Mengajar bernuansa bimbingan. BBM 1 3 BK DI SD

51 akan dipenuhinya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung PBM. Selain dengan pengajaran remedial, bimbingan belajar juga dapat dilakukan oleh guru selama mengajar. Keberhasilan belajar siswa akan lebih memadai apabila guru menerapkan peran bimbingan waktu mengajar Rochman, l988 : 43. Penerapan peran bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya bimbingan lain dalam bentuk membimbing siswa menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing siswa dalam mencapai keberhasilannya dalammencapai tujuan itu. Dalam melaksanakan peranan bimbingannya, baik secara umum maupun dalam PBM, guru sering mengeluh karena tugasnya terlalu melimpah. Sebenarnya, apabila guru lebih memperhatikan siswa dan bukan hanya memperhatikan pelajarannya, guru itu akan menemukan bahwa proses belajar itu lebih penting daripada bahan pelajaran yang diberikannya. Guru akan lebih efektif, apabila memberikan perhatian yang lebih besar kepada proses belajar dan proses perkembangan siswanya. Selanjutnya, apabila hal tersebut telah disadari oleh guru, maka dia akan menyadari pula betapa pentingnya pelayanan bimbingan bagi siswa yang sedang belajar. Guru akan menemukan bahwa pendekatan bimbingan akan meningkatkan efektivitas mengajar.

7. Mengajar bernuansa bimbingan.

Murid akan berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar yang dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata pelajaran yang diberikan, dorongan untuk berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi individu, penyelesaian tugas, merencanakan masa depan, memberikan fasilitas belajar, memberi kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain. Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar adalah a. mengenal dan memahami murid secara mendalam; b. memberikan perlakuan dengan memperhatikan perbedaan individual; c. memperlakukan murid secara manusiawi; 52 d. memberi kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal; dan e. menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-prinsip bernuansa bimbingan tampak sebagai berikut : a. Tecipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan menempatkan murid sebagai subjek pengajaran. b. Adanya arahan orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan proses belajar mengajar. c. Menerima dan memperlakukan murid sebagai individu yang mempunyai harga diri dengan memahami kekurangan, kelebihan dan masalah-masalahnya. d. Mempersiapkan serta menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid. e. Membina hubungan yang dekat dengan murid, menerima murid yang akan berkonsultasi dan meminta bantuan. f. Guru berusaha mempelajari dan memahami murid untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapinya terutama dalam hubungannya dengan bidang studi yang diajarkannya. g. Memberikan bantuan kepada murid yang menghadapi kesulitan, terutama yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya. h. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan karir. i. Memberikan bimbingan kelompok di kelas. j. Membimbing murid agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. k. Memberikan layanan perbaikan bagi murid yang memerlukannya. l. Bekerja sama dengan guru lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh murid. m. Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi. n. Memberikan pelayanan rujukan referal bagi murid yang memiliki kesulitan yang tidak dapat diselesaikannya sendiri. 53

3. Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling