2800 3200
3600 4000
4400 4800
5200 5600
86 88
90 92
94 96
98 00
02 04
06 AK
Gambar 4.4 Tenaga Kerja Tahun 1986 – 2007 Berdasarkan perkembangan angkatan kerja di atas diketahui bahwa terjadi
peningkatan terhadap jumlah angkatan kerja di Sumatera Utara selama tahun 1986- 2007. Kenaikan angkatan kerja disebabkan adanya pertumbuhan penduduk sedangkan
penurunan angkatan kerja disebabkan adanya peralihan struktur penduduk yang masuk dalam angkatan kerja.
4.8. Belanja Daerah Pembangunan
Belanja Daerah pembangunan adalah pengeluaran modal yang dilakukan oleh daerah Sumatera Utara dalam satuan juta Rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Belanja Daerah Pembangunan Sumatera Utara Tahun 1986 sd 2007 Tahun
Belaja Daerah Pembangunan Juta Rp
Pertumbuhan 1986
26219 -
1987 31037
31.04
1988 36348
18.38
1989 44674
17.11
1990 48476
22.91
1991 43516
8.51
1992 91319
-10.23
1993 123959
109.85
1994 230947
35.74
1995 266143
86.31
1996 314032
15.24
1997 332998
17.99
1998 15125
6.04
1999 203442
-95.46
2000 70572
1245.07
2001 152569
-65.31
2002 745188
116.19
2003 166013
388.43
2004 234055
-77.72
2005 156340
40.99
2006 375043
-33.20
2007 763672
139.89 103.62
Sumber : BPS Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000 800000
86 88
90 92
94 96
98 00
02 04
06 BDP
Gambar 4.5 Belanja Daerah 1986 - 2007
Berdasarkan grafik di atas diketahui perkembangan belanja daerah pembangunan Sumatera Utara. Pada umumnya terjadi fluktuasi nilai belanja daerah,
dimana peningkatan terbesar terjadi akibat adanya kebutuhan akan dana pembangunan baik sarana maupun prasarana di Sumatera Utara yang membutuhkan
dana lebih banyak sedangkan penurunan belanja daerah pembangunan disebabkan turunnya kebutuhan dana pembangunan akibat kekurangan dana kas di pemerintah
daerah.
4.9. Inflasi
Tingkat inflasi INF. Data inflasi diambil dari indikator Ekonomi yang diterbitkan BPS, dalam edisi tahunan. Nilai inflasi ini diperhitungkan dalam bentuk
persen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Inflasi di Sumatera Utara Tahun 1986 sd 2007 Tahun
Inflasi Pertumbuhan 1986
5.66 -
1987 8.83
55.49
1988 8.2
56.01
1989 6.3
-7.13
1990 7.56
-23.17
1991 8.99
20.00
1992 9.52
18.92
1993 11.27
5.90
1994 4.43
18.38
1995 8.83
-60.69
1996 6.66
99.32
1997 9.9
-24.58
1998 79.01
48.65
1999 1.68
698.08
2000 5.9
-97.87
2001 15.5
251.19
2002 9.49
162.71
2003 4.46
-38.77
2004 6.64
-53.00
2005 22.91
48.88
2006 5.97
245.03
2007 6.42
-73.94 7.54
Sumber : BPS Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
10 20
30 40
50 60
70 80
86 88
90 92
94 96
98 00
02 04
06 INF
Gambar 4.6 Inflasi 1986 - 2007 Jika ditelusuri dari 4 kota inflasi di Sumatera Utara, inflasi tertinggi terjadi di
Kota Medan yaitu sebesar 22,91 persen, diikuti oleh Sibolga sebesar 22,39 persen, Pematang Siantar inflasi 19,67 persen. Sementara Kota Padang Sidempuan
mengalami inflasi terendah dibandingkan kota lainnya, yaitu sebesar 18,47 persen. Berdarkan gambar di atas diketahui bahwa inflasi di Sumatera Utara cenderung
mengalami fluktuasi. Inflasi yang paling tinggi terjadi tahun 1998 mencapai lebih dari 79,1 sedangkan inflasi yang paling rendah terjadi tahun 1999 mencapai 1,69.
Tingginya inflasi pada tahun 1998 disebabkan adanya pengaruh krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997. Dimana kondisi ekonomi yang melemahkan sektor keuangan
dan menurunkan nilai tukar rupiah menyebabkan turunnya nilai tukar dan meningkatnya harga-harga secara terus-menerus. Rendahnya inflasi akibat
membaiknya kondisi ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
4.10. Suku Bunga Kredit