Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Manifestasi Klinis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prevalensi

Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada dengan kondisi pada waktu tertentu dan penyebutnya adalah populasi total Dorland, 2002. 2.2 Invaginasi 2.2.1 Definisi Invaginasi merupakan suatu keadaan, bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen bagian bawahnya sehingga menimbulkan obstruksi intestinum Pickering, 2000.

2.2.2. Epidemiologi

Invaginasi merupakan penyebab obstruksi intestinum dijumpai pada umur antara 3 bulan sampai 6 tahun, kelainan ini jarang pada anak 3 bulan dan frekuensi menurun setelah 36 bulan. Insiden bervariasi dari 1-4 per 1.000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 4:1 Pickering, 2000.

2.2.3. Etiologi

Penyebab invaginasi belum diketahui. Pada umur puncak insidens masih diduga bahwa terjadinya invaginasi akibat infeksi adenovirus, perubahan cuaca atau perubahan pola makan. Sedangkan pada orang dewasa 5-10 penderita dapat dikenali hal-hal pendorong untuk terjadinya invaginasi, seperti apendiks yang terbalik, divertikulum Meckelli, polip usus, atau kistik fibrosis Pickering, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Klasifikasi

Menurut Pickering, 2000. Berdasarkan lokasi dibagi dalam 5 tipe, yaitu: 1. Ileo-ileal 2. Ileo-colica 3. Ileo-ileocolica 4. Colo-colica 5. Appendical-colica

2.2.5. Manifestasi Klinis

Pada kasus-kasus yang khas, nyeri kolik hebat yang timbul mendadak, hilang timbul, sering kumat dan disertai dengan rasa tersiksa yang menggelisahkan serta menangis keras pada anak yang sebelumnya sehat. Pada awalnya, bayi mungkin dapat dihibur tetapi jika invaginasi tidak cepat di reduksi bayi menjadi semakin lemah dan lesu. Akhirnya terjadi keadaan seperti syok dengan kenaikan suhu tubuh sampai 41 C, nadi menjadi lemah-kecil, pernafasan menjadi dangkal, dan nyeri dimanifestasikan hanya dengan suara rintihan. Muntah terjadi pada kebanyakan kasus dan biasanya pada bayi lebih sering pada fase awal. Pada fase lanjut, muntah disertai dengan empedu, tinja dengan gambaran normal dapat dikeluarkan pada beberapa jam pertama setelah timbul gejala kemudian pengeluaran tinja sedikit atau tidak ada, dan kentut jarang atau tidak ada. Darah umumnya keluar pada 12 jam pertama, tetapi kadang-kadang tidak keluar sampai 1-2 hari. Pada bayi 60 mengeluarkan tinja bercampur darah berwarna merah serta mukus Mansoer, 2001 dan Pickering, 2000.

2.2.6. Patologi