pelapisan tablet dan pemanis buatan rendah kalori Kulkarni et al., 1999. Xilanase dapat juga digunakan dalam proses pembuatan bubur kertas pulping
dan pemutihan bubur kertas bleaching pada industri bubur kertas Horikoshi,
1996. Penerapan xilanase juga dilakukan pada industri ternak untuk mengubah
bahan hemiselulosa menjadi pakan yang dapat diberikan pada hewan nonruminansia Rahmanta, 2003.
Xilanase dibentuk oleh beberapa bakteri Clostridium secara konstitutif, sedangkan bakteri lain sesudah terjadi induksi oleh xilan. Faktor lingkungan
mempengaruhi organisme yang bekerja. Di dalam tanah asam, fungi lebih dominan dalam menguraikan xilan, sedangkan pada tanah netral sampai alkali
yang mendominasi adalah bakteri berbentuk batang, Sporocytophaga dan bakteri lainnya Schlegel Schmidt, 1994.
2.5. Mikrob Selulolitik
Unsur yang paling banyak terdapat pada tanaman adalah selulosa. Jumlah selulosa didalam tanaman tidak pernah tetap, tergantung dari jenis dan umur
tanaman. Jumlah selulosa didalam tanaman akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman tersebut Alexander, 1977. Menurut Schlegel dan
Schmidt 1994, produksi selulosa melampaui semua zat- zat alamiah lainnya. Zat- zat yang menetap di dalam tanah dan sisa-sisa tumbuhan dikembalikan ke dalam
tanah, 40-70 terdiri dari selulosa. Selulosa merupakan komponen dasar dinding sel tumbuhan sebagai penyusun struktur utama sel dan selalu berikatan dengan
polisakarida lain seperti hemiselulosa, pektin dan lignin.
Pada umumya zat ini selalu terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan, zat ini merupakan susunan kristalin yang hidrofil, tidak larut dalam air, zat pelarut
organik, dan tidak dapat larut dalam zat asam atau basa encer. Selulosa ini merupakan senyawa karbohidrat dengan rumus molekul C
6
H
10
O
5 n
. Selulosa adalah polimer karbohidrat yang tersusun atas 8000-12000 unit glukosa dan
dihubungkan oleh ikatan ß-1,4-glikosida Alexander, 1997. Mikrob selulolitik dominan hidup pada daerah pertanian, hutan dan
tanaman yang telah membusuk. Mikrob pengurai selulosa ini terdiri dari kelompok mikrob aerob, bakteri mesofilik anaerob, fungi berfilamen,
Basidiomycetes, bakteri termofilik dan Actinomycetes. Fungi yang sangat berperan penting dalam penguraian selulosa antara lain Aspergillus, Chaetomium,
Curvularia, Fusarium, Memnoneilla, Phoma, Thielvia, dan Trichoderma. Mikrob tersebut sangat berperan nyata pada tanah-tanah humid. Sedangkan bakteri dari
kelompok Cytophaga dan Sporocytophaga lebih dominan pada daerah semiarid Alexander, 1977. Menurut Schlegel dan Schmidt 1994, pada kondisi aerob
fungi mempunyai peran yang nyata pada penguraian selulosa. Fungi membuktikan lebih unggul daripada bakteri, terutama pada tanah masam misalnya jenis-jenis
dari Fusarium dan Chaetomium. Kemampuan tumbuh pada selulosa sebagai substrat, rupanya juga banyak
tersebar diantara bakteri-bakteri aerob, yang hampir dapat disebut “omnivor”. Beberapa diantaranya hanya memakai selulosa kalau tidak ada sumber karbon
lainnya Schlegel Schmidt, 1994. Pada kondisi anaerob, selulosa diuraikan oleh Clostridium yang bersifat
mesofil dan termofil. Clostridium thermocellum yang termofil tumbuh dalam
larutan biak sintesis sederhana dengan selulosa atau selubiosa sebagai substrat dan garam-garam amonium sebagai sumber nitrogen Schlegel Schmidt, 1994.
2.6. Bakteri Pereduksi Sulfat