Pengajaran Remedial. BBM 1 3 BK DI SD

50 interaksi dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan perilaku tertentu. Prosedur konseling kelompok sama dengan bimbingan kelompok yaitu terdiri dari : 1 tahap pembentukkan; 2 tahap peralihan; 3 tahap kegiatan; dan 4 tahap pengakhiran. Tahap pembentukan temanya pengenalan, pelibatan, dan pemasukan sendiri. Tahap peralihan temanya pembangunan jembatan antara tahap pertama dengan tahap ketiga. Tahap kegiatan temanya kegiatan pencapaian tujuan. Tahap pengakhiran temanya penilaian dan tindak lanjut.

6. Pengajaran Remedial.

Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan murid atau kelompok murid tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memeluhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang tertencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya Abin Syamsuddin Makmun, 1998 : 228. Pengajaran remedial merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan, rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. Strategi dan teknik pengajaran dapat dilakukan secara preventif, kuratif, dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif jika setelah program PBM utama selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada murid tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang 51 akan dipenuhinya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung PBM. Selain dengan pengajaran remedial, bimbingan belajar juga dapat dilakukan oleh guru selama mengajar. Keberhasilan belajar siswa akan lebih memadai apabila guru menerapkan peran bimbingan waktu mengajar Rochman, l988 : 43. Penerapan peran bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya bimbingan lain dalam bentuk membimbing siswa menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing siswa dalam mencapai keberhasilannya dalammencapai tujuan itu. Dalam melaksanakan peranan bimbingannya, baik secara umum maupun dalam PBM, guru sering mengeluh karena tugasnya terlalu melimpah. Sebenarnya, apabila guru lebih memperhatikan siswa dan bukan hanya memperhatikan pelajarannya, guru itu akan menemukan bahwa proses belajar itu lebih penting daripada bahan pelajaran yang diberikannya. Guru akan lebih efektif, apabila memberikan perhatian yang lebih besar kepada proses belajar dan proses perkembangan siswanya. Selanjutnya, apabila hal tersebut telah disadari oleh guru, maka dia akan menyadari pula betapa pentingnya pelayanan bimbingan bagi siswa yang sedang belajar. Guru akan menemukan bahwa pendekatan bimbingan akan meningkatkan efektivitas mengajar.

7. Mengajar bernuansa bimbingan.