Pengendalian Pestisida Pestisida Golongan D

194 Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X

C. Kimia dalam Makanan dan Obat-Obatan

Disadari atau tidak, sejumlah zat kimia telah banyak Anda konsumsi baik langsung atau tidak langsung. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara langsung misalnya zat aditif pada makanan. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara tidak langsung misalnya pupuk dan pestisida. Kebanyakan makanan yang diproduksi dalam skala industri biasanya mengandung zat-zat aditif yang ditambahkan langsung kepada makanan. Zat-zat tersebut berguna sebagai penambah aroma, cita rasa, pengawet, maupun pewarna.

1. Zat Aditif pada Makanan

Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas, para ahli kimia berusaha membuat zat aditif makanan. Zat aditif makanan adalah zat kimia yang tidak biasa dimakan secara langsung, tetapi ditambahkan ke dalam makanan untuk menghasilkan sifat dan rasa tertentu, seperti cita rasa, bentuk, aroma, warna, dan tahan lama awet. Oleh sebab itu, pemakaian pestisida perlu dikendalikan guna menghindari masalah-masalah keracunan atau efek samping yang tidak diharapkan. Keracunan dapat terjadi terhadap seseorang jika pestisida termakan atau uapnya terhisap. Dengan demikian, penggunaan pestisida harus selalu mengikuti petunjuk yang benar demi menghindari keracunan terhadap pengguna atau masyarakat umum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika menggunakan pestisida adalah sebagai berikut. a Kenali jenis hama atau penyakit tanaman yang akan dibasmi. b Kenali keunggulan dan kelemahan setiap pestisida yang terpilih. c Ikuti aturan pemakaian pestisida yang terpilih dan pastikan pemakaiannya tidak mengancam lingkungan sekitarnya. Gambar 10.21 Diagram alir pencemaran pestisida Burung pemangsa ikan 10 ppm Ikan darat 2 ppm Ikan laut 20,5 PPm Hewan air invertebrata 0,001 ppm Plankton 0,0003 ppm Tumbuhan air 0,01 ppm Air tanah 0,00001 ppm Air laut 0,0000001 ppm Kerjakanlah di dalam buku latihan. 1. Uraikan secara ringkas perbedaan antara pestisida, insektisida, herbisida, dan fungisida. 2. Mengapa pestisida harus digunakan secara hati-hati? Bagaimana cara mengendalikan penggunaan pestisida yang baik dan aman? Tes Kompetensi Subbab B 195 Kimia Terapan Berbagai zat aditif tradisional sudah sejak dulu digunakan untuk meningkatkan kesempurnaan makanan. Misalnya, makanan dicampur dengan rempah-rempah guna membangkitkan selera makan sebab rempah-rempah dapat meningkatkan cita rasa pada makanan. Dengan berkembangnya berbagai jenis makanan dan teknologi makanan, berkembang pula zat aditif buatan yang diolah secara kimia. Zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan dapat dicampur langsung ke dalam makanan yang sudah diproses atau ketika makanan itu diproses, bahkan ketika makanan siap saji.

a. Pemanis Buatan

Pada mulanya, penggunaan pemanis buatan diberikan kepada konsumen yang menghindari konsumsi gula berkalori tinggi, seperti penderita diabetes dan kegemukan. Seiring dengan berkembangnya konsumsi terhadap makanan, produk makanan kini banyak mengandung pemanis buatan. Pemanis makanan tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula aren kelapa. Pemanis buatan yang diizinkan oleh Depkes Departemen Kesehatan adalah sakarin, aspartam, dan sorbitol. Sakarin adalah senyawa turunan benzena berupa kristal putih yang hampir tidak berbau. Rasa manis sakarin 800 kali dari rasa manis gula tebu. Sakarin ditambahkan ke dalam minuman atau biskuit dengan dosis tidak melebihi 1 g per hari. Aspartam berupa serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Rasa manis aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan gula tebu. Untuk setiap kg berat badan, jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg. Aspartam sangat dianjurkan untuk tidak ditambahkan ke dalam makanan anak-anak, terutama yang sudah mengandung sodium glutamat vetsin. Bahan pemanis lain yang dibolehkan pemakaiannya antara lain adalah siklamat dan sorbitol. Di Amerika Serikat, garam-garam siklamat sudah dilarang penggunaannya sebab berpotensi karsinogen penyebab kanker. Hasil metabolisme siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen.

b. Pengawet Buatan

Penambahan zat pengawet pada makanan berguna untuk melindungi makanan agar tidak cepat membusuk dan dapat bertahan dalam kurun waktu lama tanpa mengurangi nilai gizi maupun rasanya. Jenis bahan pengawet dapat berupa zat organik maupun zat anorganik. Bahan pengawet berperan dalam menghambat proses fermentasi, pengasaman, dan proses penguraian lain akibat adanya mikroorganisme dalam makanan. Bahan-bahan pengawet yang banyak digunakan adalah belerang dioksida, asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, senyawa kalium dan natrium dari nitrat atau nitrit. Kuantitas bahan kimia pengawet yang diizinkan bergantung pada jenis makanan yang diawetkan. Asam benzoat berfungsi mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri. Pemakaian asam benzoat dengan kadar 250 ppm dapat memberikan efek samping berupa alergi. Pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi pada lambung dan saluran pencernaan. Asam propionat dapat digunakan untuk mencegah hama berupa binatang kapang yang menyerang roti dan kue kering, sedangkan asam sorbat digunakan untuk mencegah kapang dalam keju. Kata Kunci • Aspartam • Karsinogen • Sakarin • Siklamat • Sorbitol • Zat aditif COONa Struktur molekul Na–benzoat