c. Faktor penguat, faktor yang memperkuat atau mendorong perilaku. Kadang-
kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya Notoatmodjo, 2010.
Faktor-faktor pendorong Reinforcing factors, Menurut Green 1980 faktor pendorong atau penguat adalah mereka yang mendukung untuk
menentukan tindakan kesehatan. Faktor pendorong tentu saja bervariasi tergantung pada tujuan dan jenis program. Dalam program pendidikan kesehatan,
sebagai contoh, penguatan dapat diberikan oleh rekan kerja, supervisor, pimpinan serikat buruh dan keluarga. Faktor
– faktor pendorong meliputi faktor teman, orang tua, dan petugas kesehatan.
1. Teman
Pada hakekatnya manusia disamping sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial yang dituntut adanya saling berhubungan antara sesama
dalam kehidupannya. Individu dalam kelompok sebaya peer group merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainnya seperti dibidang usia, kebutuhan dan
tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu. Menurut Andi Mappiare 1982 “kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja
belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan an ggota keluarganya”.
Pendapat lain dikemukakan oleh St.Vembriarto 1993 “kelompok teman sebaya berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-
persamaan dalam berbagai aspeknya”. Menurut St.Vembriarto 1993 ada beberapa pokok dalam pengertian teman sebaya:
Universitas Sumatera Utara
1. Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan diantara
anggotanya intim. 2.
Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu-individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi social. Istilah kelompok
dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja. Perkembangan teman sebaya dengan pengaruh yang cukup kuat
merupakan hal penting dalam masa-masa remaja. Pada kelompok teman sebaya untuk pertama kalinya remaja menerapkan prinsip-prinsip hidup bersama dan
bekerja sama. Jalinan yang kuat itu terbentuk norma, niali-nilai dan simbol-simbol tersendiri yang lain dibandingkan dengan apa yang ada di rumah mereka masing-
masing. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok teman sebaya sangat berpengaruh terhadap citra diri remaja. Remaja menjadi lebih dekat dengan teman
sebayanya, karena mereka menganggap bahwa teman sebaya dapat memahami keinginannya sehingga mereka ingin menghabiskan waktunya dengan teman-
temannya. Remaja dalam bergaul dengan teman sebaya merasa diberi status dan memperoleh simpati.
2. Orang tua
Kedekatan anak dengan orangtuanya pada beberapa menit pertama dan beberapa jam setelah lahir, secara meyakinkan mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan dan perilaku anak tersebut. Komunikasi antara anak dan orangtua terbentuk saat orangtua mengendong bayinya dengan lembut dan penuh cinta.
Dalam gendongan orangtua, anak merasakan rasa aman seperti yang dirasakannya selama di dalam kandungan.
Universitas Sumatera Utara
Pada usia 2 tahun terjadi proses identifikasi yaitu proses mengadopsi sifat, sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat, sikap dan pandangannya
sendiri. Anak akan melakukan segala sesuatu dengan cara menirunya. Orangtua akan menjadi contoh dan panutan untuk ditiru. Tugas sebagai panutan ini akan
lebih sulit jika orangtua mengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu menghabiskan waktu untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah
terlanjur terikat dengan perilakunya. Oleh karena itu, pada masa ini perlu ketegasan orangtua untuk membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang
positif. Usia ini adalah saat paling baik untuk mulai mengajarkan anak menggunakan sikat gigi.
Orangtua sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ayah mempunyai peran yang besar dalam keluarga yaitu sebagai pencari nafkah
bagi keluarga, bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bukan hanya kebutuhan materil, namun
juga kebutuhan psikologi. Ibu juga mempunyai peran yang besar dalam merawat anak terutama karena ibu lebih banyak menghabiskan waktu bersama anaknya.
Ayah, seperti yang dikatakan ahli World Health Organization, menyatakan bahwa perawatan anak adalah hal yang sama pentingnya dengan
pekerjaannya. Seorang ayah harus aktif dan setara dalam memberikan kontribusi ke semua aspek rumah tangga dan perawatan anak. Sering kali, ayah menunda
untuk merawat anaknya sampai anaknya tumbuh lebih besar. Jika seperti ini maka ayah kehilangan waktu berharga bersama anaknya dan istri menjadi ahli mengurus
anak sementara ayahnya masih berencana menun da “fathering” peran ayah.
Universitas Sumatera Utara
Ayah mungkin tidak akan merawat anak seperti yang dilakukan ibu, namun ayah tetap dapat ikut ambil bagian dalam merawat dan mengikuti tumbuh kembang
anak. Peran ayah dalam merawat anak dapat apa saja, misalnya dengan menemani anak bermain, mengawasi anak melakukan sesuatu hal baru, menyediakan
kebutuhan-kebutuhan anak, mengobati ketika anak terluka atau sakit, dan sebagainya.
Dalam merawat anaknya orangtua harus memperhatikan pemeliharaan kesehatan anak. Dalam memelihara kesehatan anak, orangtua perlu pengetahuan
tentang kesehatan anak sehingga dapat membantunya menghadapi berbagai kemungkinan gejala yang akan timbul pada anaknya.
Untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, orangtua perlu mengetahui berbagai hal tentang kesehatan gigi dan mulut. Dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut orangtua perlu mengajari anaknya cara menyikat gigi sedini mungkin, usia yang paling baik untuk mengajari anak menyikat gigi adalah
usia 2 tahun. Setelah anak diajarkan untuk menyikat gigi sebaiknya orangtua mengawasi anak ketika menyikat giginya apakah sudah dibersihkan dengan baik
dan benar. Untuk menyikat gigi, orangtua harus menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya dengan anak dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Edukasi
tentang pemeliharaan kesehatan gigi pun sebaiknya diberikan kepada anak, seberapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, menyikat gigi dilakukan
minimal dua kali sehari yaitu pagi hari sebelum sarapan dan sebelum tidur malam, dan memberitahukan kepada anak tentang makanan-makanan yang dapat merusak
gigi dan apa tindakan atau upaya orangtua dalam menyiasati agar anak tidak
Universitas Sumatera Utara
terlalu sering mengonsumsi makanan-makanan tersebut, dan membiasakan anak untuk menyukai sayuran dan buah-buahan untuk mendukung pertumbuhan tulang
dan gigi anak. Orangtua perlu membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa gigi dan mulut anak sejak dini yaitu mulai usia 2 tahun, dan bukan membawa
anak ke dokter gigi hanya karena ada keluhan. Anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi secara rutin, 6 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan
gigi dan merawatnya jika diperlukan. Orangtua juga harus dapat aktif memeriksa gigi dan mulut anak misalnya melihat adanya gigi yang berlubang, karang gigi,
gigi yang goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal gigi tumbuh berlapis, gigi berjejal, dan lainnya.
3. Petugas Kesehatan