2.3 Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup dan Sengketa
Lingkungan Hidup
Masalah pencemaran adalah suatu masalah yang merupakan akibat daripada suatu masalah lingkungan yang lebih mendasar yaitu cara
pengelolaan lingkungan hidup yang tidak terencana dan tidak terpadu. Masalah pencemaran lingkungan erat kaitannya dengan aktivitas
pembangunan yang dilakukan manusia, antara lain karena : a.
Kegiatan industri dalam bentuk limbah yang berupa zat buangan yang berbahaya seperti logam berat, zat radioaktif dan lainnya.
b. Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya perusakan instalasi,
kebocoran, rusaknya lahan bekas penambangan. c.
Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, kebisingan kendaraan bermotor, transportasi laut berupa tumpahan kapal tanker.
d. Kegiatan pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian pestisida dan
obat pertanian lainnya. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, menjelaskan perilaku manusia dapat menimbulkan kerugian atau dampak negatif bagi lingkungan dapat
dikategorikan dalam 2 bentuk, yaitu pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan hidup menurut Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 Pasal 1 ayat 14 adalah “masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, danatau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan
”. Dari definisi tersebut unsur-unsur pencemaran adalah :
1. Masuk atau dimasukkannya zat, energy, danatau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup, baik disengaja maupun tidak yang berbahaya dan mengakibatkan berubahnya tatanan lingkungan hidup,
2. Adanya kegiatan manusia,
3. Mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan dan berkurangnya atau
tidak dapat berfungsinya lingkungan sesuai peruntukannya. Sedang pengertian perusakan lingkungan menurut Pasal 1 ayat 17
UUPPLH adalah “Perubahan langsung danatau tidak langsung terhadap sifat
fisik, kimia, danatau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
”. Definisi tersebut memberikan uraian unsur sebagai berikut :
1. Adanya perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
sifat fisik, kimia, dan hayati lingkungan, 2.
Berkurang atau turunnya fungsi lingkungan dalam menunjang kehidupan. Uraian penjelasan Undang-undang diatas menyatakan bahwa pencemar
lingkungan hidup adalah dikaitkan dengan siapa yang melakukan pencemaran terhadap lingkungan hidup. Dari ketentuan pasal Undang-
undang pengelolaan lingkungan hidup dapat ditarik kesimpulan bahwa pencemaran dapat terjadi karena akibat perbuatan manusia.
Pengertian diatas memberikan definisi yang jelas bahwa pelaku pencemaran adalah manusia dalam kegiatannya. Namun pencemaran
lingkungan tidak selalu karena ulah manusia. Alam juga dapat menjadi pengaruh dalam pencemaran lingkungan hidup, seperti terjadinya bencana
alam. Sedangkan yang dapat menimbulkan sengketa adalah pencemaran yang terjadi karena ulah manusia. Pencemar bisa dilakukan oleh orang-seorang,
kelompok atau badan hukum, sedang penderita bisa orang seorang atau publik.
Masalah lingkungan yang berkembang menjadi perselisihan lingkungan, memang harus diselesaikan secara bijak dan perlu pemahaman diantara kedua
pihak akan arti penting lingkungan. Masalah lingkungan pada dasarnya adalah masalah jangka panjang. Pembuangan zat cemar ke lingkungan tidak
seketika menimbulkan pencemaran lingkungan. Dalam hal terjadi proses yang kadang membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk terjadinya suatu
pencemaran. Proses yang lama dalam terjadinya pencemaran merupakan salah satu faktor yang menyulitkan dalam mengidentifikasi suatu pencemaran
seperti kapan mulai terjadi pencemaran, bahan apa saja yang mencemari lingkungan serta pihak mana yang melakukan pecemaran. Hal tersebut
menyulitkan aparat dalam menyelesaiakan suatu masalah sengketa lingkungan.
Pasal 1 ayat 25 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 menyebutkan bahwa “Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau
lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi danatau telah berdampak
pada lingkungan hidup ”. Timbulnya pencemaran lingkungan yang
berkembang menjadi sengketa lingkungan hidup, apabila ada pihak yang menderita atau korban merasa dirugikan karena adanya pencemaran
lingkungan yang diakibatkan dari suatu kegiatan oleh siapapun baik sengaja maupun tidak. Pencemaran lingkungan tidak selalu menjadi sengketa
lingkungan. Sengketa lingkungan itu timbul apabila ada pihak yang merasa dirugikan menggugat atas hak-hak lingkungannya yang terganggu atas suatu
kegiatan yang mencemari lingkungan.
2.4 Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Upaya Penegakan