melalui pengurangan bantuan. Perhitungan dilakukan dalam triwulan 3 bulan, maka besaran bantuan yang akan diterima akan berkurang dengan rincian: 1. Pengurangan bantuan adalah 10 setiap bulan sebelum pembayaran periode berikutnya. 2. Peserta tidak akan menerima bantuan jika seluruh anggota memenuhi kewajiban selama 3 bulan berturut-turut. Rincian pengurangan dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7. Pada bab 2 Mekanisme Pengurangan Bantuan Anggota Rumah Tangga Tidak Mematuhi Komitmen Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Total Pengurangan Seluruh 10 10 10 100 SebagianTanggung Renteng 10 10 10 30 Tanggung-Renteng berarti bila salah satu saja anggota RTSMKSM tidak memenuhi kewajiban dibidang kesehatan atau pendidikan, maka akan dilakukan pemotongan sebesar ketentuan yang disebutkan diatas. Ketentuan di atas tidak berlaku bagi ketidakhadiran yang diakibatkan sakit, bencana alam, bencana sosial, dan tidak adanya kegiatan belajar mengajar.

2.7 Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial

2.7.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial

Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa kesejahteraan sosial merujuk pada suatu kondisi, dengan kondisi mana manusia, baik individu, kelompok maupun komunitas mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehingga dapat mencapai dan menikmati hidup layak sebagai makhluk yang memiliki harkat dan martabat Siagian, dan Agus, 2012: 108. Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial juga ditegaskan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, dan perlindungan sosial.

2.8 Kerangka Pemikiran

Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengembangan sistem jaminan sosial, mulai tahun 2007 pemerintah Indonesia melaksanakan Program Keluarga Harapan PKH. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Pelaksanaan PKH secara berkesinambungan setidaknya hingga tahun 2015 akan mempercepat Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium Millenium Development Goals atau MDGs. PKH adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangan Miskin RTSM melalui ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM dibidang pendidikan dan kesehatan. PKH dijalankan sebagai pelaksanaan dari UU no. 40 tahun 2004 tentang Jaminan Sosial. UU no. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Inpres no. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Perpres no. 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan, UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia. PKH baru diimplementasikan di Aceh Tamiang mulai dari tahun 2013, Desa Landuh merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Rantau Kabupaten aceh Tamiang yang mendapatkan bantuan PKH. Dimana peserta yang mendapatkan bantuan PKH ini berjumlah 54 kepala keluarga yang dengan harapan program ini mampu meningkatkan kualitas hidup mereka. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana respon peserta PKH terhadap pelaksanaan PKH di Desa Landuh tersebut. Bagan Alir Pikir Program Keluarga Harapan PKH Peserta Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang RESPON SIKAP Penilaian dan tanggapan peserta penerima bantuan Program Keluarga Harapan PERSEPSI Pengetahuan dan pemahaman bagaimana manfaat Program Keluarga Harapan PKH PARTISIPASI Keterlibatan dan pemahaman peserta penerima manfaat Pogram Keluarga Harapan PKH Respon Positif Respon Negatif 2.9 Defenisi Konsep dan Operasional 2.9.1 Defenisi Konsep Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian Siagian, 2011: 138. Dimana peneliti memberikan batasan mengenai konsep-konsep penelitian untuk menghindari kesalahpahaman arti dan konsep penelitian yang digunakan. Adapun batasan konsep didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Respon adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indrea. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk prilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan. Teori behaviorisme menggunakan istilah respon yang dipasangkan oleh rangsangan dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Respon adalah prilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsangan dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan. 2. Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana seseorang melihat seseuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. 3. Sikap adalah cara seseorang melihat sesuatu secara mental dari dalam diri yang mengarah pada prilaku yang ditujukan pada orang lain, ide, obyek, maupun kelompok tertentu. Sikap juga mencerminkan jiwa seseorang. Sikap adalah cara seseorang mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain melalui prilaku. 4. Partisipasi adalah berasal dari bahasa latin, yaitu pars, yang artinya bagian dan capere sipasi, yang artinya mengambil. Bila digabungkan berarti mengambil bagian. Dalam bahasa inggris, participate berarti mengambil bagian atau mengambil peranan. 5. Kemiskinan sebagai suatu kondisi adalah suatu fakta dimana seseorang atau kelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sedangkan sebagai suatu proses, kemiskinan merupakan proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau kelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sesuai manusia. 6. Program Keluarga Harapan PKH adalah program pemberian bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga MiskinKeluarga Sangat Miskin RTSMKSM yang ditetapkan sebagai peserta PKH. 7. Kesejahteraan Sosial menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu proses menjadikan variabel penelitian dapat diukur sehingga transformasi dari unsur konsep kedunia nyata. Defenisi operasional adalah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep- konsep, baik berupa obyek, peristiwa mupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi Siagian, 2011: 141. Respon peserta Program Keluarga Harapan PKH terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan PKH dapat diukur dari: 1. Persepsi peserta mengenai pelaksanaan PKH dapat diukur dengan: a. Pengetahuan peserta tentang bagaimana pelaksanaan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. b. Pengetahuan peserta tentang manfaat PKH. 2. Sikap peserta PKH terhadap pelaksanaan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang: a. Penilaian peserta terhadap pelaksanaan PKH di Desa Landuh. b. Penolakan atau penerimaan peserta terhadap pelaksanaan PKH di Desa Landuh. c. Peserta mengharapkan atau tidak mengharapkan pelaksanaan PKH di Desa Landuh. 3. Partisipasi peserta terhadap pelaksanaan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang: a. Intensitas keterlibatan peserta dalam pelaksanaan PKH di Desa Landuh b. Kualitas keterlibatan peserta dalam pelaksanaan PKH di Desa Landuh. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan kharakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian Azwar, 1997: 7. Melalui penelitian ini penulis ingin menggambarkan bagaimana respon peserta PKH terhadap pelaksanaan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini karena Desa Landuh merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Rantau yang mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan PKH.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan obyek, benda, peristiwa atau individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian.Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian Siagian, 2011: 155. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu keseluruhan peserta yang menerima bantuan Program Kelurga Harapan PKH di Desa Landuh yang berjumlah 54 kepala keluarga.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah proses memperoleh data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penalaahan buku, jurnal dan karya tulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yamg berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam rangka studi lapangan dalam penelitian ini yaitu adalah sebagai berikut : a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap obyek dan fenomena yang berkaitan dengan penelitian. b. Wawancara, yaitu percakapan yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden guna menggali informasi atau data yang diinginkan untuk kebutuhan penelitian Suharno, 2009: 83. c. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden terpilih, dan merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efesien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian Suharno, 2009: 89.

3.5 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu cara memeriksa data dari responden, kemudian dicari frekuensi dan persentasenya untuk disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara kualitatif. Skala likert digunakan untuk mrngukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian, khususnya mengidentifikasi respon, penulis menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap,persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal. Skala ini sering disebut dengan summated scale yang berisi sejumlah pernyataan dengan kategori respon. Pertama-tama ditentukan beberapa alternative kategori respon atau seri item respon Compiling possible scale item yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negative untuk direspon oleh responden. Tiap respon dihubungkan dengan nilai skor atau nilai skala untuk masing-masing pernyataan Silalahi, 2009: 229. Pemberian skor data dilakukan mulai respon yang negative menuju respon yang positif, yakni skor negatif adalah -1, skor netral adalah 0 dan skor positif adalah 1. Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap dan partisipasi maka ditentukan interval kelas sebagai pengukuran, yaitu : Interval Kelas I = Banyak kelas K nilai tertinggi H – nilai terendah L = 3 1--1 = 3 2 = 0,66 Maka untuk menentukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut: a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. 0,33 sampai dengan 1 = respon positif BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa landuh merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang, Desa landuh ini terdiri dari lima dusun yaitu: Dusun Cendrawasih, Dusun Merak Jingga, Dusun Garuda, Dusun Merpati Putih, dan Dusun Rajawali. Landuh berasal dari bahasa tamiang yang artinya lembah, menurut sejarahnya asal muasal diberi nama Landuh disebabkan karena dulu kawasan ini merupakan daerah dataran rendah yang banyak terdapat rawa-rawa dan lembah- lembah, oleh sebab itu warga sepakat memberi nama desa ini sebagai desa Landuh. Adapun batas-batas wilayah dari Desa Landuh Kecamatan Rantau ini adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatas dengan Desa Benua Raja 2. Sebelah Timur berbatas dengan Desa Bukit Tempurung 3. Sebelah Selatan berbatas dengan Sungai Tamiang 4. Sebelah Barat berbatas dengan Desa Kota Lintang

4.2 Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Landuh 133 Ha yang terdiri dari tanah pekarangan 47,42 Ha, tanah perkebunan rakyat 37,8 Ha, dan lain-lain 38,52 Ha.

4.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Landuh tahun 2013 adalah 3.143 jiwa yang terdiri dari 771 KK. Berikut ini uraian jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, agama, mata pencaharian, dan suku.

4.3.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Landuh adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Nama Dusun KK Laki-Laki Perempuan 1 Cendrawasih 130 251 244 2 Merak Jingga 133 287 260 3 Garuda 203 401 434 4 Merpati Putih 123 136 236 5 Rajawali 182 407 387 JUMLAH 771 1.582 1.561 Sumber: Data Kantor Desa Landuh 2013 Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki dengan jumlah penduduk 1582, dan perempuan berjumlah 1561. Sedangkan jumlah KK yang ada di Desa Landuh ini terdapat 771 KK. 4.3.2 Penduduk Berdasarkan Agama Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama yang ada di Desa Landuh adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama No Agama Jumlah 1 Islam 3118 2 Budha 21 3 Protestan 4 Sumber: Data Kantor Desa Landuh 2013 Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa agama islam terdiri dari 3118 jiwa, hal ini tampak dari adanya fasilitas keagamaan yang mendukung seperti mesjid dan menasah. Selebihnya yaitu Budha 21 jiwa dan Protestan 4 jiwa.

4.3.3 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Adapun jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Landuh adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Pekerjaan Jumlah 1 PNS 83 2 Bertani 32 3 Bangunan 79 4 Pedagang 131 5 JasaBecakSupir 148 6 Serabutan 300 Sumber: Data Kantor Desa Landuh 2013 Data diatas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Landuh jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian terdiri dari 81 KK yang bekerja sebagai PNS, bartani sebanyak 32 KK, bangunan 79 KK, selanjutnya pedagang 131 KK, jasabecaksupir 148 KK dan serabutan 300 KK.

4.3.4 Penduduk Berdasarkan Suku

Adapun jumlah penduduk berdasarkan suku yang ada di desa Landuh adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku No Suku Jumlah 1 Jawa 1.042 2 Aceh 400 3 Minang 200 4 Tapanuli 235 5 Tamiang 1.266 Sumber: Data Kantor Desa Landuh 2013 Data di atas menjunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa landuh berdasarkan suku terdiri dari Jawa sebanyak 1.042 jiwa, kemudian diikuti Aceh sebanyak 400 jiwa, selanjutnya diikuti Minang 200 jiwa, diikuti Tapanuli 235 jiwa dan selebihnya yaitu suku Tamiang sebanyak 1.266 jiwa.

4.4 Fasilitas Sarana dan Prasarana

Adapun data yang dibuat mengenai fasilitas sarana dan prasarana di Desa Landuh adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Fasilitas Sarana dan Prasarana Desa Landuh No FASILITAS JUMLAH UNIT 1 Fasilitas Keagamaan a. Mesjid b. Menasah 2 Unit 2 Unit 2 Fasilitas Pendidikan a. SD b. SLB 1 Unit 1 Unit 1 Unit c. TPA d. PAUD 1 Unit 3 Fasilitas Kesehatan a. Posyandu 1 Unit Sumber: Data Kantor Desa Landuh 2013 4.5 Organisasi Sosial Budaya Organisasi sosial budaya yang ada di Desa Landuh Kecamatan Rantau ini terdiri dari Organisasi PKK, Organisasi Pemuda, Majelis Taklim, Kelompok gotong royong, Remaja Mesjid, Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. Masyarakat Desa Landuh Kecamatan Rantau memiliki banyak organisasi sosial budaya yang mereka bentuk sebagai wadah bersosialisasi, baik itu organisasi pemuda ataupun organisasi yang berhubungan dengan keagamaan. Dengan banyaknya organisasi sosial budaya yang terdapat di Desa Landuh Kecamatan Rantau dapat meningkatkan rasa kebersamaan, hal ini terlihat dari eratnya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat ketika ada warga yang mendapatkan musibah, ada masyarakat yang mengatakan acara pergelaran adat, dan lain-lain.

4.6 Struktur Pemerintahan Desa Landuh

Dalam menjalankan tugasnya Desa Landuh dipimpin oleh Bapak Wan Aula selaku Datok Penghulu, Bapak muhammad Basuki BSKA selaku Sekretaris Desa, Bapak Abdul Manaf selaku Datok Imam dan Bapak Muhammad Zaini selaku ketua Majelis Duduk Setikar Kampung MDSK. Selanjutnya ada Kaur pemerintah, Kaur Pembangunan, Kaur Kesra serta Kepala Dusun ditiap-tiap dusun yang ada di Desa Landuh. Bagan 1 DATOK PENGHULU Wan Aula TOK IMAM Abdul Manaf MDSK Muhammad Zaini SEKRETARIS KAMPUNG Muhammad Basuki BSKA KAUR PEMERINTAH Safran KAUR PEMBANGUNAN Junaidi KAUR KESRA Nilawati KADUS DUSUN CENDRAWASIH Sofyan J KADUS DUSUN MERAK JINGGA Ahmad L KADUS DUSUN GARUDA Alfi Syahrul KADUS DUSUN MERPATI PUTIH Muhammad Jalil KADUS DUSUN RAJAWALI Zainuddin BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dengan menggunakan analisis tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi dan kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat yang kemudian disebarkan kepada peserta penerima manfaat Program Keluarga Harapan PKH dan data hasil penelitian ini diperoleh langsung dari peserta penerima manfaat Program Keluarga Harapan PKH di Desa Landuh kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Analisis data adalah proses menjadikan data yang memberikan pesan pada pembaca. Melalui analisis data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam, melainkan berbicara. Analisis data menjadikan data itu mengeluarkan maknanya, sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan juga mengetahui apa yang dibalik data itu Siagian, 2011: 227. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai identitas responden melalui nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, jumlah anak, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data deskriptif kuantitatif diperoleh juga bagaimana respon peserta Program Keluarga Harapan PKH terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang dilihat dari segi persepsi, sikap, dan partisipasi dari peserta penerima manfaat Program Keluarga Harapan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas, maka pembahasan data penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub bab yaitu: A. Analisis identitas responden B. Respon Peserta program Keluarga Harapan PKH Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. 5.2 Analisis Identitas Responden 5.2.1 Data Jenis Kelamin Responden Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai jenis kelamin responden yang menjadi peserta penerima manfaat PKH keseluruhan respondennya berjumlah 54 orang atau sebesar 100 merupakan perempuan. Hal ini sesuai dengan ketentuan peserta penerima manfaat PKH yang salah satunya adalah kegiatan yang dikelola anggotanya adalah perempuan.

5.2.2 Data Usia Responden Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Kelompok Usia Frekuensi 1 20-25 2 3,70 2 26-31 14 25,92 3 32-37 16 29,62 4 38-43 10 18,51 5 44-49 5 9,25 6 50-55 2 3,70 7 56-61 3 5,55 8 61 2 3,70 Jumlah 54 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan data pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden yang tergolong pada usia produktif adalah responden yang rentang usia 32-37 tahun yaitu sebanyak 16 orang atau 29,62 dari total jumlah responden. Kemudian dalam rentang usia 26-31 tahun sebanyak 14 orang 25,92 dan selanjutnya dalam usia rentang 38-43 tahun sebanyak 10 orang atau 18,51 dari jumlah total responden.

5.2.3 Data Agama Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai agama responden yang menjadi peserta penerima manfaat PKH keseluruhan respondennya berjumlah 54 orang atau sebesar 100 merupakan agama islam. Hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang beragama Islam.

5.2.4 Data Suku Responden Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Suku No Agama Frekuensi 1 Aceh 13 24,07 2 Tamiang 22 40,74 3 Jawa 9 16,66 4 Minang 6 11,11 5 Tapanuli 4 7,40 Jumlah 54 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah suku tamiang yang berjumlah 22 orang 40,74 hal ini wajar terjadi karena lokasi penelitin memang berada di Aceh Tamiang yang mayoritas penduduknya adalah bersuku tamiang, suku aceh 13 orang 24,07 yang merupakan penduduk asli kedua terbanyak dari jumlah responden hal ini diakibatkan karena Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di peopinsi Aceh, suku jawa 9 orang 16,66 , suku minang 6 orang 11,11 yang merupakan pendatang dan menetap di Desa Landuh karena menikah dengan penduduk asli setempat, suku tapanuli 4 orang 7,40 .

5.2.5 Data Latar Belakang Pendidikan Responden Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi 1 SD 13 24,07 2 SLTP 15 27,77 3 SLTA 23 42,59 4 Sarjana 3 5,55 Jumlah 54 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir responden yakni sebanyak 13 orang 24,07 yang menyatakan hanya lulus SD dikarenakan dulu tidak ada rumah sekolah dan kalau pun ada jauh dari tempat tinggal, sebanyak 15 orang 27,77 menyatakan berpendidikan terakhir SLTP karena tidak memiliki biaya yang cukup untuk sekolah, sebanyak 23 orang 42,59 menyatakan tingkat pendidikan terakhir adalah SLTA, hal ini disebabkan karena biaya dan susahnya akses masuk keperguruan tinggi negri dan 3 orang 5,55 menyatakan pendidikan terakhir Sarjana.

5.2.6 Data Pekerjaan Responden Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi 1 Ibu Rumah Tangga 27 50 2 Tukang Cuci 20 37,03 3 Penjahit 7 12,96 Jumlah 54 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.4 dapat dikatahui bahwa pekerjaan responden yakni sebanyak 27 orang 50 menyatakan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga hal ini dikarenakan tugas wanita yang layaknya sebagai istri dan ibu bagi anak-anak serta susahnya mendapatkan pekerjaan, sebanyak 20 orang 37,03 menyatakan bekerja sebagai tukang cuci hal ini disebabkan karena kurangnya ekonomi keluarga dan tidak memiliki keterampilan karena pendidikannya rendah, sebanyak 7 orang 12,96 bekerja sebagai penjahit.

5.2.7 Data Jumlah Anak Responden Tabel 5.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak No Jumlah Anak Frekuensi 1 1-2 10 18,51 2 3-4 19 35,18 3 5-6 15 27,77 4 7-8 6 11,11 5 9-10 4 7,40 Jumlah 54 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki anak sebanyak 3-4 orang yaitu sebanyak 19 orang 35,18 , yang memiliki anak sebanyak 1-2 orang yaitu sebanyak 10 orang 18,51 , yang memiliki anak sebanyak 5-6 orang yaitu sebanyak 15 orang 27,77 , yang memiliki anak 7-8 orang yaitu sebanyak 6 orang 11,11 , yang memiliki anak 9-10 orang yaitu sebanyak 4 orang 7,40 hal ini terjadi karena mereka beranggapan memiliki banyak anak banyak rejeki. 5.3 Respon Peserta Program Keluarga Harapan PKH Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan PKH di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. 5.3.1 Persepsi

5.3.1.1 Pengetahuan Responden Tentang Program Keluarga Harapan