Karakteristik Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

21 memaksa, mengambat, menghalangi, dan atau mempersulit proses perkembangan anak, maka itu bukanlah kegiatan bimbingan. Kedua , tercapainya perkembangan anak yang optimal adalah sasaran akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat merupakan sasaran akhir dari proses pendidikan secara keseluruhan. Ketiga, dalam konteks bimbingan, upaya membantu anak dalam meraih keberhasilan perkembangan anak dilakukan melalui tiga aktivititas pokok sebagai berikut : a. Menyerasikan perlakuan dan lingkungan pendidikan dengan kebutuhan perkembangan anak serta dengan mempertimbangkan tuntutan nilai-nilai keagamaan dan kultural yang dianut. b. Menyelenggarakan layanan untuk mengembangkan berbagai kemampuan dalam keterampilan pribadi-sosial, belajar dan karir anak yang diperlukan untuk keperluan perkembangan dan belajarnya seperti keterampilan belajar, bergaul, menyelesaikan konflik dan sejenisnya. c. Menyelenggarakan layanan intervensi khusus bagi anak yang memerlukan perhatian dan bantuan khusus.

2. Karakteristik Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD menurut Dinkmeyer dan Caldwell 1970:4-5 adalah: a. Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan pentingnya peranan guru dalam fungsi bimbingan. Dengan sistem guru kelas, guru lebih memiliki banyak waktu untuk mengenal anak lebih mendalam, sehingga memiliki peluang untuk menjalin hubungan yang lebih efektif. b. Fokus bimbingan di SD lebih menekankan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang lain. c. Bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD. d. Bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan anak secara unik 22 e. Program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam penerimaan dan pemahaman diri, serta memahami keunggulan dan kelemahan dirinya. f. Program bimbingan di SD hendaknya meyakini bahwa masa usia sekolah dasar merupakan tahapan yang amat penting dalam perkembangan anak. Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan dan konseling di SD dari sudut karakteristik siswa termasuk beberapa keterbatasannya, teknik pemberian layanan, dan jenis pemberian layanan. Menurut Muro dan Kottman 1995:53-54 terdapat enam perbedaan penting yang harus dipertimbangkan konselor dalam mengembangkan program bimbingan di SD, yaitu: a. Konselor memandang bahwa siswa belum memiliki keajegan. Oleh karena itu, konselor belum dapat menciptakan lingkungan belajar secara permanen. b. Beberapa jenis layanan bimbingan tidak langsung kepada siswa, melainkan diluncurkan melalui guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya. c. Kesempatan anak untuk melakukan pilihan masih terbatas. d. Siswa SD memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab dirinya self- responsibility . e. Pengembangan program bimbingan hendaknya berawal dari konsep dasar bimbingan, terutama kepedulian untuk memberikan bantuan kepada siswa sebagai pembelajar. f. Layanan bimbingan di SD kurang menekankan pada penyimpanan data, testing, perencanaan pendidikan, pendekatan yang berorientasi pada pemecahan masalah, dan konseling atau terapi individual. Mencermati karakteristik bimbingan dan konseling di SD, tergambar bahwa intervensi layanan bimbingan di SD lebih banyak dilakukuan melalui orang-orang yang berarti dalam kehidupan anak seperti orang tua dan guru. Kerjasama guru dengan orang tua akan berpengaruh terhadap keberhasilan anak. Oleh karena itu, guru SD memiliki peranan strategis dalam peluncuran layanan bimbingan. 23

3. Fungsi dan Peran Guru Pembimbing di SD