Dalam bentuk unsur atau molekul unsur Gambar 7.2, bilangan

128 Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X Pada contoh soal tersebut, atom N dapat memiliki biloks lebih dari satu, yakni –3 dan +4. Kenyataannya bukan hanya atom N, melainkan banyak atom-atom yang memiliki biloks lebih dari satu, terutama atom- atom unsur transisi dan beberapa atom nonlogam. Bagaimana menentukan biloks atom yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, seperti yang terdapat dalam senyawa poliatom, misalnya FeSO 4 , Fe 2 SO 3 3 , KCrO 3 , dan K 2 Cr 2 O 7 ? Biloks atom dalam senyawa ion poliatom dapat ditentukan dengan mudah jika Anda mengetahui muatan setiap ion. Dalam senyawa FeSO 4 , atom Fe dan S memiliki biloks lebih dari satu sehingga sukar menentukan biloksnya secara langsung. Akan tetapi, jika Anda mengetahui muatan setiap ion, misalnya ion Fe = 2+ dan ion SO 4 = 2– aturan d maka biloks Fe dan S dapat ditentukan. Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian FeSO 4 berikut. FeSO 4 s ⎯⎯ → Fe 2+ aq+SO 4 2– aq Menurut aturan b, biloks ion sama dengan muatannya maka biloks Fe = +2. Biloks S ditentukan dengan cara yang sama seperti pada contoh soal sebelumnya, hasilnya biloks S =+6. Jadi, biloks atom-atom dalam FeSO 4 adalah Fe = +2, S = +6, dan O =–2. Menentukan Bilangan Oksidasi Atom dalam Senyawa Ion Tentukan biloks setiap atom dalam senyawa dan ion berikut: NO 2 , ClO 3 , NH 4 + . Jawab Dalam NO 2 : • Biloks total molekul NO 2 = 0 aturan d • Biloks O dalam NO 2 = –2 aturan c.3 • Biloks N dalam NO 2 = {biloks N + 2biloks O = 0} Jadi, biloks N dalam NO 2 = +4. Dalam ion ClO 3 – : • Biloks total ion ClO 3 – = –1 aturan d • Biloks O dalam ClO 3 – = –2 aturan c.3 • Biloks Cl dalam ClO 3 – = {biloks Cl + 3biloks O = –1} Jadi, biloks Cl dalam ClO 3 – = +5. Dalam ion NH 4 + : • Biloks ion NH 4 + = +1 aturan d • Biloks H dalam NH 4 + = +1 aturan c.4 • Biloks N dalam NH 4 + = {biloks N + 4biloks H= +1} Jadi, biloks N dalam NH 4 + = –3. Menentukan Bilangan Oksidasi Atom dalam Senyawa Poliatom Tentukan biloks atom-atom dalam Fe 2 SO 3 3 . Jawab Muatan ion dalam Fe 2 SO 3 3 adalah Fe 3+ = 3+ dan SO 3 2– = 2– Biloks Fe = +3 aturan 4 Biloks total ion SO 3 2– = –2 aturan 4 Biloks O dalam SO 3 2– = –2 aturan 3.c Biloks S dalam SO 3 2– = {biloks S + 3biloks O = –2}. Jadi, biloks S dalam SO 3 2– = +4. Kata Kunci • Bilangan oksidasi • Muatan ion Contoh 7.4 Contoh 7.5 129 Reaksi Reduksi Oksidasi

2. Reaksi Reduksi Oksidasi dan Bilangan Oksidasi

Bagaimana bilangan oksidasi dapat menjelaskan reaksi redoks? Apa Anda cukup puas dengan konsep transfer elektron? Tinjau reaksi antara SO 2 dan O 2 membentuk SO 3 . Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut. 2SO 2 g + O 2 g ⎯⎯ → 2SO 3 g Jika dikaji berdasarkan konsep pengikatan oksigen maka reaksi tersebut adalah reaksi oksidasi. Jika dikaji berdasarkan transfer elektron maka Anda mungkin akan bingung, mengapa? Pada reaksi tersebut tidak terjadi transfer elektron, tetapi melalui penggunaan bersama pasangan elektron membentuk ikatan kovalen. Oleh karena senyawa SO 3 merupakan senyawa kovalen perhatikan Gambar 7.4 maka reaksi tersebut tidak dapat dijelaskan dengan konsep transfer elektron. Sesungguhnya, banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan transfer elektron maupun dengan pengikatan oksigen, di antaranya: a CO 2 g+4H 2 g ⎯⎯ → CH 4 g + 2H 2 OA b I 2 g+3Cl 2 g ⎯⎯ → 2ICl 3 g c Cus+HNO 3 aq ⎯⎯ → CuNO 3 2 aq+NO 2 g+H 2 OA d Na 2 S 2 O 3 aq+2HClaq ⎯⎯ → 2NaClaq+H 2 OA+SO 2 g+Ss Oleh karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep pengikatan oksigen maupun transfer elektron maka para pakar kimia mengembangkan konsep alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi. Menurut konsep ini, jika dalam reaksi bilangan oksidasi atom meningkat maka atom tersebut mengalami oksidasi. Sebaliknya, jika bilangan oksidasinya turun maka atom tersebut mengalami reduksi. Berdasarkan konsep bilangan oksidasi, apakah reaksi SO 2 dan O 2 tersebut merupakan reaksi redoks? Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui biloks dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi. Biloks dari SO 2 , O 2 , dan SO 3 adalah 0 aturan d. Biloks O dalam SO 2 dan SO 3 = –2 aturan c.3 maka biloks S dalam SO 2 = +4 dan biloks S dalam SO 3 = +6. Secara diagram dapat dinyatakan sebagai berikut. SO 2 + O 2 ⎯⎯ → SO 3 Berdasarkan diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa: a atom S mengalami kenaikan biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa ini disebut oksidasi; b atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi –2, peristiwa ini disebut reduksi. Dengan demikian, reaksi tersebut adalah reaksi redoks. Manakah reduktor dan oksidator pada reaksi di atas? Oleh karena molekul O 2 menyebabkan molekul SO 2 teroksidasi maka molekul O 2 adalah oksidator. Molekul O 2 sendiri mengalami reduksi akibat molekul SO 2 sehingga SO 2 disebut reduktor. Rumus Lewis SO 2 Rumus Lewis SO 3 Gambar 7.4 Rumus struktur lewis SO 2 dan SO 3 Perhatikan reaksi redoks berikut: Sn+4HNO 3 ⎯⎯ → SnO 2 + 4NO 2 +H 2 O Senyawa yang berperan sebagai reduktor adalah .... A. Sn B. HNO 3 C. SnO 2 D. NO 2 E. H 2 O Pembahasan Sn + 4HNO 3 → SnO 2 + 4NO 2 + 2H 2 O Oksidator adalah N Reduktor adalah Sn Jadi, karena Sn menjadikan N mengalami reduksi maka Sn bertindak sebagai reduktor A UMPTN 1999B +5 +4 +4 Oksidasi reduksi Mahir Menjawab +4 +6 –2 130 Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X

3. Tata Nama Senyawa dan Biloks

Pada bab sebelumnya, Anda telah belajar tata nama senyawa biner dan senyawa poliatom. Tata nama tersebut berlaku untuk zat molekuler atau senyawa ion yang mengandung kation hanya memiliki satu harga muatan atau biloks logam golongan IA dan IIA. Untuk kation-kation logam yang memiliki lebih dari satu harga biloks khususnya unsur-unsur transisi, tata namanya ditambah angka romawi dalam tanda kurung yang menunjukkan harga biloks. Angka romawi tersebut tidak terpisahkan dari nama kationnya. Reaksi Disproporsionasi Apa yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi? Reaksi disproporsionasi atau disebut juga reaksi swaredoks adalah suatu reaksi yang mengalami oksidasi dan juga reduksi pada pereaksinya. Contoh: Hidrogen peroksida dipanaskan pada suhu di atas 60°C dan terurai menurut persamaan reaksi berikut: H 2 O 2 A ⎯⎯ → H 2 OA + O 2 g Biloks atom O dalam H 2 O 2 adalah –1 aturan c.3. Setelah terurai berubah menjadi –2 dalam H 2 O dan 0 dalam O 2 . Persamaan kerangkanya: H 2 O 2 l ⎯⎯ → H 2 Ol + O 2 g Oleh karena molekul H 2 O 2 dapat berperan sebagai oksidator dan juga reduktor maka reaksi tersebut dinamakan reaksi disproporsionasi atau reaksi swaredoks. –1 –2 Walaupun biloks yang berubah hanya satu atom dalam molekul, tetapi yang disebut reduktor atau oksidator bukan atomnya, melainkan molekulnya. Eventhough oxidation number changes for only one atom in a molecule, reductor or oxidator is used to mention its molecul not atom itself. Note Catatan Reaksi Redoks Menurut Perubahan Bilangan Oksidasi Tentukan manakah oksidasi dan reduksi serta reduktor dan oksidator pada reaksi berikut: CO 2 g + 4H 2 g ⎯⎯ → CH 4 g + 2H 2 Og Jawab Tentukan biloks setiap atom. Dalam CO 2 , biloks O = –2 dan C = +4. Dalam H 2 , biloks H = 0 Dalam CH 4 , biloks H = +1, dan C = –4 Dalam H 2 O, biloks H = +1 dan O = –2 Atom C mengalami penurunan biloks dari +4 menjadi –4 reduksi dan atom H mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +1 oksidasi. Dalam bentuk diagram dapat dinyatakan sebagai berikut: COg + 4H 2 g ⎯⎯ → CH 4 g + 2H 2 Og Sebagai reduktor adalah molekul H 2 dan sebagai oksidator adalah molekul CO 2 . +4 –4 +1 Contoh 7.6