2.3 Pembelajaran
Menurut Rusyan dalam Supardini 2007:13, pembelajaran berasal dari kata belajar, yang diartikan sebagai
juga dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek psikomotor seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar
dengan peserta didik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil
belajar yang optimal.
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nurhadi 2004:112 pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar, sehingga pembelajaran kooperatif ini dapat menciptakan masyarakat
belajar yang saling bekerja sama untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permasalahan.
Pembelajaran kooperatif adalah aktifitas belajar kelompok yang teratur sehingga ketergantungan pembelajaran pada struktur sosial pertukaran informasi
antara anggota dalam kelompok dan tiap anggota bertanggungjawab untuk kelompoknya dan dirinya sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajar
lainnya Kessler, 1992: 8.
Pembelajaran kooperatif juga dapat diartikan dalam konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pemebelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud
Suprijono, 2010:54. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif kompak-partisipatif, tiap anggota kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang, siswa heterogen kemampuan, gender, karekter, guru sebagai
kontrol dan fasilitator, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi,
pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
Keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif Sanjaya, 2006:247- 248. Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
diantaranya: a.
Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir
sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkap ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. Strategi pembelajaan kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang
lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif
terhadap sekolah. f.
Melalui strategi pembelajaran kooperaif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa siswa membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
g. Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata riil. h.
Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses
pendidikan jangka panjang.
Adapun kelemahan dari pembelajaran kooperatif diantaranya: a.
Untuk memahami dan mengerti filosofi strategi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara
otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan
merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam
kelompok. b.
Ciri utama dari strategi pembelajaran kelompok adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka di
bandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
dicapai oleh siswa. c.
Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kelompok didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d. Keberhasilan strategi pembelajaran kelompok dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali
penerapan strategi ini. e.
Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya
didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui strategi pembelajaran kelompok selain siswa belajar bekerjasama,
siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi pembelajaran kelompok memang bukan
pekerjaan yang mudah. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif antara lain:
a. Saling ketergantungan positif dimana siswa berkelompok saling bekerja sama
dan mereka manyadari bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. b.
Tanggung jawab perseorangan dimana setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk belajar dan mengemukakan pendapatnya sebagai
sumbang saran dalam kelompok. c.
Tatap muka. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi. Sehingga tiap anggota kelompok dapat saling menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. d.
Komunikasi antar anggota. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan
mereka untuk mengutarakan pendapat. e.
Evaluasi antar kelompok pengajaran perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Lie, 2004:30.
2.5 Group Investigation GI