sludge. Nilai pH campuran sludge bubur kertas dengan tanah bekas tambang batubara tergolong netral-alkalin sehingga pada kisaran pH tersebut merupakan
kondisi lingkungan yang optimum untuk pertumbuhan bakteri Situmorang Sudadi, 2001.
Analisis sludge bubur kertas yang dilakukan oleh Maulana 2005, menunjukkan bahwa sludge mengandung komponen yang diperlukan untuk
pemupukan. Disamping mengandung unsur N, P dan C organik, sludge juga mengandung unsur-unsur Ca, Mg, K, Na, Cu, Mn, Zn, dan Fe. Sludge bubur
kertas memiliki pH 8,87, KTK dan kandungan C-Organik tinggi 28,28 me100g dan 4,38, N-total tergolong sedang, tetapi ketersediaan P rendah, kelarutan
sulfat berada pada kategori sedang, dan ketersediaan basa-basa yang tinggi Tabel lampiran 2.
4.2.2 Total Fungi
Pola yang sama juga ditunjukkan oleh pertumb uhan fungi, yaitu terjadinya penurunan populasi fungi seiring dengan bertambahnya waktu inkubasi Gambar
6. Disamping dengan semakin berkurangnya jumlah oksigen didalam sampel, faktor pH juga sangat mempengaruhi pertumbuhan mikrob tersebut. Sampel yang
digunakan dalam isolasi ini mempunyai nilai pH yang tergolong netral Gambar 10 sedangkan fungi dominan pada lingkungan dengan kondisi relatif masam =
5. Aerasi yang buruk akibat penggenangan akan sangat menekan pertumbuhan fungi dibandingkan pertumbuhan bakteri. Penelitian di Jepang juga menyebutkan
bahwa bakteri dominan dalam tanah yang tergenang, sedangkan fungi lebih banyak pada lahan kering Situmorang Sudadi, 2001.
10 20
30 40
50 60
5 10
15 Waktu Inkubasi hari
Populasi 10
5
Total fungi
Gambar 6 Dinamika Populasi Total Fungi Selama Waktu Inkubasi
4.2.3 Mikrob Selulolitik
Selulosa merupakan unsur pokok karbon yang terbanyak dari tanaman dan ketersediaannya yang melimpah di alam. Unsur-unsur yang terdapat pada selulosa
yaitu terdiri dari C, H dan O dengan rumus molekul C
6
H
10
O
5 n.
10 20
30 40
50 60
5 10
15 Waktu Inkubasi hari
populasi 10
5
Mikrob Selulolitik
Gambar 7 Dinamika Populasi Mikrob Selulolitik Selama Waktu Inkubasi
Pada Gambar 7 terlihat selama waktu inkubasi jumlah mikrob pengurai selulosa semakin lama semakin menurun. Menurunnya populasi mikrob pengurai
selulosa ini dikarenakan kondisi lingkungan yang reduktif. Kandungan oksigen pada kondisi reduktif semakin lama semakin rendah sedangkan didalam sludge
terjadi persaingan kebutuhan oksigen antara mikrob sehingga populasi mikrob pengurai selulosa semakin berkurang. Beberapa jenis fungi yang sangat berperan
penting dalam penguraian selulosa yaitu dari jenis Aspergilus, Chaetomium, Curvularia, Fusarium, Memnoniella, Phoma, Thielavia, Trichoderma, sedangkan
kelompok bakteri yang dominan dalam penguraian selulosa yaitu Cytophaga dan Sporocytophaga Alexander, 1977.
Mikrob selulolitik berfungsi untuk menguraikan selulosa menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam
tanah dan dapat tersedia bagi tanaman. Selulosa merupakan unsur yang relatif lebih sulit untuk diuraikan dibandingkan xilan karena gugus polimernya yang
panjang dibandingkan xilan. Sludge bubur kertas mempunyai kandungan C-organik yang tinggi
4,38 Maulana, 2005. Mikrob pendegradasi selulosa dapat memanfaatkan C- organik yang melimpah tersebut sebagai sumber karbon dalam metabolismenya
dan mendukung pertumbuhan mikro tersebut.
4.2.4 Mikrob Pendegradasi Xilan