penggilingan padi dimulai dengan memasukkan padi ke dalam mesin penggilingan elevator, kemudian masuk kedalam mesin pengelupasan kulit selanjutnya masuk ke
dalam mesin yang memisahkan padi dengan beras dan selanjutnya padi akan di ayak dalam mesin ayakan padi dan terakhir beras yang sudah di ayak masuk ke dalam mesin
pembersihan beras nachi, selanjutnya beras akan keluar dari nachi dengan menggunakan pipa besar yang telah di hubungkan dengan nachi tersebut. Debu yang
terjadi tidak hanya berasal dari unit produksi tetapi juga berasal dari unit penjemuran, unit penyimpanan serta dari distribusi dan pengangkutan.
Pekerja pada umumnya dalam melakukan pekerjaan tidak menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan bekerja sambil merokok, oleh karena itu sebagian
besar pekerja mengalami keluhan gangguan pernapasan misalnya batuk-batuk, nyeri pada dada, bersin-bersin serta sesak napasdada terasa sesak. Hal ini terjadi pada saat
mereka bekerja dan pada saat selesai bekerja. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran fungsi paru pada pekerja kilang padi di
Kecamatan Porsea.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka menjadi peermasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran fungsi paru pekerja pada kilang padi di
kecamatan Porsea Tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran fungsi paru pada pekerja kilang padi di kecamatan Porsea Taput 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran fungsi paru berdasarkan umur pekerja.
2. Untuk mengetahui gambaran fungsi paru berdasarkan masa kerja pekerja.
3. Untuk mengetahui gambaran fungsi paru berdasarkan penggunaan Alat Pelindung Diri APD pekerja.
4. Untuk mengtahui gambaran fungsi paru berdasarkan riwayat merokok pekerja. 5. Untuk mengetahui gambaran fungsi paru berdasarkan riwayat penyakit pekerja.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pekerja sendiri untuk mengetahui bahaya
gangguan fungsi paru akibat debu padi sehingga terdorong menggunakan alat pelindung diri seperti masker.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemilik kilang padi dalam upaya pemeliharaan
kesehatan bagi pekerja. 3.
Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi Paru 2.1.1. Anatomi Paru
Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm. Pembentukan paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut. Selanjutnya pada Groove ini
terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut Primary Lung Bud. Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi 2 yaitu esophagus dan trakea.
Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronchi dan cabang-cabangnya. Bronchial-tree
terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Ukuran
alveol bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan
somatic berhenti. Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea,
dan paru. Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian, yakni saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan
external, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan
darah didalam kapiler pulmunaris.
Universitas Sumatera Utara