Pelaksanaan ·
Melaksanakan skenario pembelajaran yang sudah direncanakan pada siklus II
Pengamatan ·
Melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan, dengan
memakai lembar observasi siswa untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
Refleksi ·
Melakukan tes evaluasi siklus II ·
Menganalisis data-data observasi, evaluasi yang sudah dilakukan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada siswa dan suasana kelas
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dalm penelitian. Instrumen penelitian
dalam penelitian ini meliputi: soal tes, dan lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model Group Investigation. Soal tes dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa atau pemahaman yang telah diserap untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan
lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation.
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menyusun instrumen penelitian yang berupa tes. Tes ini dilakukan kepada siswa setelah
selesai dilakukan tindakan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah dilakukan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation.
3.5 Analisis Hasil Instrumen Tes
Perangkat tes yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba bertujuan untuk menganalisis tentang
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir-butir soal yang akan digunakan.
Untuk mengetahui apakah perangkat tes yang digunakan memenuhi kriteria diatas, tes tersebut di uji cobakan. Subjek yang digunakan untuk uji coba
adalah kelas XI-3 karena kelas tersebut telah memperoleh materi yang sama dan yang tidak dijadikan sample penelitian.
3.5.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2010:173. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud Arikunto, 2002:145.
Dalam perangkat tes ini digunakan perhitungan validitas itembutir. Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi point biserial berikut :
Arikunto, 2002:252 Keterangan :
r
pbis
= Angka indeks korelasi ponit biserial M
p
= Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal M
t =
Rata-rata skor total S
t =
Standar deviasi skor total P
= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal q
= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal Harga
r
pbis
yang diperoleh dari tiap-tiap item kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi point biserial dengan taraf signifikan 5 dengan n 40 =
0,312. jika harga
r
pbis
r
tabel,
maka item tersebut dikatakan valid Arikunto, 2002:252.
Hasil perhitungan validitas menunjukkan bahwa
r
pbis
= 0,505
.
Pada instrumen uji coba menunjukkan bahwa tidak semua soal termasuk dalam kategori
soal valid. Butir soal yang tergolong valid dan tidak valid dapat dilihat dalam tabel berikut :
q p
S M
M r
t t
p pbis
- =
Tabel 3.2 Hasil perhitungan validitas instrumen Kriteria
Valid Invalid
No. Soal
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38,
39, 40, 41, 42, 43, 44, 45 4,
22, 26, 37
Jumlah 41
4
Dari tabel diatas diketahui soal valid ada 41 soal, dan tidak valid ada 4soal. Soal yang valid dapat digunakan dan yang tidak valid dapat dibuang yakni soal
no 4, 22, 26 dan 37. Tes evaluasi dalam penelitian ini hanya menggunakan 40 soal, oleh karena itu 1 soal valid tidak digunakan dan dipilih soal no 8 yang tidak
digunakan karena indikatornya sudah terwakili soal lainnya . Hasil perhitungan validitas dapat dilihat dalam lampiran 8 halaman 94.
3.5.2 Reliabilitas
Suatu soal dapat dikatakan reliabel dapat dipercaya jika mampu megungkapkan data secara meyakinkan atau dapat dipercaya. Reliabilitas adalah
konsistensi kemantapan pengukuran dalam jangka waktu tertentu. Reliabilitas instrumen dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
÷ ø
ö ç
è æ
- -
÷ ø
ö ç
è æ
= kVt
M Mk
1 1
- k
k r
11
Keterangan :
r
11
= Reliabilitas Instrumen k
= Banyaknya butir soal M
= Rata-rata skor total Vt
= Varians total Pada taraf signifikan 5 dengan n 40 = 0,312 jika
r
11
r
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan perhitungan
reliabilitas lampiran 8 halaman 96 yakni
r
11
= 0,879,
r
tabel
= 0,312 , maka
r
11
r
tabel
jadi instrumen tersebut dapat dikatan reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti tabel berikut :
Tabel 3.3 Hasil peritungan reliabilitas instrumen Instrumen
N
r
tabel
r
11
Kriteria Soal tes
40 0,312
0,879 Reliabel
3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal berhubungan dengan seberapa mudah atau sukarnya butir soal bagi siswa pada umumnya Arikunto, 2002:208. Untuk
tingkat kesukaran soal ini dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan : IK
= Indeks kesukaran
B A
B A
JS JS
JB JB
IK +
+ =
JB
A
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB
B
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS
A
= Banyaknya siswa pada kelompok atas JS
B
= Banyaknya siswa pada kelompok bawah Tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
0,00 IK 0.30 = Sukar 0,30 IK 0,70 = Sedang
0,70 IK 1,00 = Mudah Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal lampiran 8 halaman
97 diperoleh hasil soal dengan kriteria sukar terdapat 11 butir soal, 30 butir soal dengan kriteria sedang dan 5 butir soal dengan kriteria mudah, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat seperti tabel berikut : Tabel 3.4 Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen
Kriteria soal No butir soal
Jumlah Sukar
4, 5, 6, 17, 18, 20, 22, 25, 34, 37, 38 11
Sedang 1, 2, 3, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19,
21, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45
30
Mudah 8, 13, 26, 27
4
3.5.4 Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dan siswa yang bodoh atau
berkemampuan rendah Arikunto, 2002:213. Langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan daya pembeda
adalah sebagai berikut : a.
Menyusun skor tes tertinggi dari yang tertinggi sampai terendah b.
Membagi subjek uji coba menjadi 2 kelompok sama besar c.
Menghitung jumlah jawaban benar dari kelompok atas dan kelompok bawah
d. Menghitung daya pembeda dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : D
: Daya pembeda B
A
: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas B
B
:Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas J
A
: Banyaknya siswa pada kelompok atas J
B
: Banyaknya siswa pada kelompok atas Daya pembeda dapat diklasifikasikan menjadi :
0,00 DP 0,20 = Jelek 0,20 DP 0,40 = Cukup
0,40 DP 0,70 = Baik 0,70 DP 1,00 = Sangat baik
B B
A A
J B
J B
D -
=
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal lampiran 8 halaman 98 diperoleh hasil soal dengan kriteria jelek terdapat 4 butir soal, 26 butir soal
dengan kriteria cukup, 15 butir soal dengan kriteria baik, dan tidak terdapat soal yang mempunyai kriteria sangat baik untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti
tabel berikut : Tabel 3.5 Hasil perhitungan daya pembeda instrumen
Kriteria soal No butir soal
Jumlah Jelek
4, 22, 26, 37 4
Cukup 3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13,16, 17,
18, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 41, 43, 45
26
Baik 1, 2, 5, 9, 14, 15, 24, 29, 31, 33,
35, 39, 40, 42, 44 15
Sangat baik
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode mencari data tentang hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,
agenda dan lain sebagainya Arikunto, 2002:206. Metode ini digunakan untuk memerlukan data-data awal sebelum penelitian seperti hasil ulangan siswa, daftar
nama siswa, serta digunakan dokumentasi saat proses pembelajaran dilakukan.
3.6.2 Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2002:128. Tes ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, bentuk tes
yang digunakan adalah tes bentuk pilihan ganda. Tes ini dilakukan pada akhir siklus sebagai bahan evaluasi siswa dan untuk mengukur hasil belajar siswa.
3.6.3 Metode Pengamatan Observasi
Metode pengamatan digunakan untuk mengamati siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar yang berlangsung untuk mengetahui seberapa besar
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diteliti dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar
siswa sesudah tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Data awal yaitu hasil belajar dan presentase ketuntasan belajar yang diperoleh dari data nilai ulangan harian yang dibuat oleh guru kelas.
2. Data aktivitas siswa yang dilihat dari kerjasama siswa dalam kelompok,
keaktifan siswa dalam mencari tahu pada teman atau guru tentang hal-hal yang tidak dimengerti, respon positif terhadap siswa yang melakukan
presentasi, bertanya, memberi tanggapan dan menyanggah, siswa dapat mengikuti dan menerima penggunaan model pembelajaran GI dengan
terbuka dan
mampu mengemukakan
pendapat, siswa
mampu menyimpulkan dan meringkas materi diakhir pelajaran.
3. Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan pada setiap akhir
siklus I dan II, digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai siswa dari sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation GI. Adapun rumus yang digunakan adalah :
1 Menghitung rata-rata nilai
Menurut sudjana 1999:109, nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus:
Keterangan : = Nilai rata-rata
= Jumlah nilai seluruh siswa n
= Jumlah siswa 2
Menghitung ketuntasan belajar Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus teknik analisis
deskripif Ali, 1993:136. Persentase
Keterangan : Persentase = Tingkat persentase yang dicapai
n = Jumlah siswa tuntas
N = Jumlah seluruh nilai
3 Menghitung data tentang nilai belajar kognitif siswa
Meurut Slameto 2003:198 dapat di hitung dengan rumus : Nilai
4 Menghitung data hasil observasi
Data hasil observasi untuk menilai keaktifan siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai Sudjana, 2005:133
Dalam menilai aktivitas siswa dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan skala 1 sampai dengan 4. Dengan demikian jika dalam
penelitian ini ada 5 aspek yang harus diamati, maka skor maksimum 20 dan skor minimum 5. Apabila dalam penelitian aktivitas siswa dibagi
menjadi 4 kategori maka penentuan kriteria dapat dilakukan sebagai berikut :
Skor terendah = 1 x 5 = 5 Skor tertinggi = 4 x 5 = 20
Jarak = 20
No Skor
Persentase Kriteria
1 2
3 4
5
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Demak pada bulan Juli
hingga bulan Agustus 2011. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui tahapan siklus I dan siklus II, setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran, setiap jam pelajarannya terdiri atas 45 menit. Hasil penelitian ini terdiri atas hasil tes dan non tes. Hasil tes berupa hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan bentuk-bentuk pasar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Hasil penilaian non tes
berupa akivitas siswa melalui hasil observasi selama proses pembelajaran.
4.1.1 Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa adalah kondisi siswa sebelum sikus atau sebelum dilaksanakannya tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe GI. Kondisi awal siswa diperoleh dari data hasil tes ulangan harian terakhir pada mata pelajaran Ekonomi yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran
dimana model pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode ceramah. Hasil tes ulangan harian ini dibutuhkan untuk mengetahui tingkat
kemampuan kognitif siswa sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, serta sebagai acuan refleksi awal untuk menentukan perencanaan tindakan kelas.