Klasifikasi Hidrokarbon Identifikasi dan Klasifikasi Hidrokarbon

145 Hid rokarb on

C. Hidrokarbon Alifatik Jenuh

Berdasarkan jumlah ikatan antara atom karbon, senyawa alifatik dikelompokkan menjadi alifatik jenuh dan tidak jenuh. Pada alifatik jenuh, atom karbon dapat mengikat atom hidrogen secara maksimal. Senyawa yang tergolong alifatik jenuh adalah alkana dan sikloalkana.

1. Struktur dan Sifat Alkana

Senyawa golongan alkana paling sederhana adalah metana CH 4 yang terdiri atas satu atom karbon dan empat atom hidrogen Model molekul pada Gambar 8.3. CH 4 H C H H H Rumus molekul Bentuk struktur Bentuk molekul Struktur molekul alkana yang lebih panjang, seperti etana, propana, butana, dan yang lainnya membentuk rantai yang memanjang. Struktur alkana dan senyawa karbon umumnya biasa dituliskan dalam bentuk rumus struktur yang dimampatkan, seperti empat deret alkana pertama berikut. Gambar 8.2 Bagan penggolongan senyaw a karb on Hidrokarbon Alifatik Siklik Jenuh Tidak jenuh Alkana Alkena Alkuna Alisiklik Aromatik Klasifikasi Hidrokarbon Manakah di antara senyawa karbon berikut yang tergolong hidrokarbon? a. C 4 H 10 butana d. C 2 H 4 O 2 cuka b. C 4 H 10 O butanol e. C 2 H 2 asetilen c. C 4 H 8 siklobutana Jawab Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya mengandung karbon dan hidrogen. Jadi, yang tergolong hidrokarbon adalah a, c, dan e. Contoh 8.3 Klasifikasikan senyawa karbon berikut ke dalam hidrokarbon dan turunan hidrokarbon. a. C 2 H 5 –O–C 2 H 5 dietileter c. CH 3 –CO–CH 3 propanon b. CH 3 –CH 2 –CH 3 propana d. C 2 H 5 –OH etanol Tes Kompetensi Subbab B Kerjakanlah di dalam buku latihan. 109,5° Gambar 8.3 Model m olekul CH 4 146 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas X CH 4 CH 3 –CH 3 CH 3 –CH 2 –CH 3 CH 3 –CH 2 –CH 2 –CH 3 CH 4 metana C 2 H 6 etana C 3 H 8 propana C 4 H 10 butana

a. Deret Homolog

Perhatikan keempat contoh senyawa alkana di atas. Terlihat bahwa dari kiri ke kanan secara berurutan terdapat selisih jumlah gugus –CH 2 –. Etana kelebihan satu gugus –CH 2 – dari metana, propana kelebihan satu gugus –CH 2 – dari etana, dan seterusnya. Jika dalam suatu deret senyawa terdapat selisih jumlah gugus sebanyak –CH 2 – secara berurutan maka senyawa-senyawa tersebut merupakan deret homolog. Deret homolog adalah senyawa-senyawa yang memiliki selisih gugus sebanyak –CH 2 – dari senyawa sebelumnya . Senyawa- senyawa dalam deret homolog memiliki sifat kimia mirip, tetapi sifat- sifat fisika berubah sejalan dengan naiknya massa molekul seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.1. Simak Tabel 8.1, tentu Anda dapat melihat kecenderungan yang teratur antara titik didih dan titik leleh dengan naiknya massa molekul relatif alkana. Dengan demikian, terdapat hubungan antara massa molekul relatif alkana dan sifat-sifat fisikanya. Dengan bertambahnya massa molekul, sifat fisika yang lain seperti wujud zat juga berubah. Pada suhu kamar, empat deret pertama alkana berupa gas, deret berikutnya cair, dan alkana yang lebih tinggi berwujud padat, misalnya aspal dan lilin. Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut. C n H 2n+2 + O 2 g → n CO 2 g + n+1 H 2 Og Metana Etana Propana Butana Pentana Heksana Heptana Oktana Nonana Dekana Nama Senyawa Tabel 8.1 Titik Leleh dan Titik Didih Alkana Rantai Lurus Berdasarkan Deret Homolog Rumus Molekul CH 4 C 2 H 6 C 3 H 8 C 4 H 10 C 5 H 12 C 6 H 14 C 7 H 16 C 8 H 18 C 9 H 20 C 10 H 22 Gas Gas Gas Gas Cair Cair Cair Cair Cair Cair Wujud Zat 16 30 44 58 72 86 100 114 128 142 Massa Molekul –182,5 –183,3 –189,7 –138,4 –139,7 –95,0 –90,6 –56,8 –51,0 –29,7 Titik Leleh °C –164,0 –88,6 –42,1 0,5 36,1 68,9 98,4 124,7 150,8 174,1 Titik Didih °C Simpulkan dengan kalimat Anda sendiri, bagaimanakah hubungan antara massa molekul relatif alkana dan sifat-sifat fisiknya. Kegiatan Inkuiri Kata Kunci • Gugus alkil • Isom er • Tit ik didih • Titik leleh Sumber: Chemistry Zumdahl,1989